Bayi makan wortel, telur, yogurt, minum kopi, boleh. Tapi, ada akibatnya bila tidak memperhatikan jumlah tertentu.

Memberikan menu tambahan pada bayi, memang diharuskan dengan catatan harus sesuai usia dan jumlah kalori yang sesuai Menurut Dr. Nita Ratna Dewanti SpA, tambahan asupan pada bayi sebaiknya diberikan setelah bayi berusia 6 bulan dengan alasan kandungan ASI (Air susu Ibu) sudah menurun, baik dari segi kualitas maupun kuantiasnya. Sehingga kebutuhan bayi akan jumlah makanan yang lebih banyak tidak terpenuhi.

Dokter yang berpraktek di rumah sakit Bunda ini tidak memberikan \’pantangan\’ terhadap jenis makanan yang akan diberikan pada bayi. Namun demikian, seorang ibu harus paham jenis makanan apa saja yang boleh diberikan pada anaknya yang masih bayi. Makanan yang diberikan tentu harus mengandung banyak sumber vitamin, protein, mineral dan kandungan zat gizi yang mudah dicerna dan bagus untuk pertumbuhannya.

Seperti menu tambahan berikut ini, boleh diberikan asal tidak berlebihan. Karena jika berlebihan akan ada dampaknya walaupun tidak begitu besar.

Wortel

Salah satu jenis sayuran ini sangat diyakini oleh semua orang sebagai asupan tambahan makanan yang banyak mengandung vitamin A. Sehingga para ibu begitu \’getol\’ memberikan wortel dengan alasan agar mata si buah hati bisa menjadi indah.

Namun sayang, para ibu banyak yang tidak tahu bahwa wortel selain mengandung vitamin A juga zat caraten. Sehingga bila bayi terlalu banyak mengkonsumsi wortel akibatnya seluruh kulit bayi bisa berubah menjadi semu kekuning-kuningan. Hal ini memang tidak berbahaya karena akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu hingga 2 minggu. Lamanya proses penghilangan ini disebabkan pigmen berwarna kuning yang terlanjur menempel pada kulit. Banyak mengkonsumsi air mineral sangat membantu melarutkan pigmen tersebut.

Tidak ada takaran khusus berapa jumlah wortel yang harus dimakan oleh bayi. Hanya idealnya bayi usia 1-3 tahun dapat diberikan wortel dalam jumlah 1/2 batang wortel perhari. Terlalu banyak mengkonsumsi wortel selain mengandung zat caraten juga akan terbuang percuma melalui saluran pencernaan karena tidak bisa disimpan dalam tubuh.

Telur
Jenis makanan ini sangat banyak diminati para ibu dengan alasan banyak mengandung sumber protein dan zat gizi yang tinggi. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu tergesa-gesa memberikan telur pada anak. Terlebih bila dalam keluarga memiliki riwayat kesehatan mengidap alergi. Sebenarnya tak hanya anak yang memiliki kecenderungan alergi yang harus berhati-hati terhadap telur. Karena sesungguhnya anak yang normalpun tetap berpeluang. Hal ini disebabkan sensitifitas meningkat sehingga memicu terjadinya alergi bila jika telur diberikan terlalu dini. Karena itu pemberian telur dapat dilakukan setelah usia bayi 1-1,5 tahun. Telur yang berwarna merah atau putih tidak memiliki perbedaan kandungan. Hanya yang tidak boleh diberikan adalah telur yang setengah matang.

Ikan
Ikan sama juga dengan telur yang bisa menyebabkan sensitifitas meningkat bila diberikan terlalu dini. Walaupun ada beberapa penelitian yang justru menganjurkan memberikan seafood seperti ikan, udang, kerang lebih cepat. Tetapi pada kenyataanya justru bernasib sama dengan telur, menimbulkan alergi juga. Hal ini bukan disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh anak, tetapi karena kulit bayi yang masih sensitif sehingga cepat sekali terlihat memerah. Reaksi alergi tidak hanya terlihat bentol dan bisul saja tapi juga bisa berupa batuk dan pilek.

Selain kaya akan protein, Ikan memiliki kandungan asam amino yang berfungsi membantu perkembangan otak. Semua ikan sama baik dan bagusnya sehingga dapat diberikan pada anak. Seperti misalnya, ikan Salmon, Tuna, Kembung, bahkan Lele dan mujair kecuali ikan yang banyak memiliki duri seperti ikan mas dan bandeng. Yang perlu mendapat perhatian adalah faktor pencemaran limbah kimia di laut yang begitu tinggi terutama, di Jakarta. Pencemaran ini tentu saja menyebabkan kondisi ikan tidak dapat dijamin 100% bagus. Jadi pertimbangkan juga bila mengkonsumsi ikan yang berasal dari perairan laut yang sudah tercemar.

