Anda dan suami pasti punya konsep gender yang sudah tertanam sejak kecil, tentang bagaimana seharusnya anak laki-laki dan perempuan berperilaku.

BOLA ATAU BONEKA, MOBIL-MOBILAN, ATAU MASAK-MASAKAN?
Anda dan suami pasti punya konsep gender yang sudah tertanam sejak kecil, tentang bagaimana seharusnya anak laki-laki dan perempuan berperilaku. Wajar saja ketika anak Anda bermain dengan mainan yang tidak 'biasa' untuk gender-nya.

SEJAK BELUM LAHIR
Menurut DR. Rosemini, psikolog, orang tua memiliki pengaruh besar dalam pembentukan konsep gender pada anak-anak. Tanpa disadari, Anda sudah memperlakukan anak perempuan dan laki-laki dengan berbeda sejak Anda tahu jenis kelaminnya bahkan sebelum ia lahir. Misalnya, Anda menyiapkan baju biru untuk bayi laki-laki dan baju pink untuk bayi perempuan. Padahal, anak itu perlu dipaparkan kepada segala warna sehingga nantinya ia dapat menentukan sendiri apa warna kesukaannya.

Semakin anak tumbuh besar, orang tua akan semakin membeda-bedakan perlakuan dengan pilihan mainan dan tugas-tugas rumah. Para ayah cenderung mengajak anak laki-lakinya mencuci mobil dan menyuruh anak perempuan ikut ibunya ke dapur. "Ini adalah pengaruh budaya kita sebagai orang Asia. Sebetulnya, sekarang ini banyak koki laki-laki yang seksualitasnya normal dan banyak juga supir bus perempuan yang tetap feminin," tambah DR. Rosemini.

MEMANG BEDA
Secara psikologis, anak laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan perilaku yang berbeda dikarenakan penggunaan bagian otak yang berbeda. Anak laki-laki lebih banyak menggunakan sisi kanan otak (sisi praktis) yang membuatnya cenderung aktif secara fisik dan agresif dalam berinteraksi. Penelitian menunjukkan bahwa sejak lahir sudah ada perbedaan perilaku. Bayi perempuan lebih responsif terhadap lingkungan sosial, mereka lebih dapat mengenali wajah dan cepat akrab, sedangkan bayi laki-laki, untuk membedakan antara wajah orang dengan mainan saja sulit.

"Dari cara anak-anak playgroup bermain, terlihat bahwa mereka sudah dibeda-bedakan secara gender," kata Dr. Jane Spicer, psikolog. "Anak laki-laki lebih aktif, kompetitif, dan lebih senang bermain dalam grup besar. Anak perempuan memilih bermain berdua, tidak selalu ingin menang, dan lebih menikmati proses permainan daripada mendapatkan hasil akhir."

HARUS BAGAIMANA?
Jadi apa yang harus Anda lakukan ketika menemukan anak laki-laki Anda bermain boneka dan anak perempuan Anda berdandan ala koboi? "Jangan lakukan apa-apa," kata Dr. Spicer. "Bereksperimen dengan segala bentuk permainan adalah bagian dari masa tumbuh kembang anak. Ia harus bermain macam-macam permainan untuk mengenal dunia dan belajar mengenai peran gendernya dan orang lain."


Dewasa ini, peran perempuan dan laki-laki lebih samar. Sudah banyak laki-laki yang ikut berperan dalam tugas rumah tangga dan lebih banyak lagi perempuan yang berkiprah dalam karier. DR. Rosemini mengatakan, kalau Anda ingin anak berada dalam jalur peran gender yang benar, berikan penjelasan dengan jujur dan gamblang mengenai perbedaan fisik dan fungsi laki-laki dan perempuan.


MAIN BONEKA, MENYAPU, DAN MEMASAK!
"Sejak umur lima bulan, Raul suka sekali main boneka. Ia biasa menggendong, memeluk, dan mencium boneka Teddy-nya. Tidak hanya di rumah, tetapi di manapun ia melihat boneka, ia akan langsung berteriak girang dan memeluk boneka dengan gemas. Kalau sedang di supermarket, ia selalu memaksa saya ke lorong yang ada bonekanya dan ia hafal lorong yang mana itu! Karena saya dan ayahnya sama-sama bekerja, Raul lebih banyak diasuh neneknya. Jadilah ia banyak meniru aktivitas neneknya. Ia memakai sepatu hak tinggi, menyapu halaman, dan main masak-masakan dengan peralatan masak betulan yang ia ambil sendiri di lemari dapur. Ia juga punya kebiasaan beberes. Kalau ada barang tercecer, ia dengan inisiatif membuangnya ke tong sampah, termasuk handphone! Kalau ada teman yang bertamu ke rumah dan melihat Raul bermain, pasti berkomentar miring, 'Ih, anak laki-laki kok main boneka?' Wah, mereka tidak tahu saja, di rumah saya, tidak ada diskriminasi gender. Ayah saya biasa memasak dan menyetrika. Suami saya juga selalu membantu saya menganti diaper dan mencuci baju anak-anak. Menurut saya, mendidik peran gender anak-anak bukan dengan membatasi jenis mainan tertentu tetapi dengan berkomunikasi. Katakan saja dengan terus terang ciri-ciri biologis yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Saya sendiri tidak bermasalah dengan pilihan mainan Raul. Permainan itu yang penting kan menyenangkan dan lebih baik lagi kalau edukatif. Untungnya, suami saya sependapat. Baginya, selama permainan itu aman, anak-anak boleh main apa saja!"
Foura, 35, ibu dari Raul Fernando, 2 tahun dan Luis Henry, 6 bulan


from : Mother and baby