Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Setiap orangtua mengingikan hal yang terbaik buat sang buah hati. Terutama bagaimana mendidiknya, hampir semua orangtua menginginkan anaknya menjadi anak yang shaleh, berbakti pada orangtua, menurut nasehat orangtua, pandai, berprestasi dan sebagainya.

Meski pada dasarnya semua orangtua memiliki tujuan dan harapan yang sama terhadap anak, akan tetapi setiap individu memiliki cara berbeda dalam mendidiknya. Tentunya banyak hal yang memperngaruhinya seperti sifat, temperamen, maupun kebiasaan dari orangtua itu sendiri yang membuatnya berbeda.

Seberapa besarpun usaha kita dalam mendidiknya, namun tidak jarang yang terjadi justru kebalikan dari apa yang kita harapkan.

Mengapa hal ini terjadi? Berikut beberapa kesalahan yang dilakukan orangtua dalam mendidik anak:

1. Pemberian hukuman. Kecenderungan memberikan hukuman akan memicu orangtua untuk memberikan hukuman lebih berat lagi manakala anak melakukan kesalahan yang serupa. Anak juga akan melakukan sesuatu karena takut dihukum, bukan atas dasar kesadarannya.

2. Memaksakan kehendak. Anak yang dipaksakan harus mengikuti setiap yang dikatakan orangtua, maka justru akan menjadi anak pemberontak.

3. Reward yang berlebihan. Pemberian reward kadang kurang efektif karena anak mau melakukan sesuatu hanya karena menginginkan reward bukan atas kemauannya sendiri.

4. Kalimat perintah. “Ayo belajar!”, “Ayo kerjakan tugasnya!”. Adalah kalimat perintah. Cari kalimat yang tepat, karena kalimat perintah justru akan membuat anak merasa terbebani.

5. Menyalahkan. “Makanya jangan…..”, “Tuh khan apa Mama bilang….”, dsb. Sikap menyalahkan akan membuat anak merasa terpojok. Hal ini akan menghilangkan ide-ide kreatifnya serta tidak memiliki inisiatif.

6. Tidak pernah memuji. Kalimat pujian yang tepat akan memicu anak untuk melakukan sesuatu lebih baik lagi. Sebaliknya anak yang tidak pernah dipuji tidak akan memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu. Ia cenderung menjadi pasif. Pujian juga akan membuat anak merasa bangga dan dihargai.

7. Introgasi. “Tadi bagaimana di sekolah? Bagaimana ulangannya? Bisa atau tidak? Diisi semua atau ada yang kosong?”. Hal ini akan menimbulkan rasa cemas dalam diri anak dan cenderung untuk mengatakan yang tidak sebenarnya. Kalimat introgasi cenderung membuat anak malas menanggapi pertanyaan orangtua.

8. Menuntut. Orangtua biasanya membandingkan anak lain yang dianggap lebih baik dari anaknya. Ini yang seringkali membuat orangtua menuntut anaknya harus begini atau harus begitu. Sehingga apa yang diharapkan kadang tidak sesuai dengan kemampuannya.

9. Memberi berlebihan. Demi menyenangkan anak kadang orangtua memberi perhatian dalam bentuk materi secara berlebihan. Pemberian meteri secara berlebihan akan membuat anak tidak peduli dengan lingkungan dikemudian hari.

10. Terlalu melindungi. Sikap ini akan membuat anak menjadi penakut dan kurang bisa mandiri.