Ada 7 (tujuh) jenis imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah :

1. Imunisasi HIB

Imunisasi ini bermanfaat untuk mencekal kuman HiB (Haemophyllus influenzae type B). Kuman ini menyerang selaput otak yang dapat menyebabkan radang selaput otak yang disebut meningitis. Meningitis sangat berbahaya karena dapat merusak otak secara permanen dan menyebabkan kematian. Selain itu dapat menyebabkan radang paru dan radang epiglotis. Gejala yang ditimbulkan berupa demam tinggi, kejang-kejang, menggigil dan kesadaran menurun. Jika penyakit ini terlambat ditangani akan menimbulkan gejala sisa seperti lumpuh, tuli, buta dan retadasi mental. Diberikan sebayak 4 kali, yaitu pada usia 2, 4, 6 dan 15 atau 16 bulan. Efek samping berupa demam ringan yang akan reda dengan sendirinya.

2. Imunisasi PVC

Imunisasi PVC (Pneumococcal Vaccine) ini memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit IPD (Invasive Pneumococcal Diseases) yaitu meningitis (radang selaput otak), bakteremia ( infeksi darah) dan pneumonia(radang paru). Ketiga penyakit ini disebabkan kuman Streptococcus Pneumoniae yang penularannya lewat udara. Gejala yang ditimbulkan demam tinggi, menggigil, tekanan darah rendah, hingga tak sadarkan diri. Dapat diberikan sejak usia 2 bulan, kemudian 4 dan 6 bulan. Pada pemberian ke -4 bisa dilakukan saat anak usia 12-15 bulan atau 2 tahun. Bila hingga usia 6 bulan belum divaksin, dapat diberikan diusia 7-11 bulan sebanyak 2 dosis dengan interval pemberian sedikitnya 1 bulan. Dosis ketiga diberikan pada usia 2 tahun. Atau jika hingga usia 12 bulan belum divaksin bisa diberikan di usia 12-23 bulan sebanyak 2 dosis dengan interval sedikitnya 2 bulan. Menimbulkan efek samping berupa demam, mengantuk, nafsu makan kurang, diare, muntah dan muncul kemerahan pada kulit. Reaksi ini akan hilang dengan sendirinya.

3. Imunisasi MMR

Imunisasi ini memberikan kekebalan terhadap penyakit Mumps (gondongan/parotitis), Measles (campak) dan Rubella (campak Jerman). Vaksinasi ini penting untuk anak perempuan untuk mencegah Rubella pada saat hamil, sedangkan pada anak laki-laki untuk mencegah agak tak terserang Rubella dan menulari istrinya yang mungkin sedang hamil. Diberikan 2 kali pada usia 15 bulan dan 6 tahun. Jika belum mendapatkan imunisasi campak pada usia 9 bulan, maka dapat diberikan di usia 12 bulan dan 6 tahun. Efek samping berupa demam, timbul bercak merah serta pembengkakan di lokasi penyuntikan.

4. Imunisasi Influenza

Influenza merupakan penyakit yang disebabkan virus. Pada dasarnya penyakit ini dapat sembuh dengan sendiri tanpa obat dengan cara istirahat, minum air putih dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Akan tetapi , influenza beresiko pada anak-anak tertentu seperti penderit asma, paru-paru kronis, leukimia, thalassemia dan penderita kanker. Dapat diberikan pada usia 6 bulan kemudian diulang setiap tahun, karena vaksin ini hanya efektif selama 1 tahun. Efek samping berupa demam dan kemerahan di lokasi bekas suntikan.

5. Imunisasi Tifoid

Imunisasi ini berguna untuk mencekal penyakit tifus, yaitu infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi yang disebabkan makanan yang tidak higienis dan sanitasi yang buruk. Dapat diberikan satu kali pada usia 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun. Efek samping menimbulkan bengkak dan ruam pada lokasi penyuntikan, pusing dan nyeri otot.

6. Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi ini untuk mencegah virus Hepatitis A (VHA) yang sering dikenal dengan penyakit kuning. Walaupun tidak separah hepatitis B bukan berarti kita boleh menganggap remeh hepatitis A. Dapat diberikan pada usia 2 tahun sebanyak 2 kali dengan interval pemberian 6-12 bulan. Umumnya tidak menimbulkan efek samping, kalaupun ada hanya berupa demam ringan dan rasa sakit pada bekas suntikan.

7. Imunisasi Varisela

Diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit cacar air yang disebabkan virus varicella zooster. Diberikan 1 kali pada usia antara 10-12 tahun. Umumnya tidak menimbulkan efek samping.