Mengonsumsi aspirin secara rutin mungkin merupakan tindakan yang lebih banyak mengandung bahaya daripada manfaatnya, demikian satu studi baru oleh para ilmuwan Inggris.

Para peneliti mendapati bahwa resiko pendarahan akibat mengonsumsi aspirin sangat besar sehingga penggunaan rutin obat tersebut oleh orang yang sehat tak dapat didukung, kendati mereka tak mempersoalkan penggunaannya oleh pasien dengan sejarah gangguan pembuluh darah.

Hasil dari studi 'Aspirin for Asymptomatic Atherosclerosis (AAA)' memberi tambahan pada perdebatan lama mengenai apakah potensi bahaya dari mengkonsumsi aspirin dapat mengalahkan manfaatnya dalam mengurangi resiko pembekuan darah.

"Kami tahu banyak pasien dengan gejala penyakit pembuluh darah, seperti angina, serangan jantung atau stroke, dapat mengurangi risiko gangguan lebih lanjut dengan mengkonsumsi dosis kecil aspirin setiap hari," kata Profesor Peter Weissberg, Direktur Medis di Yayasan Jantung Inggris, yang membantu mendanai penelitian tersebut.[break]

"Temuan studi ini sesuai dengan saran kami saat ini bahwa orang yang tak memiliki gejala atau didiagnosis menderita penyakit pembuluh darah atau jantung tak boleh mengkonsumsi aspirin, karena risiko pendarahan mungkin lebih besar daripada manfaatnya," katanya. Studi tersebut dipimpin oleh Profesor Gerry Fowkes dari 'Wolfson Unit for Prevention of Peripheral Vascular Diseases' di Edinburgh, Skotlandia, dan disajikan di "European Society of Cardiology Congress" di Barcelona, Minggu (31/08).

Studi melibatkan 3.350 laki-laki dan perempuan yang berusia 50 sampai 75 tahun. Pembuluh darah di kaki semua orang itu membengkak, tapi mereka tak memiliki gejala sakit jantung atau sejarah serangan jantung. Mereka setiap hari diberi dosis 100 miligram aspirin atau pengganti dan dipantau selama delapan tahun.

Meskipun tak ada perbedaan dalam jumlah serangan jantung, stroke dan peristiwa lain yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah, pendarahan besar terjadi pada 2% kelompok yang diberi aspirin dibandingkan dengan hanya 1,2% kelompok yang diberi pengganti.

Jadi konsultasikan dengan dokter ahli yang terpercaya sebelum Anda memutuskan untuk mengonsumsi aspirin.