Anak penyandang autis memiliki kebutuhan khusus yang berbeda dengan anak biasa dalam mental, kemampuan sensorik, kemampuan komunikasi dan tingkah lakunya. Peneliti kini bahkan mengungkapkan bahwa anak autis memiliki kemampuan untuk melihat gerakan 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan anak normal seusia mereka.

Para peneliti ini berpendapat bahwa hipersensitifitas ini mungkin bisa menjadi penyebab berbagai gangguan yang seringkali dihadapi oleh anak autis. Seperti diketahui, anak dengan autisme umumnya sering berespons terhadap cahaya terang dan suara yang terlampau keras, seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (12/5/2013).

"Kita sering berpikir bahwa autisme merupakan masalah sosial karena anak dengan autisme biasanya bermasalah dalam bersosialisasi. Namun kita justru mengabaikan bahwa apa yang mereka alami ada sebabnya," ungkap Duje Tadin, salam satu peneliti dan asisten profesor ilmu otak dan kognitif di University of Rochester.

Sebelumnya telah ditemukan bahwa anak dengan autisme memiliki kemampuan visual yang lebih terhadap objek diam, namun penelitian terkini telah menemukan hubungan anak autis dengan objek yang bergerak.

Penelitian ini dilakukan dengan responden yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok dengan 20 anak autis dan kelompok dengan 26 anak yang tumbuh kembangnya biasa. Mereka semua berusia 8-17 tahun. Mereka kemudian diminta untuk melihat sebuah video bar hitam putih yang bergerak singkat.

Seluruh responden ini diminta untuk menunjukkan ke arah mana bar tersebut menuju, kanan atau kiri. Setiap kali responden menunjuk ke arah yang benar, klip video berikutnya menjadi lebih pendek dan sulit. Sebaliknya, jika salah akan menjadi lebih lambat dan mudah dilihat. Dengan cara ini peneliti dapat mengukur seberapa cepat mereka dapat melihat gerakan objek ini.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa kelompok anak autis memiliki kinerja 2 kali lebih baik dibandingkan dengan kelompok lainnya. Bahkan, kinerja terburuk di kelompok anak autis kurang lebih sama dengan rata-rata kinerja kelompok tanpa autisme.

"Hal ini secara dramatis menunjukkan bahwa kemampuan otak anak autis untuk melihat gerakan sangat sensitif. Otak mereka terus-menerus menanggapi gerakan objek yang mereka lihat di sekitarnya," ujar Tadin.

Peningkatan ini juga sama dengan yang ditemukan pada epilepsi. Bahkan, seperti diketahui sepertiga dari anak dengan autisme juga mengalami epilepsi. Otak mereka menjadi sangat tanggap terhadap suara, rasa, sentuhan, dan rangsangan lain.

Untuk itu, jika orang atau anak di sekitar Anda menyandang autisme, mulai saat ini bisa dipahami mengapa mereka cenderung memiliki respons yang berlebihan terhadap hal-hal tersebut. Ini karena kemampuan mereka yang terlalu peka terhadap gerakan, seperti diungkapkan oleh hasil penelitian yang sudah dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience ini.