Saat ini tuntutan untuk bersaing di dunia yang semakin dinamis dan berkembang membuat orang tua berlomba-lomba untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak sejak dini. Pihak sekolah, baik Playgroup ataupun Taman Kanak-Kanak (TK) pun dituntut untuk memberikan kurikulum yang dapat mengembangkan berbagai potens yang dimiliki oleh anak, sehingga tidak jarang ditemukan anak dibebani dengan tugas yang cukup rumit saat berada di Playgorup. Hal ini dilakukan agar ia lebih siap untuk masuk ke Taman Kanak-Kanak.

Pada dasarnya seorang anak baru dituntut untuk menjalani pendidikan secara formal pada usia 5 – tahun (usia SD). Sedangkan pendidikan Taan Kanak-Kanak adalah masa dimana anak dipersiapakan untuk bisa mengikuti pendidikan formalnya kelak, sehingga kegiatan yang dilakukan lebih berbentuk permainan. Namun demikian saat ini seringkali ditemukan bahwa beberapa sekolah TK melakukan seleksi bagi calon muridnya. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan siap untuk sekolah dan apa saja ciri-cirinya ?

Secara konfensional, batasan kesiapan sekolah lebih berkaitan dengan aspek akademis dimana anak dianggap siap untuk sekolah jika secara kognitif ia diperkirakan akan mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dalam pendidikan formal di taman Kanak-Kanak. Jika dikaji lebih dalam maka kesiapan sekolah memiliki aspek yang lebih luas dengan melibatkan banyak aspek.

Hal-hal yang menentukan kesiapan sekolah seorang anak masuk Taman kanak-Kanak, antara lain :

Kemampuan motorik.
Aspek ini meliputi pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan berkaitan dengan kondisi motorik, seperti kemampuan untuk menggunakan otot-ototnya untuk melakukan gerakan motorik kasar (seperti melompat, berlari) maupun gerakan motorik halus (seperti menggunting, memegang pensil atau mengambil benda yang berukuran kecil).

Kemampuan sosial-emosional.
Aspek ini mengarah pada kemampuan anak untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain. Kemampuan adaptasi terhadap lingkungannya maupun keterampilan sosial, seperti kemampuan untuk memahami keinginan lain dan saling bekerjasama. Termasuk juga aspek emosional yaitu kemampuan untuk mengenali kebutuhan diri, mengenali emosi orang lain serta kemampuan untuk memahami maupun mengekspresikan perasaannya sendiri.

Kemampuan bahasa
Aspek ini meliputi bahasa verbal, seperti kemampuan mendengarkan, berbicara dan perbendahaan kata yang dimiliki sehingga memudahkannya untuk memahami instruksi yang diberikan oleh guru ataupun berkomunikasi dengan orang lain.

Kemampuan kognitif
Aspek ini berkaitan dengan keteraturan anak dalam berpikir, pemahaman tentang konsep dasar, seperti kesamaan, perbedaan, angka, wana, letak, dsb, sehingga memudahkannya untuk memahami pelajaran yang diberikan.

Ketergantungan pada orang tua.
Kemandirian yang ditampilkan oleh anak akan ikut berperan dalam menentukan kesiapan anak untuk bersekolah. Sejauh mana seorang anak masih tergantung pada orang tuanya. Apakah seorang anak membutuhkan pendampingan orang tua dan bisa digantikan oleh pihak otoritas lain, dalam hal ini tokoh guru.

Kemandirian anak
Aspek ini mengacu pada kemampuan dan keberanian untuk dapat menentukan sendiri kegiatan yang ingin dilakukan. Pada dasarnya pada usia 3 tahun anak sudah mulai lebih mandiri dan tahu apa yang ingin dilakukannya. Selain itu perlu dilihat apakan anak ragu-ragu, takut-takut atau justru yakin pada apa yang ingin dilakukannya.

Kemampuan untuk mengerjakan tugas
Hal ini berkaitan dengan kemampuan konsentrasi, rentang perhatian, keuletannya dalam bekerja, kemauan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan batas kemampuan anak.

Alat sederhana yang dapat digunakan untuk mengetahui kesiapan anak untuk berskolah di Taman Kanak-Kanak adalah dengan melakukan observasi terhadap apa yang sudah bisa dilakukan oleh anak. Orang tua pun dapat mengetahui secara umum kemampuan anaknya. Secara umum kemampuan yang harus dimiliki oleh anak adalah Mengetahui konsep dasar, seperti warna, letak, ukuran (lebih besar lebih kecil)

1. Mengenal beberapa huruf besar
2. Mengenal angka 1 – 10
3. Menulis nama panggilan dengan jelas
4. Menggambar dengan menirukan bentuk tertentu
5. Dapat menghitung benda satu demi satu
6. Bermain dengan kooperatif


Pada lima tahun kehidupan, kemampuan anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sangatlah besar. Tercapainya perkembangan yang optimal memang berkaitan erat dengan stimulasi yang diberikan oleh lingkungannya. Keluarga sebagai pihak yang terdekat dan paling besar memberikan pengaruh pada anak merupakan tempat yang paling banyak berperan dalam memberikan stimulasi tersebut. Oleh sebab itu sudah sewajarnya jika seluruh anggota keluarga ikut terlibat dalam memberikan stimulasi yang dapat beragam sehingga potensi yang dimliki anak berkembang secara optimal. Dengan demikian anak pun lebih siap untuk menjalani masa sekolahnya.