informasitips.com – Hamil anggur adalah jonjot-jonjot korion yang berubah menjadi gelembung-gelembung kecil berisi cairan dan menyerupai buah anggur atau mata ikan. Kelainan bersifat jinak. Hamil anggur lebih banyak terjadi pada perempuan Asia dibanding perempuan barat, pada usia reproduktif (15-45 tahun), dan pada ibu yang pernah melahirkan.

Penyebab hamil anggur ini belum diketahui secara pasti. Hanya ada beberapa faktor predisposisi yang diduga menyebabkan kelainan tersebut seperti kelainan sel telur yang sebenarnya telah mati, kelainan sistem kekebalan tubuh pada trofoblas (bagian sel telur yang telah dibuahi), keadaan sosio-ekonomi yang rendah, memiliki banyak anak, kekurangan protein, dan infeksi virus tertentu.

Kehamilan anggur ini dapat dilihat dari tanda gejalanya, yaitu:

Mual-muntah berlebih. Hal ini disebabkan produksi HCG yang lebih banyak daripada kehamilan normal.
Perdarahan pada jalan lahir yang disertai gelembung. Adanya gelembung yang keluar dari vagina merupakan tanda pasti kehamilan anggur. Warna darah tengguli tua atau kecoklatan.
Rahim membesar lebih dari usia kehamilan. Pembentukan gelembung cenderung lebih cepat daripada pertumbuhan janin pada kehamilan normal.

Pengertian Hamil Anggur
Terkadang ibu merasakan gejala keracunan kehamilan seperti pusing, hipertensi, dan bengkak.
Muka pasien terlihat pucat dan berwarna kuning. Wajah ini terlihat khas yang disebut muka mola.
Pemeriksa tidak dapat meraba bagian-bagian janin atau ballottement. Hal ini disebabkan hanya ada gelembung-gelembung cairan dalam rahim ibu.
Ibu tidak merasakan adanya gerakan janin meskipun usia kehamilan sudah lebih dari 20 minggu.
Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin dengan pemeriksaan Doppler. Terkadang yang terdengar justru bunyi bising, namun bukan bising usus.
Pada pemeriksaan dalam rahim teraba lembek, tidak ada bagian-bagian janin, dan ada perdarahan pada serviks.
Pada pemeriksaan dengan USG terlihat seperti badai salju dan tidak terlihat adanya janin.
Pada pemeriksaan foto rotgen tidak menampakkan adanya tulang-tulang janin.

Semua tanda gejala hamil anggur diatas dapat menjadi data untuk memastikan diagnosa. Pasien hamil anggur ini perlu pengawasan khusus karena bisa syok akibat perdarahan yang berulang. Selain itu, gelembung-gelembung yang tadinya bersifat jinak bisa berubah menjadi tumor ganas apabila tidak segera ditangani. Sebanyak 18-20% penderita hamil anggur berubah menjadi penderita tumor ganas.

Penanganan pertama yang harus dilakukan pada pasien dengan hamil anggur adalah menilai keadaan umumnya. Apabila terjadi syok, maka perbaikan keadaan umum melalui pemberian cairan infus dan transfusi darah harus segera dilakukan.

Setelah keadaan umum ibu membaik, maka penanganan diteruskan dengan tindakan bedah sederhana untuk mengeluarkan gelembung-gelembung dalam rahim. Selama proses medis berlangsung, pasien tetap diberi cairan infus dan persiapan transfusi.

Terapi yang diberikan biasanya adalah antibiotik, tambah darah, obat nyeri, atau sitostatika untuk menghentikan perdarahan. Apabila hamil anggur sangat beresiko (terlalu besar, memiliki banyak anak, dan usia lebih dari 30 tahun), maka dilakukan pengangkatan rahim.

Ibu yang baru saja mengalami hamil anggur disarankan untuk menunda kehamilan hingga keadaan rahim benar-benar sembuh. Setelah penanganan bedah selesai, biasanya terjadi beberapa luka pada dinding rahim. Jika terjadi kehamilan, maka kandungan ibu akan bermasalah. Gunakan kontrasepsi yang sesuai hingga dokter menyatakan kandungan ibu benar-benar pulih.