Penyebab iritasi bisa bermacam-macam. Ada yang karena genetik, makanan, udara, atau juga hal lainnya. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan Dr. Hadi Sugianto, ARZT, Ahli Laser dan Kosmetik dari RS Royal Progress , mengenai beberapa hal yang bisa menyebabkan reaksi di kulit anak.

1. Eksim
Eksim merupakan kondisi kulit yang memerah (radang) dan iritasi yang bentuknya kadang bisa berupa benjolan kecil berisi cairan dan lembab di daerah pipi, dahi, dan kulit kepala, serta terasa gatal. Ruam ini bisa juga menyebar ke daerah kaki dan lengan. Penyakit ini biasanya dikarenakan alergen pada lingkungan, seperti debu, serbuk sari, jamur, bulu binatang, dan makanan tertentu.
Jenis eksim dermatitis atopik sering dialami oleh anak-anak berusia sekitar 2-5 tahun. Dikatakan atopik, karena sifatnya yang kambuhan, bisa hilang setelah beberapa lama dan kemudian timbul kembali.

Meski begitu, kata Hadi, penyebab penyakit ini belum diketahui secara benar. Kedokteran hingga saat ini hanya berusaha mengatasi gejala-gejalanya, yakni dengan memberikan salep formulasi, pil untuk meredakan rasa gatal, dan lain-lain. “Ketika merasakan gatal, anak pasti akan refleks menggaruk. Kalau tangan atau kukunya tidak higienis, yang ada kulitnya akan makin iritasi. Kuman yang mengandung stafilokokus itu akan masuk ke dalam kulit, berkembang biak, dan berubah menjadi koreng, kulit menebal, dan basah,” ujar Hadi.

Hadi menambahkan, saat ini di rumah sakit tertentu sudah tersedia alat bernama He-Ne Laser dan Nd-Yag Laser yang memiliki panjang gelombang sekitar 600-an nanometer. Laser ini baik untuk regenerasi dan memperbaiki sel-sel jaringan yang berada di bawah kulit yang rusak. Fungsinya bisa untuk menggantikan pemakaian obat luar, seperti krim dan salep. “Alat ini sama sekali tidak menyentuh ke imunitas anak yang sifatnya genetik,” jelas Hadi.

Namun alat ini, katanya, mampu mengurangi efek samping yang rentan didapat anak saat mereka mengonsumsi obat-obatan. Perlu diingat, obat-obatan untuk mengatasi gejala ini kebanyakan mengandung steroid. Penggunaannya, apalagi dalam jangka panjang, bisa menyebabkan rusaknya perkembangan hormon anak di di kemudian hari.

2. Pakaian Ketat
Pakaian yang terlalu ketat dapat menyebabkan penyumbatan keluarnya keringat. Saat keringat tidak keluar alias tersumbat dan tidak sampai ke permukaan kulit, ia akan terperangkap di bawah permukaan kulit dan menyebabkan peradangan ringan atau ruam. Oleh karenanya, kenakanlah pakaian yang ukurannya tepat pada anak.

3. Pakaian Berlapis
Ketika anak sedang demam atau pada saat cuaca dingin, orangtua seringkali mengenakan anak pakaian berlapis. Hati-hati, lho, karena pakaian berlapis itu malah akan membuat kulit anak sulit bernapas dan menahan keringat atau suhu panas tubuh anak. Alhasil, pada kulit anak pun timbul radang.

4. Krim atau lotion
Tabir surya, lotion , bedak, sampo, dan sabun memang berfungsi membersihkan dan melindungi kulit anak. Namun jika formulanya tidak tepat bisa menyebabkan kulit bayi teriritasi. Sekalipun produk itu diperuntukkan anak sekalipun.

Ada baiknya, jika kulit anak memerah atau iritasi setelah menggunakan produk-produk tersebut, gantilah segera dengan produk yang lain. Jangan merasa sayang dengan uang yang sudah Anda keluarkan dan tidak menggantinya sebelum habis.

Khusus untuk tabir surya, carilah yang tak mengandung PABA (para-aminobenzoic acid ). Pasalnya, kandungan ini dapat mengakibatkan iritasi. Untuk bayi di atas 6 bulan, Anda bisa mengoleskan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi. Oh iya, mengoleskan krim atau lotion ke tubuh anak juga tidak boleh terlalu banyak (tebal). Penggunaan berlebihan justru bisa menghambat laju keringat, lho.

5. Lipatan Kulit
Lipatan di kulit, seperti leher, ketiak, atau selangkangan, bisa sangat berdekatan dan rentan untuk saling bersentuhan. Hal ini membuat kulit jadi sulit bernapas dan udara yang beredar pun mencegah penguapan keringat. Jadi bagi ibu-ibu yang anaknya memiliki banyak lipatan kulit harus sangat memerhatikan pakaian dan jenis produk kesehatan yang digunakan.

6. Obat
Obat juga bisa menyebabkan ruam dan iritasi pada kulit anak. Jenis obat yang menyebabkan hal ini biasanya yang mengandung isotretinoin (Accutane ) dan clonidine (Catapress ).

7. Detergen & Pelembap Pakaian
Produk detergen dan pelembut atau pewangi pakaian biasanya mengandung limonene dan benzyl acetate yang dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan. Jika kulit anak Anda sensitif, sebaiknya Anda menggunakan detergen dan pelembut pakaian khusus untuk anak yang saat ini sudah banyak di pasaran. Atau sebagai alternatif yang lebih mudah dan murah, Anda bisa mencoba menggunakan ½ cangkir baking soda dan ½ cangkir cuka ke dalam cucian untuk menjaga pakaian anak Anda agar tetap lembut dan sehat.

8. Tisu Basah
Tisu basah khusus bayi (baby wipes ) yang sekali pakai memang terkesan praktis. Tetapi, Anda tetap harus berhati-hati menggunakannya. Coba perhatikan kandungan yang terdapat di kemasan. Apakah produk itu mengandung alkohol, pewangi, dan pengawet? Karena bahan-bahan ini justru bisa membuat kulit anak iritasi. Selain itu, usai menggunakan tisu basah (terlebih pada lipatan-lipatan kulit), tepuk-tepuk kulit dengan kain kering agar kulit benar-benar kering sebelum Anda mengenakan pakaian atau popok di tubuhnya.

9. Popok Sintetis
Gantilah popok anak Anda setiap 3-4 jam sekali. Jika tidak, kelembapan zat amonia yang terdapat pada urin akan meningkat dan dapat menimbulkan iritasi kulit. Selain itu, kulit yang lembap juga sangat rentan terhadap gesekan. Di mana kemungkinan terburuknya adalah kuman stafilokokus masuk pada ruam yang diakibatkan gesekan dan menyebabkan kulit anak semakin parah.

10. Air Hangat
Mandi dengan air hangat boleh saja, tapi usahakan jangan terlalu sering dan airnya jangan terlalu hangat (suam-suam kuku saja). Mengapa? Karena air hangat bisa membuat kulit menjadi sangat kering.

11. Makanan
Laktosin intoleransi (produk susu sapi dan turunannya) dengan pH tinggi yang terkandung pada susu formula yoghurt , keju, dan lain-lain juga bisa menyebabkan alergi pada anak. Makanan lainnya yang bisa menyebabkan alergi adalah telur, seafood , dan lainnya. Efeknya, kulit terasa gatal dan kemerahan di beberapa tempat.