Siapa yang berani menyemplungkan bayi yang baru berusia empat bulan ke dalam kolam renang sedalam satu meter? Tentunya dibalik cara yang berani itu, ada manfaat yang sangat berguna untuk perkembangan si kecil kelak.

Tampaknya memang ngeri ketika harus membayangkan si kecil yang baru berusia beberapa bulan dicemplungkan tanpa pelampung ke dalam kolam renang sedalam satu meter. Cara itu biasanya diterapkan oleh orang-orang bule terhadap anak mereka. Itu pula yang dilakukan Riyanni Djangkaru, ibu dan juga presenter sebuah acara travelling di salah satu televisi swasta Indonesia.

Ibu muda ini memang ingin mengenalkan putra ciliknya pada air sedini mungkin. Ketika putranya, Brahman Ahmad Syaillendra baru berusia empat bulan, Riyanni dan Denny Priawan, sang suami, menyemplungkannya ke dalam kolam renang sedalam satu meter tanpa pelampung. Namun Riyanni dan Denny tetap menjaganya dari bawah. Biam kecil pun secara spontan menggerakkan kaki dan tangannya di dalam air sambil tetap berusaha mengangkat kepalanya.

Walau hanya beberapa detik saja Riyanni membiarkan si kecilnya berusaha sendiri di kolam, tapi ternyata cara ini memberikan dampak yang positif bagi anak. Dengan cara ini, Riyanni melihat bagaimana reaksi spontannya terhadap air. Cara ini juga membuat anak tidak takut dengan air.

Riyanni sendiri mengaku idenya untuk menyemplungkan Biam terbersit dari teman bulenya yang dengan berani menyemplungkan bayinya yang baru berusia 1,5 bulan. “Aku sebenarnya ingin mencoba dari awal, tapi masih nggak pede. Sebenarnya ketika usia empat bulan, kemampuannya beradaptasi di air dan mengingat ketika dia masih di rahim sudah semakin menurun, tapi yah lumayanlah,” kata ibu yang doyan travelling ini.

Ternyata, setelah Biam merasakan pengalaman pertamanya dengan air ini, tidak membuatnya kapok. Ia mau nyemplung lagi ke kolam renang, dan bisa mengatasi sendiri air yang masuk ke mulut atau hidungnya. Biam, yang kini sudah berusia 2 tahun 1 bulan, pun jadi hobi BERENANG, baik di kolam renang ataupun di laut yang merupakan tempat favoritnya.

Rupanya, cara Riyanni mengenalkan Biam kepada air secara dini ini didukung pula oleh sebuah penelitian di Melbourne, Australia, yang mengkaitkan BERENANG dengan IQ anak. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara statistik IQ anak-anak yang diajarkan BERENANG sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan BERENANG atau diajarkan BERENANG setelah usia 5 tahun. Dalam penelitian tersebut, anak-anak itu diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional dan sosialnya pun lebih baik.