Bakat seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh keturunan, tetapi juga kualitas pengasuhan orang tua termasuk pemberian nutrisi yang tepat.

Berdasarkan studi Lewis M. Terman, yang dikenal sebagai Genetic Studies of Genius menyatakan bahwa umumnya karakter anak berbakat lebih unggul seperti dalam kreativitas, rasa percaya diri, dan rasa ingin tahunya. Bahkan karena kemampuannya yang menonjol tersebut, anak berbakat sering ditunjuk sebagai pemimpin di kelasnya. Studi yang melibatkan 1.528 anak dengan IQ 140 ini juga mengungkapkan bahwa anak berbakat lebih tertarik pada mata pelajaran yang bersifat abstrak daripada yang bersifat praktis.

Berbagai studi keberbakatan menyimpulkan adanya perkembangan dini dalam ketrampilan anak usia batita dapat menjadi indikator positif bahwa ia tergolong anak berbakat. Hal ini meliputi aspek perkembangan: fisik, kognitif (kemampuan otak), dan psikososial (perkembangan sosial budaya).

Menurut DR. Reni Akbar Hawadi, Kepala Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi UI, selain alat ukur keberbakatan di UI-ISEG (Identification Scale for Early Gifted) ada beberapa indikator untuk mengenali keberbakatan anak :

Keterampilan motorik yang melebihi anak sebaya atau saudara kandungnya.
Kosa kata yang dimiliki lebih banyak, kemampuan belajar yang lebih cepat dan ketertarikannya pada buku dan gambar yang tinggi.
Dibanding anak sebayanya, anak berbakat memiliki daya imajinasi yang tinggi dan selalu berinisiatif pada permainan baru.
Daya ingatnya baik dan mampu menemukan sisi humor yang tidak biasa.

Anak berbakat akan berkembang optimal jika ditunjang oleh pola pengasuhan orang tua yang tepat. Tugas orang tua memberikan stimulasi dan kondisi yang mendukung perkembangan anak, salah satunya dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Dalam menghadapi dampak global warming dan beragam penyakit yang mengancam kesehatan anak, orang tua perlu semakin cermat dalam pemberian nutrisi si kecil yang akan meningkatkan daya tahan tubuh mereka.

Peningkatan suhu bumi akibat rusaknya ozon misalnya, dapat menjadi pemicu timbulnya berbagai macam gangguan fungsi paru-paru anak, penderita asma dan alergi. Bahkan lebih dari itu penyakit kanker kulit pun meningkat karena sinar matahari yang semakin tidak terfilter.

Zat gizi penting yang perlu diberikan pada anak usia dini meliputi: 10-15% zat pembangun (protein hewani dan nabati), 60% zat sumber tenaga (karbohidrat), 20-30% zat penunjang membrane sel berupa sumber lemak (susu, keju, kuning telur), zat pelindung berupa vitamin dan mineral serta air sebagai nutrient yang harus diberikan dalam porsi besar.

Selain memerhatikan asupan nutrisi, faktor lain yang juga penting adalah stimulasi yang tepat sejak dini. Stimulasi pada anak meliputi visual, auditori, ketrampilan taktil (perabaan), pengecapan dan penciumannya. Untuk itu anak perlu dikenalkan berbagai ragam bidang minat melalui kegiatan bermain agar lebih efektif. Pola asuh yang tepat akan mengoptimalkan bakat si kecil. Karenanya orang tua sebaiknya perlu memberikan kesempatan dan fasilitas yang memadai sesuai dengan perkembangan usia anak.