Sekitar setengah hingga satu persen kehamilan mengalami hidramnion.



Dalam rahim, janin berada dalam sebuah kantung cairan yang disebut sebagai air ketuban atau air amnion. Dalam cairan ini janin tinggal selama sembilan bulan.
Air ketuban berfungsi sangat penting bagi janin, antara lain:

1. Pelindung janin dari trauma dan infeksi.
2. Tempat janin untuk mendapatkan Oksigen.
3. Tempat janin untuk mendapatkan cadangan cairan.
4. Tempat janin untuk mendapatkan sumber nutrisi.

Air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion yang sudah ada sejak awal kehamilan. Jumlah cairan terus meningkat sesuai dengan perkembangan usia kehamilan. Jumlah air ketuban pada usia kehamilan 10 hingga 20 minggu adalah sekitar 50 hingga 250 ml. Memasuki usia kehamilan 30 hingga 40 minggu, jumlah air ketuban telah mencapai 500 hingga 1500 ml. Selain mengandung cairan, air ketuban juga mengandung kandungan protein.

Hidramnion disebut juga sebagai polihidramnion merupakan suatu kondisi di mana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal.
Hidramnion dibagi menjadi dua, yaitu:

Hidramnion akut

Dikatakan hidramnion akut karena penambahan air ketuban terjadi dalam beberapa hari secara mendadak. Umumnya hal ini dialami oleh Ibu yang hamil kembar.

Hidramnion kronis

Dikatakan hidramnion kronis karena peningkatan jumlah air ketuban terjadi pada usia kehamilan tua dan terjadi secara perlahan. Hidramnion kronis paling sering terjadi dibandingkan dengan hidramnion akut.

Penyebab hidramnion:

1. Penyakit pada Ibu hamil seperti Diabetes, sakit ginjal, ataupun sakit jantung. Gula darah Ibu yang meningkat akan meningkatkan gula darah janin.
2. Kelainan tulang belakang yang terbuka, kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak adanya sebagian atau keseluruhan tulang tengkorak bagian belakang dan belahan otak kecil, sumbing, atau tumor pada leher janin sehingga membuat kerongkongan janin menyempit dan janin sulit menelan air ketuban.
3. Gangguan pada sistem pencernaan Ibu.
4. Tumor yang tumbuh pada ari-ari.
5. Terjadi kehamilan kembar, di mana salah satu janin memiliki jantung yang lebih besar sehingga membuat janin menghasilkan lebih banyak urin dan jumlah air ketuban menjadi lebih banyak.