6 RAHASIA SENANG SEKOLAH
oleh Seseorang, 13 Tahun Yang Lalu
Hal-hal yang membuat anak suka sekolah sering kita abaikan. Apa saja itu?
SIKAP ORANGTUA
Anak sebetulnya butuh dorongan dari orangtua agar semangatnya bersekolah terus terpompa. Salah satunya ya dengan banyak mengobrol dengan sang buah hati tentang asyiknya sekolah diselipi pengalaman Anda dulu semasa bersekolah. Tujuannya untuk meminimalkan rasa cemas anak, terutama ketika pertama kali bersekolah. Senyuman orangtua akan membuat anak percaya diri dan ini sangat mendukung keberanian anak ketika masuk kelas untuk pertama kalinya.
Bertanya tentang kegiatan anak di sekolah memang penting. Akan tetapi jauhkan gaya interogatif dan melulu mengarah ke persoalan-persoalan akademis. Sedapat mungkin hindari pertanyaan, "Kamu tadi belajar apa di sekolah?", "Udah belajar baca belum?", "Kamu sudah bisa menghitung sampai berapa?", atau "Kucing bahasa Inggrisnya apa?", dan sebagainya. Lebih baik tanyakan, "Gimana tadi di sekolah? Capek ya? Tapi seneng kan? Mainan apa yang paling kamu suka?"
Satu lagi, jangan jadikan sekolah sebagai ancaman, seperti, "Kalau kamu nakal, Papa enggak mau anterin kamu ke sekolah," atau "Kalau kamu nakal nanti Mama laporin ke Bu Guru, lo!"
SIKAP GURU
Guru yang kurang ramah, terlalu banyak mengatur begini-begitu dan menciptakan suasana belajar yang sangat kompetitif hanya akan membuat anak tak
betah di sekolah. Misalnya, membandingkan anak yang satu dengan temannya yang dianggap lebih pandai, atau melabel anak secara negatif seperti, "Kamu, kok, begini aja enggak bisa sih!", "Jangan lamban gitu dong!", "Masak sih enggak malu kalah sama temannya?".
Kalau anak mengeluhkan gurunya yang tak menyenangkan, tentu perlu ada solusinya. Datanglah ke sekolah diam-diam dan amati cara gurunya mengajar sebagai upaya check dan recheck. Jika benar sang guru bersikap tidak arif, temui pihak sekolah. Setiap sekolah umumnya memiliki semacam forum orangtua-guru yang menjadi sarana untuk saling memberi masukan.
PERAN SEKOLAH
Sekolah yang mampu membuat anak-anak senang belajar umumnya menghadirkan suasana yang ramah, hangat, dan menyenangkan, selain didukung oleh lingkungan yang relatif nyaman. Ini yang perlu dicatat: banyaknya fasilitas yang tersedia tidak otomatis merupakan jaminan murid senang belajar di situ. Ya, dong. Jika tidak didukung oleh kreativitas dan kemampuan guru dalam membelajarkan anak, tentu akan percuma. Banyak, kok, sekolah yang memiliki fasilitas standar, tetapi murid-muridnya senang belajar. Sebaliknya, ada yang memiliki fasilitas lengkap, namun gurunya kurang baik dalam melakukan pendekatan pada anak sehingga semangat anak untuk belajar jauh dari yang diharapkan.
SISTEM PEMBELAJARAN
Sistem dan metode pembelajaran akan dirasa menyenangkan selama sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak 8 tahun ke bawah lebih mengerti tentang sesuatu ketika kita melakukannya dibandingkan hanya sebatas menghafal tanpa sepenuhnya memahami materi tersebut. Pembelajaran seharusnya lebih terfokus pada kelebihan anak daripada kekurangannya. Secara khusus amati dan kembangkan potensi anak yang menonjol pada bidang apa saja. Dengan demikian anak-anak didik ini kelak dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat atau sekolah.
TEMAN
Dalam lingkungan pembelajaran yang baik, guru, orangtua, sekolah, dan murid berbagi visi yang sama tentang bagaimana anak harus belajar dan bermain bersama. Lingkungan pembelajaran yang baik tentu akan mengajarkan murid-muridnya untuk menerapkan pertemanan yang sehat dan setara. Dengan demikian kasus kekerasan terhadap murid oleh guru ataupun sesama murid bisa dinihilkan.
KULTUR
Pada prinsipnya, semua anak memiliki hak untuk belajar, tanpa memandang perbedaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa atau kondisi lainnya. Dengan demikian guru dapat mendorong terjadinya interaksi di antara anak-anak. Guru mengupayakan agar sekolah menyenangkan dan mempertimbangkan keberagaman di kelas.
Ada 0 komentar pada diskusi ini
Belum ada komentar pada post ini