Anak Disiplin Tanpa Dimarahi

Situasi seperti ini sering terjadi, kita memberikan hukuman kepada anak-anak sementara mereka belum mengetahui peraturan mana yang dilanggar. Misalnya, anak menutup pintu dengan keras sehingga membuat kita terkejut dan kurang nyaman. Bagi mereka itu adalah sebuah keasyikan tersendiri. Apalagi orang tua belum pernah menjelaskan dan mengajarkan bagaimana cara menutup pintu dengan baik sebelumnya. Tapi kita bereaksi dengan cara marah atau berteriak bahkan memukul.

Bagi seorang anak, semua tindakan boleh ia lakukan sampai muncul batasan-batasan dari lingkungan yang tidak membolehkannya. Oleh karenanya, orang tua perlu menyampaikan aturan/batasan kepada anak sebelum menghukum mereka. Agar semua peraturan yang dibuat ditaati dengan tertib, ada beberapa hal perlu diperhatikan:

1. Peraturan yang Jelas dan Konsisten
Kemarin tidak boleh bermain di luar rumah, hari ini boleh bermain di luar rumah dan besok tidak boleh bermain. Peraturan yang berubah-ubah tanpa alasan yang dapat dipahami oleh anak justru akan memberikan dampak yang lebih membahayakan bagi anak. Anak menjadi terpola untuk tidak konsisten terhadap peraturan. Oleh karenanya, peraturan harus dibuat jelas dan konsisten diterapkan.

2. Sosialisasi Bertahap
Pada peraturan baru yang dibuat dimana peraturan tersebut bertentangan dengan kebiasaan yang selama ini dijalani anak, akan membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar untuk menjalankannya. Contohnya, kebiasaan baru anak untuk makan sendiri. Tidak bisa tiba-tiba ia akan mematuhi peraturan dengan tertib tanpa sosialisasi secara bertahap. Maka dibuatlah sosialisasi, awalnya hanya makan siang saja ia makan sendiri, makan pagi dan malam masih disuap. Bertahap selanjutnya, setelah mulai terbiasa, makan pagi sudah tidak disuapi, dan begitu seterusnya.

3. Berika Contoh dan Praktik Langsung
Pola berpikir anak yang masih sangat sederhana, sehingga peraturan yang telah dijelaskan orang tua belum tentu dapat dipahami dengan baik. Dalam hal ini orang tua dituntut tidak bosan untuk menjelaskannya berulang-ulang. Karena usia anak balita masih belum dapat menangkap banyak hal yang abstrak, maka penjelasan konkrit dengan contoh dan praktek langsung sangat diperlukan bagi anak.

4. Menunjukkan Keuntungan dan Kerugian
Lebih bijak bagi orang tua untuk menjelaskan alasan anak tidak boleh melakukannya. Bila mereka mendapatkan penjelasan manfaat dan keburukan dari sebuah perbuatan, akan menguatkan anak untuk tetap tertib walau orang tua sedang tidak mengawasi mereka.

5. Semua Orang di Rumah Mematuhi
Hal penting lainnya dalam membuat peraturan adalah adanya kedisiplinan yang sama untuk setiap anggota keluarga. Misalnya,peraturan yang diterapkan pada anak bahwa mereka tidak boleh makan didalam kamar, maka ayah juga jangan makan didalam kamar kecuali dengan penjelasan kepadanya, misalnya ayah sedang sakit.