Tiba-tiba saja anak terjatuh dari tempat tidur. Ternyata anak Anda sedang bermain motor balap dengan menggunakan bantal guling kesayangannya. Apakah ini imajinasi atau hanya khayalan semata?

Walaupun hal ini lumrah terjadi pada anak, Anda perlu mengetahui kalau ini adalah salah satu wujud dari kreativitas buah hati Anda. Menurut psikolog tumbuh kembang anak Roslina Verauli, M.Psi pada acara dan kampanye "Alpenliebe Kreasi Imajinasi Indonesia" ,hal tersebut merupakan sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh pemikiran kreatif anak.

Bertempat di SD Negeri 02 Menteng, Jakarta, Kamis (16/5/2013) Vera mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya. "Khayalan adalah proses berfikir dan ini adalah bagian dari kognitif anak pada saat ini anak sedang mereka-reka kejadian atau apapun yang ada dipikiran mereka. Berkhayal masanya lebih bersifat future atau masa depan. Seringnya mereka menggunakan kata "andai", andai menjadi ... aku akan... seperti itu," jelas Vera.

Berbeda dengan berimajinasi, berimajinasi masanya adalah here and know atau bagaimana anak dapat mengeksplor lebih jauh apa yang ia lakukan. "Ada bayangan visualnya. Anak mengajak pikirannya berpikir lebih lagi untuk melakukan hal yang sedang atau sudah ia lakukan dan ada masa kekiniannya," tambah Vera.

Khayalan dan imajinasi tentu dapat membantu anak menjadi anak yang kreatif, tetapi harus tetap diarahkan oleh orang tuanya. Vera menegaskan bahwa orang tua sebagai fasilitator dan supervisor dalam kehidupan anak harus memberikan arahan dan dukungan yang tepat.

"Berikan informasi yang berguna dan dapat membantu anak, kalau tidak memiliki informasi tentu tidak bisa kreatif," tambahnya.

Nah, biasanya dengan membiarkan anak berimajinasi, Anda dapat melihat bakat dalam diri anak. Menurut Vera anak yang berbakat umumnya kreatif. "Anak dapat dikatakan berbakat jika dia punya komitmen pada tugas dan tentu menghasilkan sebuah produktivitas sehingga dengan kreativitasnya ia tidak akan meninggalkan tanggung jawabnya dan juga tugas-tugasnya," tutup Vera.