Bedak tabur memang berbau harum sehingga banyak orangtua senang memakaikannya pada bayi mereka. Tetapi beberapa pakar menyebutkan penggunaan bedak tabur sebaiknya dihindari.

Bedak tabur umumnya dipakai untuk mengurangi gatal akibat biang keringat atau dipakai di lipatan-lipatan kulit sehingga gesekan kulit bisa dihindari.

Menurut Jennifer Shu, seorang dokter anak, sebagian besar dokter anak tidak lagi merekomendasikan bedak tabur karena partikelnya sangat halus dan berbahaya jika sampai terhirup.

Lagi pula menurutnya saat ini sebagian besar popok bayi sekali pakai memiliki daya serap tinggi sehingga tak akan membuat kulit lembab. "Lebih sering mengganti popok juga akan membantu menjaga kekeringan kulitnya," katanya.

Hal senada diungkapkan Jo Ann Rhyans, dokter anak. Menurutnya, American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan bedak tabur.

"Bedak tabur bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan kerusakan serius pada paru jika terhirup bayi," kata Rhyans.

Lagipula, menurutnya belum ada bukti kalau bedak tabur bisa mengatasi atau mencegah ruam popok. "Cara terbaik untuk mencegah ruam adalah dengan membersihkan denga mengeringkan pantat bayi setiap kali mengganti popok. Sebaiknya gunakan krim untuk mencegah gesekan kulit," katanya.

Meski begitu, menurut Shu bedak tabur yang terbuat dari tepung jagung relatif lebih aman. Tetapi ia tidak menyarankan penggunaan bedak tabur jenis ini jika bayi sedang ruam popok atau menunjukkan tanda infeksi kulit.

"Jika kulitnya tampak merah dan hangat saat disentuh, jangan berikan bedak tabur karena bisa membuatnya tambah iritasi," katanya.

Selain itu, setiap kali mandi bersihkan area lipatan kulit anak dengan seksama, terutama jika Anda sudah memakaikan bedak tabur untuk mencegah bedak menumpuk dan menyumbat pori-pori kulit. Kondisi ini justru bisa membuatnya jadi tempat kuman berkembang biak.