Anak Yang Gemuk Sehatkah?

Hampir semua orangtua menginginkan anak batitanya tumbuh sehat dan montok. Orang tua melakukan berbagai cara untuk itu, mulai dari pemilihan susu hingga pemberian makanan tambahan lainnya. Bahkan ada pula yang menjejalinya dengan berbagai macam vitamin agar nafsu makannya bertambah.

Memiliki batita bertubuh montok memang membanggakan. Bukan saja ia tampak lucu, akan tetapi anak montok gemuk akan tampak menggemaskan. Namun apakah semua itu dapat menjadi jaminan bahwa fisiknya juga sehat? Ternyata tubuh yang montok gemuk itu belum tentu sehat. Bahkan jika tubuh batita terlalu gemuk, bisa menghambat aktivitasnya.

Anak yang gemuk pada umumnya memiliki berat badan yang melebihi ambang batas grafik pertambahan barat badan. Secara umum disebabkan oleh karena mereka memiliki pola makan dengan porsi yang berlebihan dan asupan gizi yang tidak seimbang. Kondisi ini akan diperparah oleh perilaku anak yang kurang aktivitas atau malas bergerak. Karena anak dengan bobot berlebih biasanya merasa berat untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang membutuhkan kelincahan, seperti: berlari, menaiki tangga, melompat, juga berjalan pada suatu titian yang membutuhkan keseimbangan.

Selain menghambat aktivitas, kelebihan berat badan juga bisa berdampak terganggunya fungsi organ-organ tubuh. Meskipun kejadian ini tidak dialami oleh semua batita yang memiliki kelebihan berat, tetapi tidak sedikit pula yang mengalami sesak nafas atau asma. Hal lain yang mengkhawatirkan yaitu apabila kelebihan berat badan ternyata juga menghambat perkembangan motorik anak.

Nah, untuk mengetahui seberapa besar kelebihan berat yang dialami anak dapat dihitung dengan melakukan perbandingan antara berat badan dengan tinggi badannya. Dikatakan ringan, apabila berat badan dibandingkan dengan tinggi badan mencapai 120 hingga 135%. Sedangkan jika berat badan dibandingkan dengan tinggi badannya mencapai 150 hingga 200%, maka dikatakan over/berat.

Meski demikian anak yang gemuk tidak dianjurkan melakukan diet. Susupun masih boleh diberikan demi kesempurnaan asupan gizinya. Karena jika diet diberlakukan pada anak bisa-bisa bukannya memiliki penurunan berat badan tapi malah timbul penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem pencernaannya. Pemberian stimulasi aktivitas serta pengaturan pola makan akan lebih baik daripada mengurangi pola makannya.

Sebetulnya pemberian stimulasi bisa dilakukan tidak jauh berbeda dengan anak-anak yang tidak memiliki masalah dengan kelebihan berat badan. Hanya saja intensitasnya yang harus lebih sering. Mengajaknya berjalan pada pagi hari, bermain sambil berlari, berolah raga adalah salah satu bentuk aktivitas fisik yang banyak membakar kalori juga dapat menyehatkan badan.

Untuk pengaturan pola makannya kurangi pemberian makanan yang mengandung lemah tinggi dan perbanyak asupan buah dan sayur-sayuran. Dengan stimulasi dan pengaturan pola makan yang seimbang, maka anak akan memiliki tubuh yang padat berisi atau ideal serta sehat. Keep it!