Yogurt
Jenis minuman yang memiliki rasa asam ini ternyata boleh diberikan pada anak, dengan alasan yogurt memiliki kuman baik (lactobacilus). Dalam usus manusia, tidak 100% steril, sehingga keberadaan lactobacilus yang terdapat pada minuman hasil fermentasi ini diperlukan untuk mencerna makanan. Cuma yang perlu diperhatikan adalah jumlah takaran yang tidak perlu terlalu banyak, mengingat enzim-enzim pencernaan bayi belum berkembang sempurna. Jika ingin diberikan sebaiknya bayi telah berusia 6 bulan keatas dan cukup satu sendok makan yang dicampur ke dalam makanan atau minumannya.

Varian rasa pada yogurt juga membantu agar anak mudah mengkonsumsinya. Meski tidak dalam rasa sesungguhnya, ternyata kandungan qizi yogurt asli yakni yang berwarna putih kental dengan keasaman tinggi sama dengan yogurt yang terdiri dari berbagai rasa.

Hati
Memang tak sedikit para orang tua cemas bila memberikan hati, baik ayam maupun sapi pada buah hatinya. Alasannya, hati sebagai pusat penghancuran (detoksivikasi) berbagai racun atau semua kuman dan obat-obatan, sehingga para orangtua kawatir kandungan hati hanya berisi \’sampah\’saja.

Fungsi hati sebagai pusat metaboliesme itu ternyata memiliki kandungan gizi yang juga tinggi selain mengandung zat besi. Perlu diketahui bahwa zat besi tidak diproduksi dalam tubuh sehingga anak sangat perlu menerima asupan yang mengandung zar besi tinggi seperti hati atau bayam walaupun dalam dosis kecil. Ini tentu saja untuk pencegahan anemia.

Tak perlu cemas bila anak kelebihan zat besi tinggi karena hal ini tidak mungkin terjadi kecuali bila anak sering menjalani transfusi darah atau penderita Talasemia yang menyebabkan terjadi penumpukan zat besi.

Susu sapi
Susu sapi hasil pasteurisasi (sterilisasi) memang baik untuk anak, namun jangan memberikan susu pasterusrisasi sebagai susu \’pokoknya\’. Hal ini karena kandungan zat besinya sudah hilang sehingga tidak bagus jika diberikan. Susu sapi baiknya diberikan sesekali saja, mengingat kandungan gizi yang tinggi terutama tinggi lemaknya.

Kacang
Konon, kacang-kacangan tidak sering diberikan para ibu pada bayi dengan alasan bisa menimbulkan gas sehingga perut anak menjadi kembung. Hal demikian sebenarnya hanya mitos belaka, karena sesungguhnya kacang-kacangan tetap harus diberikan karena mengandung protein nabati. Tapi, para ibu tetap harus hati-hati karena untuk anak tertentu bisa menimbulkan alergi. Bayi berusia 6 bulan keatas boleh diberikan kacang-kacangan seperti kacang merah atau kacang hijau, tapi harius terlebih dahulu di masak sampai empuk. Ini untuk menghindari bayi supaya tidak tersedak.

Minum kopi
Menurut kepercayaan yang begitu kuat tertanam di kalangan masyarakat, kopi yang diberikan setiap sendok pada bayi sangat bagus dengan alasan sebagai pencegah panas dan stuip. Sesunguhnya dalam penelitian medis belum ditemukan faedah kopi pada bayi untuk mencegah terjadinya stuip atau panas ting
gi.

Sesungguhnya kopi banyak mengandung kafein, yang sama sekali tidak berguna bagi bayi. Namun jika memberikan sesekali hanya dalam takaran 1 sendok saja tentu tak ada masalah. Ibu hamil yang terlalu banyak mengkonsumsi kopi, jelas memiliki dampak yang berbahaya seperti kelainan pada janin, bayi lahir sangat kecil, kelainan bawaan bahkan bisa keguguran.

Gula
Adakalanya orang tua menambahkan gula pada susu anaknya dengan alasan memberi rasa manis. Padahal seharusya tidak perlu menambahkan gula lagi karena umumnya susu kemasan sudah terasa manis. Jika di tambah gula lagi, jumlah kalori jelas bertambah. Selain itu selalu menambahkan gula pada susu juga berakibat pada terjadinya gigi keropos (caries dentis).

Alkohol
Sudah pasti orang tua tidak akan memberikan pada anaknya karena sadar hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Tapi sadarkah para orang tua bahwa tak sedikit kandungan obat batuk untuk anak ternyata mengandung alkohol? Meski dalam dosis kecil, alkohol tetap saja alkohol yang bisa merusak jaringan tubuh. Rasa mint pada obat batuk yang berfungsi melegakan tenggorokan merupakan alasan mangapa diberikannya alkohol dalam kandungan obat batuk. Jadi mengapa harus memberikan zat tak berguna pada buah hati kita? (mia fathia)