Ketakutan akan malam dan mimpi buruk biasa terjadi pada anak khususnya pada anak-anak usia prasekolah. Tapi ada juga anak-anak yang lebih tua bahkan remaja masih tidak berani tidur sendiri di kamarnya.

Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena anak-anak biasanya mempunyai daya imajinasi sendiri dan anak-anak mulai mengerti bahwa ada sesuatu di luar sana yang bisa menyakitinya.

Ketakutan atau mimpi buruk biasanya datang dari pengalaman yang menakutkan, seperti anjing besar yang tertabrak mobil, menonton berita krminal, dan kejadian lain yang menakutkan. Masalah keluarga dan kecemasan orang tua juga memainkan peranan tertentu. Segala hal bisa memancing emosi anak-anak yang menyebabkan anak-anak merasa cemas dan ketakutan.

Tingkat ketakutan setiap anak berbeda-beda tergantung dari perkembangan diri anak itu sendiri. Anak kecil biasanya lebih takut pada monster ada daya imajinasi anak-anak tentang hal yang seram. Sementara anak yang lebih tua lebih sering takut karena sesuatu yang bisa menyakiti atau bahaya yang sebenarnya seperti sesuatu yang bisa menerobos kamarnya atau bencana alam.

Jika anak-anak mengalami mimpi buruk, maka berilah hiburan dan ketenangan pada sang anak. Lalu mulailah untuk mengajarkan bagaimana mengatasi kekhawatiran dan ketakutan dengan teknik rileksasi. Ini akan berguna jika anak mengalami mimpi buruk saat tidak bersama orang tuanya.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak berani tidur sendiri, seperti dikutip dari Sleepfoundation:

Dengar dan mengerti. Cobalah untuk mengerti ketakutan anak-anak dan buatlah anak-anak merasa senang dan nyaman. Tentramkan hatinya. Ini merupakan hal penting untuk bisa menentramkan anak-anak saat dirinya takut, komunikasikan cara-cara agar tidur aman berulang kali.
Ajarkan kemampuan untuk melawan. Ajarkan cara alternatif untuk merespon mimpi buruk, seperti tanamkan keberanian dan berpikir positif. Bisa dengan menceritakan pengalaman orang tua mengatasi rasa takutnya atau bisa juga dengan mendongengkan cerita anak yang berhasil mengatasi ketakutannya.
Buatlah gelap menjadi menyenangkan. Cara ini bisa dengan memainkan lampu senter dan berburu sesuatu yang bercahaya di kegelapan.
Gunakan imajinasi dan jadilah orang tua yang kreatif. Gunakan imajinasi untuk melawan khayalan yang menyeramkan. Beberapa anak merasa nyaman bila dekat dengan binatang peliharaannya. Buat anak-anak terlibat secara aktif dalam membantu mendapatkan rasa tenang dan pengendalian diri.
Cahaya lampu. Seberapa takutnya anak akan merasa terbantu dengan adanya cahaya. Cahaya lampu tidak masalah sepanjang tidak mencegah anak untuk tidur. Atau bisa juga dengan membuka pintu kamar sang anak sehingga anak tidak merasa terisolasi di dalam kamar.
Hindari tontonan televisi yang menakutkan. Dampingi selalu tontonan anak-anak agar anak tidak meonton adegan kekerasan dan sesuatu yang bisa membuatnya takut.
Latihlah untuk rileksasi. Ajari anak strategi rileksasi yang bisa membantunya merasa rileks ditempat tidur dan mudah untuk tidur.
Diskusikan tentang hal yang membuatnya takut seharian. Bantulah untuk membangun kepercayaan dirinya dan itu akan membuatnya merasa terlindungi dan membantu anak untuk melewati malam.
Ceklah anak dikamarnya. Jika anak merasa takut saat ditinggal orang tuanya, maka cek secara rutin setiap 5-10 menit sekali.
Biarkan anak tetap di tempat tidurnya. Jangan biarkan anak meninggalkan tempat tidurnya, jika anak merasa takut biarkan orang tua yang menemani anak dikamar sang anak sampai anak tersebut tertidur. Dan jika anak terbangun dimalam hari dan pergi ke kamar orang tua bimbinglah dia untuk kembali ke kamarnya. Berilah penghargaan terhadap keberanian sang anak.
Buatlah anak merasa bangga dengan tidur sendiri, jika anak sudah berani untuk tidur sendiri beberapa waktu berilah penghargaan dengan membolehkan menonton video favorit, pergi ke taman atau membuatkan kue coklat kesukaannya.ver/det