ASI Makanan Bayi Terbaik


ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Dalam UU No. 36/2009 disebutkan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, kecuali jika ada indikasi medis. Setiap orang yang sengaja menghalangi program ASI eksklusif bahkan bisa dipidana, penjara satu tahun dan denda maksimal Rp. 100 juta. Mengapa begitu pentingnya ASI sebagai makanan terbaik bayi?

Manfaat ASI bukan hanya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi saja. Selain mengandung semua vitamin dan kebutuhan gizi dalam enam bulan pertama kehidupan bayi, ASI juga mengandung zat antibodi yang melindungi bayi dari penyakit, seperti penyakit pencernaan, penyakit pernapasan, infeksi telinga, dan meningitis. Meskipun pada akhirnya bayi yang disusui ASI terkena penyakit-penyakit ini, dampaknya tidak akan terlalu parah jika dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.

Yang berperan besar dalam hal ini adalah sekresi imunoglobulin A (IgA) yaitu zat kekebalan tubuh yang banyak terdapat dalam kolostrum. Kolostrum adalah susu yang pertama kali diproduksi Bunda untuk bayi. Dalam ASI selanjutnya, kandungan sekretori IgA tetap ada namun konsentrasinya rendah. Itulah pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD) diterapkan saat bayi baru lahir, yaitu membiarkan bayi merangkak sendiri mencari payudara Bunda untuk mendapatkan ASI pertama yang penuh kolostrum. ASI khusus berwarna kekuningan ini selain kaya akan antibodi yang melindungi terhadap infeksi dan alergi serta mengandung banyak sel darah putih yang berfungsi melindungi terhadap infeksi, juga membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan menghisap, menelan, dan bernapas sehinga saraf motoriknya terlatih.

Antibodi IgA membentuk lapisan pelindung pada selaput lendir di usus, hidung, dan tenggorokan bayi untuk mengantisipasi serangan kuman. Produksi ASI juga disesuaikan dengan sendirinya secara khusus mengikuti kondisi bayi. Saat tubuh Bunda merespon patogen (virus dan bakteri) yang berada dalam tubuh Bunda, ASI Bunda memproduksi sekretori IgA yang spesifik kepada kuman tersebut sehingga menciptakan perlindungan untuk bayi berdasarkan apa yang mengenai Bunda.

ASI juga dapat mencegah alergi pada bayi. Bayi yang diberi susu formula berbahan dasar susu sapi atau kedelai cenderung memiliki reaksi alergi lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI. Kekebalan sekretori IgA yang hanya tersedia dalam ASI diduga membantu mencegah reaksi alergi terhadap makanan dengan cara membuat lapisan perlindungan pada saluran usus bayi. Tanpa perlindungan ini, peradangan dapat berkembang dan dinding usus bisa menjadi "bocor", sehingga protein bisa jadi tidak tercerna dalam usus mengakibatkan reaksi alergi atau masalah kesehatan lainnya. Bayi yang tidak mendapatkan ASI gagal membangun lapisan pelindung dalam usus mereka sehingga lebih rentan terhadap peradangan, alergi, dan masalah kesehatan lainnya.

Ada penelitian yang menyebutkan bahwa ASI juga mengurangi resiko kematian mendadak akibat SIDS. Dengan ASI, bayi juga bisa terhindari dari penyakit yang umum terjangkit di masa dewasanya seperti Diabetes tipe 1 dan tipe 2, kolesterol tinggi, dan radang usus. Juga sangat jarang ditemukan kasus tekanan darah tinggi pada remaja yang mendapatkan ASI waktu bayi.

ASI juga bisa mencegah obesitas (kegemukan) karena beberapa alasan. Pada bayi yang menyusu akan terbentuk pola makan yang baik. ASI mengandung insulin yang lebih rendah dari susu formula. Insulin merangsang penyimpanan lemak karena kebutuhan energi sel dipenuhi oleh glukosa dari darah dengan bantuan insulin. Bayi yang mendapatkan ASI memiliki jumlah leptin yang lebih banyak dalam sistem tubuh mereka. Leptin adalah suatu hormon yang memainkan peranan dalam mengatur nafsu makan dan lemak. Dibandingkan bayi ASI, bayi yang mengkonsumsi susu formula berat badannya meningkat lebih cepat dalam minggu-minggu pertama kehidupan. Kenaikan berat badan yang signifikan ini erat kaitannya dengan obesitas di masa depan. Namun, tidak semua peningkatan berat badan yang pesat berkaitan dengan aktivitas leptin dan berkaitan dengan obesitas.

Banyak penelitian membuktikan ASI eksklusif yang kemudian berkelanjutan secara signifikan meningkatkan kecerdasan dan perkembangan kognitif anak. Ikatan emosional yang terjadi selama menyusui bisa jadi memberikan kontribusi terhadap beberapa manfaat kemampuan otak, namun asam lemak dalam ASI lah yang memainkan peran terbesar dalam meningkatkan kecerdasan otak.

Selain bagi bayi, ASI banyak manfaatnya juga bagi Bunda. Menyusui bisa mengurangi tingkat stress Bunda dan resiko mengalami depresi postpartum.
Saat menyusui badan akan terasa lebih rileks karena menyusui memicu pelepasan hormon oksitosin yang mendorong rasa cinta dan ingin merawat, juga relaksasi. Hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui juga membantu rahim Bunda berkontraksi setelah melahirkan sehingga pendarahan postpartum berkurang. Selain itu menyusui dapat mengurangi resiko bagi Bunda terkena kanker payudara dan kanker ovarium serta sebagai KB alamiah.