10 Strategi Hadapi Pertengkaran Kakak-Adik
oleh Seseorang, 12 Tahun Yang Lalu
Pertengkaran antara kakak dan adik di rumah adalah wajar. Misalnya, berebut mainan, mengganti channel televisi, berebut tempat duduk dan masih banyak lagi pertengkaran yang umumnya terjadi pada kakak dan adik. Namun, jika dibiarkan lama kelamaan akan mengganggu hubungan kakak dan adik loh bunda. Pertengkaran kakak dan adik ini juga bisa memicu stres bagi Anda selaku orangtua.
Simak 10 strategi menghadapi pertengkaran kakak dan adik berikut ini agar Anda bijak dalam bertindak.
1. Bantu anak Anda mengekspresikan perasaan mereka
Terjadinya pertengkaran antar saudara diakibatkan karena anak-anak mengalami kesulitan mengekspresikan perasaan mereka. Si kakak tidak suka pakaian atau bajunya dipakai oleh si adik. Untuk ukuran seorang anak, kadang meluapkan emosi yang berlebihan apabila barang miliknya disentuh orang lain, meski itu saudara kandungnya sendiri. Sisi emosional si kakak bisa langsung diperbaiki bila Anda cepat tanggap dalam bertindak. Misalnya dengan memberikan pengertian bahwa sebagai kakak-adik harus bermain bersama dan saling berbagi.
2. Jangan membandingkan
Tanpa Anda sadari, kadang Anda membanding-bandingkan antara si kakak dan si adik dengan mengatakan kalimat seperti ini “Lihat deh adikmu, makannya nggak berantakan nggak seperti kamu, makan saja berantakan,” atau “Contoh lah kakakmu, dia selalu rajin mengerjakan tugas-tugas dari sekolahnya,”. Anda boleh saja mengucapkan kalimat tersebut sesekali, tapi jika terlalu sering Anda sama saja menyiram bensin ke dalam bara yang masih menyala.
3. Sisihkan waktu untuk masing-masing anak
Menikmati kebersaan dalam keluarga adalah hal indah. Namun, agar lebih mengenali karakter masing-masing anak, Anda sebaiknya meluangkan waktu untuk menemani mereka. Misalnya, hari selasa Anda dan kakak akan bermain game bersama selama 30 menit dan di hari rabu, Anda membacakan dongeng untuk si adik selama 30 menit sebelum tidur. Hal ini akan memperkuat jalinan emosional antara anak dan orangtuanya.
4. Lihatlah dari kedua sisi
Perbedaan usia antara kakak dan adik membuat Anda cenderung melindungi si adik meski ia salah. Misalnya, si kakak yang berusia 7 tahun sedang mengerjakan prakarya dari sekolahnya. Si adik yang berusia 2 tahun, yang notabene belum mengerti bahwa prakarya tersebut hal yang penting untuk si kakak malah merusaknya. Hal ini memicu kemarahan si kakak dan melampiaskan kemarahan dengan memukul si adik. Sebagai orangtua, Anda harus jelaskan pada anak yang usianya lebih tua bahwa si adik belum mengerti dan belum bisa menghormati karya orang lain. Anda bisa menukar prakarya si kakak dengan mainan yang bisa diberikan ke si adik.
5. Jangan ikut campur
Jika anak-anak terlibat pertengkaran kecil hanya karena salah menaruh mainan, Anda jangan buru-buru ikut campur. Perhatikan bagaimana si kakak dan adik menyelesaikan ‘masalahnya’. Anda harus tahu kapan saatnya turun tangan dan tidak ikut campur dalam pertengkaran kecil mereka. Hal ini ditujukan agar anak terlatih untuk menyelesaikan persoalannya sendiri tangan orangtua sejak dini.
6. Dorong mereka untuk bekerja sama
Setelah mereka belajar bagaimana menyelesaikan masalahnya sendiri, ajarkan kepada mereka untuk bekerja sama. Misalnya, si kakak ingin nonton acara favorit di televisi sementara si adik merengek untuk main video game. Anda bisa mengatakan kepada si kakak untuk menonton televisi selama 30 menit dan setelah itu bergantian dengan si adik bermain video game dengan waktu yang sama. Lama-lama anak-anak akan belajar bekerja sama dan kompak. Pertengkaran kecil di rumah pun bisa dikurangi.
7. Berikan Pujian
Ketika anak-anak berteriak satu sama lain bagaikan alarm yang berbunyi sangat keras di telinga Anda. Si kakak menjerit dan si adik menangis keras. Kepala Anda tentu pusing bukan? Hal sebaliknya akan Anda rasakan saat mereka berdua akur, saling berbagi, saling membantu dan bermain bersama. Pujilah keakraban mereka. Misalnya dengan mengatakan “Ibu, senang deh kalian bermain bersama,”
8. Terapkan Aturan
Tidak memukul, saling melempar mainan, saling mendorong dan memaki adalah aturan sederhana yang bisa Anda terapkan saat kakak dan adik terlibat pertengkaran. Bila perlu, aturan-aturan tersebut ditulis agar mereka bisa mengingatnya saat mereka bertengkar. Jika ada yang melanggar aturan tersebut Anda bisa menerapkan konsukensi. Tentunya disesuaikan dengan usia anak-anak.
9. Buat batas mainan
Berbagi mainan dengan saudara kandung adalah baik. Namun, ada kalanya Anda membiarkan mereka untuk memiliki mainan sendiri. Misalnya si kakak memiliki mainan boneka barbie yang menjadi favoritnya, sementara si adik memiliki boneka teddy bear kesayangan. Biarkan mereka memiliki “harta” sendiri-sendiri yang mana satu sama lain tidak diperbolehkan untuk menyentuhnya.
10. Kids time
Anak-anak juga memiliki “me time” sendiri. Bermain bersama-sama memang menyenangkan tetapi kadang anak-anak butuh bermain sendiri di kamarnya. Hal ini justru baik agar anak-anak bisa belajar mengatur waktu bermain. Misalnya, bermain sendirian di kamar hanya diperbolehkan masing-masing anak selama satu jam. Bagi anak yang masih berusia di bawah 5 tahun, meski bisa dibiarkan bermain sendiri, sesekali Anda harus mengawasinya.
Sumber: bayibalita.com
Ada 3 komentar pada diskusi ini
12 Tahun Yang Lalu
12 Tahun Yang Lalu
12 Tahun Yang Lalu