Apakah Anakku Autis?
oleh Seseorang, 2 May 2012, 10:28 AM
Putra keduaku berusia 16 bulan, namun ada tanda- tanda antara lain:
1) Belum bisa mengucapkan sepatahkatapun dan ia jarang bersuara, kecuali menangis.
2) Tidak merespon ketika dipanggil namanya, namun akan merespon dari suara yang menarik di TV
3) Merespon beberapa lagu yanng sering saya nyanyikan dengan cara bertepuk tangan sebentar
4) Ia sudah berjalan semenjak usia 11 bulan, namun sampai sekarang cara jalannya belum imbang, masih sering limbung kanan kiri
5) Merespon senyum ketika diajak bercanda, main cilukba dll
6) Tidak melakukan kontak mata
7) Tidak melakukan komunikasi non verbal seperti menunjuk ssuatu yang dinginkan, lambai tangan perpisahan, jabat tangan dll.
8) Menangis ketika apa yang dipegang diambil si kakak
9) Tersenyum ketika melihat tayangan/ film kartun.
Semenjak kecil ia memang lebih banyak menonton TV daripada bermain dengan saya, karena si kakak juga masih usia 2 tahun dan lagi masa- masa aktifnya, jadi saya lebih cenderung sibuk beraktivitas dengan si kakak.
Apakah si Adik menderita autis?
Ada beberapa orang mengatakan jika si kakak terlalu aktif dan banyak bicara maka si adik cenderung pendiam. benarkah itu? soalnya si kakak anak yang aktif dan lancar komunikasi. di usia 2.5 th si kakak sudah bisa komunikasi lengkap dan tidak cadel, membaca tulisan dengan lancar , bercerita seperti layaknya anak usia 5 tahunan. karena itu saya sangat khawatir terhadap si Adik yang perkembangannya sangat jauh dari si kakak. Mohon bantuannya trims......
Ada 2 komentar pada diskusi ini
2 May 2012, 13:44 PM
Masalah anak yg seperti itu jgn terlalu lama dibiarkan,kecurigaan Bunda masuk akal dilihat dari ciri2 perkembangan dedeny,sebaikny Bunda ajak si kecil k DSA (DokterSpesialisAnak),untuk mengetahuiny secara jelas,nti bila memang benar si kecil mengalami autis bs langsung dirujuk k Pusat2 Pelayanan Kesehatan Anak seperti yg dibilang Bunda Tanty atau munk nti ada saran lainny dari DSA ny sendiri..,saya brharap mg dedeny selalu sehat n baik2 aj y Bunda..
2 May 2012, 11:30 AM
secara garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil. Schizophrenia juga merupakan gangguan buy meds online without prescription yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri: berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.
Tetapi, ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autis pada penderita Schizophrenia dan penyandang Autis Infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang Autis Infantil terdapat kegagalan perkembangan.
Gejala Autis Infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.
Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak,digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 (InternationalClassification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic andStatistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autis Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.
Kriteria tersebut adalah:
Untuk hasil diagnosa, diperlukan total 6 gejala (atau lebih) dari
no. (1), (2), dan (3), termasuk setidaknya 2 gejala dari no. (1) dan
masing-masing 1 gejala dari no. (2) dan (3).
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini:Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:
kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-
gerik kurang tertuju.
Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. – Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang
lain).
Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang
timbal balik.
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus adasatu dari gejala-gejala di bawah ini:
Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang.Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi.
Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala di bawah ini:
Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam
bidang:
a. interaksi sosial,
b. bicara dan berbahasa,
c. cara bermain yang monoton, kurang variatif.
Autis bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan
Disintegratif Masa Kanak. Namun, kemungkinan kesalahan diagnosis
selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan
karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan
autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau
hiperaktivitas.
Autis memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari
berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, di
Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini
dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, dimana
penyandang autis ditangani secara lebih serius, persentase
kesembuhannya lebih besar.
Bila Anda membutuhkan informasi yang lebih detail tentang autis,
silakan menghubungi alamat di bawah ini:
- Pusat Pelayanan Gangguan Perkembangan Anak Fakultas Psikologi
(P2GPA) Unika Soegijapranata Jl. Imam Bonjol 186 A, Semarang 50132
Telp. (024) 554613
- Perkumpulan Orangtua Pembina Anak Autistik (POPAA)
Jl. Erlangga Tengah III/34, Semarang
Telp. (024) 313083
- Yayasan Autisma Indonesia
Jl. Buncit Raya No. 55, Jakarta Pusat
Telp. (021) 7971945 – 7991355
semoga membantu ya bun :)