Anakku Suka Merusak Mainan

Beberapa orang tua merasa kesal menyaksikan anaknya sepertinya hobi merusak barang. Mainan mobil-mobilan yang baru dibeli dirusak dengan menabrak-nabrakkannya ke tembok. Begitu juga dengan robot yang bisa bergerak dan mengeluarkan lagu, langsung rusak karena dicemplungkan ke dalam air. Sepertinya, tidak ada mainan yang aman dijamahnya. Hari ini beli besok rusak.

Salah satu karakteristik Anak adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang baru dikenalnya.Pola pikir anak masih perseptual dan imajinatif, apa yang dilakukan anak masih berkutat pada persepsinya sendiri dan imajinasinya sangat kental. Sebagian besar anak yang kreatif cenderung memanfaatkan apa saja yang dilihatnya untuk obyek eksperimen. Termasuk merusak mainan bagi anak adalah kegiatan eksperimen.
Oleh karenanya, agar proses kreatifnya ini tidak terhambat perkembangannya, beberapa hal perlu dilakukan orang tua terhadap anak yang memiliki hobby merusak mainan ini.
Nah, bagaimana sih cara mengatasi anak agar Anak Tidak Merusak Mainan tetapi tidak menghambat proses kreatifnya, berikut ini tipsnya:

a. Arahkan anak kita agar selalu minta ijin saat meminjam mainan milik temannya dan mengucapkan terima kasih bila hendak mengembalikannya. Selain itu pada saat meminjam mainan milik teman, maka anak berkewajiban menjaganya.
b. Tanamkan kebiasaan bahwa saat meminjam barang teman dalam kondisi baik, maka baik pula kondisinya saat mengembalikannya.
c. Menumbuhkan kepedulian atau rasa memiliki terhadap barang-barang pribadinya, sehingga muncul sikap perhatian dan ingin merawatnya dengan baik.
d. Menunjukkan perbandingan antara mainan yang telah rusak dan mainan baru. Beri kesempatan anak untuk memilih dan tanyakan perasaan anak saat bermain dengan mainan yang baru dibeli yang kondisinya masih baik serta bagiamana pula gambaran perasaannya saat ’dipaksa’ main dengan mainan yang telah rusak dan usang.
e. Membelikan mainan terutama mobil-mobilan yang memang bisa dibongkar pasang sebagai bentuk mewadahi aksi kreatif anak kita. Ajarkan cara membongkarnya dan memasangnya kembali.
f. Biasakan agar anak mengambil dan mengembalikan mainan ke tempat semula sebagai bentuk mengembangkan sikap disiplin.
g. Membangun rasa tanggung jawab anak atas perilakunya. Mengganti mainan yang rusak adalah bentuk tanggung jawab, tetapi penekanannya pada tanggung jawab mandiri. Misalnya anak harus mengambil tabungannya sendiri untuk mengganti mainan milik teman yang telah dirusaknya.

Beberapa orang tua merasa kesal menyaksikan anaknya sepertinya hobi merusak barang. Mainan mobil-mobilan yang baru dibeli dirusak dengan menabrak-nabrakkannya ke tembok. Begitu juga dengan robot yang bisa bergerak dan mengeluarkan lagu, langsung rusak karena dicemplungkan ke dalam air. Sepertinya, tidak ada mainan yang aman dijamahnya. Hari ini beli besok rusak.

Salah satu karakteristik Anak adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang baru dikenalnya.Pola pikir anak masih perseptual dan imajinatif, apa yang dilakukan anak masih berkutat pada persepsinya sendiri dan imajinasinya sangat kental. Sebagian besar anak yang kreatif cenderung memanfaatkan apa saja yang dilihatnya untuk obyek eksperimen. Termasuk merusak mainan bagi anak adalah kegiatan eksperimen.

Oleh karenanya, agar proses kreatifnya ini tidak terhambat perkembangannya, beberapa hal perlu dilakukan orang tua terhadap anak yang memiliki hobby merusak mainan ini

Nah, bagaimana sih cara mengatasi anak agar Anak Tidak Merusak Mainan tetapi tidak menghambat proses kreatifnya, berikut ini tipsnya:

a. Arahkan anak kita agar selalu minta ijin saat meminjam mainan milik temannya dan mengucapkan terima kasih bila hendak mengembalikannya. Selain itu pada saat meminjam mainan milik teman, maka anak berkewajiban menjaganya.

b. Tanamkan kebiasaan bahwa saat meminjam barang teman dalam kondisi baik, maka baik pula kondisinya saat mengembalikannya.

c. Menumbuhkan kepedulian atau rasa memiliki terhadap barang-barang pribadinya, sehingga muncul sikap perhatian dan ingin merawatnya dengan baik.

d. Menunjukkan perbandingan antara mainan yang telah rusak dan mainan baru. Beri kesempatan anak untuk memilih dan tanyakan perasaan anak saat bermain dengan mainan yang baru dibeli yang kondisinya masih baik serta bagiamana pula gambaran perasaannya saat ’dipaksa’ main dengan mainan yang telah rusak dan usang.

e. Membelikan mainan terutama mobil-mobilan yang memang bisa dibongkar pasang sebagai bentuk mewadahi aksi kreatif anak kita. Ajarkan cara membongkarnya dan memasangnya kembali.

f. Biasakan agar anak mengambil dan mengembalikan mainan ke tempat semula sebagai bentuk mengembangkan sikap disiplin.

g. Membangun rasa tanggung jawab anak atas perilakunya. Mengganti mainan yang rusak adalah bentuk tanggung jawab, tetapi penekanannya pada tanggung jawab mandiri. Misalnya anak harus mengambil tabungannya sendiri untuk mengganti mainan milik teman yang telah dirusaknya.