Ibu tentunya merasa prihatin ketika suatu hari mendengar si Kecil mengeluarkan kata yang tidak seharusnya diucapkan. Dari mana si Kecil mendapatkannya, bagaimana menghentikan kebiasaan buruk itu?
Dalam perkembangan kemampuan berbahasanya, si Kecil semakin banyak menemukan dan mengumpulkan kata-kata baru. Seringkali si Kecil ‘hanya’ mengulang kata yang didengarnya tanpa mengetahui apa arti kata tersebut. Hal ini terkadang membuat Ibu atau Ayah malu dan marah, jika misalnya secara tiba-tiba dalam pertemuan arisan keluarga, si Kecil mengeluarkan kata kasar.
Seringkali si Kecil tidak tahu apa arti kata kasar yang diucapkannya karena sebelum diajarkan oleh orangtua maupun orang dewasa di sekitarnya, mereka belum benar-benar memahami apakah kata itu baik atau buruk. Apa yang sebaiknya Ibu lakukan?
• Jangan bereaksi berlebihan. Reaksi yang berlebihan justru hanya akan membuat si Kecil mengira bahwa kata kasar itu merupakan ‘senjata ampuh’ untuk menarik perhatian ibu atau ayahnya, sehingga kemungkinan di lain waktu akan diulangnya. Acuhkan saja. Jika Ibu tidak bereaksi, mungkin si Kecil tidak akan menggunakan kata itu lagi.
• Tetap tenang dan bersikap biasa, seolah kata kasar yang diucapkan si Kecil itu bukan hal yang luar biasa. Sampaikan pada si Kecil dengan suara yang tenang bahwa kata yang diucapkannya itu bisa menyebabkan orang yang mendengarnya merasa sedih, sehingga sebaiknya kata itu tidak diucapkan. Yakinkan bahwa si Kecil adalah anak yang baik, yang tidak ingin menjadikan orang lain merasa sedih.
• Ajarkan kata pengganti untuk kata kasar yang diucapkan si Kecil, dan katakan “lebih baik kamu menggunakan kata ‘ini’ daripada kata ‘itu’, karena kata ‘itu’lah yang digunakan oleh orang-orang dewasa”. Jika kemudian si Kecil terdengar menggunakan kata pengganti yang Ibu ajarkan, berikan pujian.
• Pastikan bahwa si Kecil mendapatkan banyak cara positif untuk mendapatkan perhatian dari Ibu atau orang dewasa di sekitarnya sehingga tidak harus mengucapkan kata kasar.
• Pantau pemakaian televisi, video, lirik lagu dan internet atau gadget. Anak-anak lebih banyak melihat dan mendengar dibandingkan masa kecil Ibu dulu. Dampingi ketika si Kecil menonton televisi atau bermain games di gadgetnya.
• Terapkan aturan keluarga, kata-kata apa yang boleh dan tidak boleh digunakan. “Mungkin anak lain mengucapkan kata itu, tetapi di dalam keluarga kita, tidak seorang pun boleh mengucapkan kata itu”. Itu merupakan aturan dalam keluarga, dan jika dilanggar akan ada konsekuensinya. Jika diulangi, maka akan dihukum, misalnya dengan tidak boleh menonton acara kesukaannya, atau sebaliknya, berikan hadiah jika si Kecil tidak mengucapkan kata itu lagi.
• Berikan contoh yang baik, gunakan hanya kata-kata yang baik. Jangan menggunakan kata yang Ibu tidak ingin si Kecil menirunya. Jika sampai tidak disengaja Ibu mengucapkan kata kasar, segera beritahukan pada si Kecil bahwa Ibu tidak semestinya mengucapkan kata itu.
Biasanya si Kecil tidak akan begitu saja menerima jika Ibu mengatakan “jangan berbuat atau berkata begitu”. Anak-anak sekarang semakin kritis, tidak akan menurut begitu saja jika Ibu tidak memberikan penjelasan yang bisa diterimanya. Terkadang semakin dilarang, semakin gencar si Kecil melakukannya. Bicara selalu merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan berbagai masalah. Jelaskan bahwa itu merupakan sikap yang tidak baik dan dapat menyakiti hati orang lain. Menjelaskan dan memperbaiki lebih efektif daripada hanya memperbaiki atau membiarkan begitu saja.
thx FF, harus belajar sabar...
thanks ya infonya ff
thanks ya infonya ff
informasi yang sangat berguna< chika jg sering berbicra kasar, terkadang dr teman-teman mainya dan saya sebagai seorang ibu terkadang juga tidak menyadari apa yang keluar dari mulut saya saat emosi
terima kasih infonya
sangat bermanfaat ff
betul ff,saya kdang kaget&marah klo chayara dah mulai bicara kasar....trima kasihny
terima kasihinfoya ff
Makasih atas infonya FF, lingkungan sangat berpengaruh
Makasih atas infonya FF
trkdg faktor lingkungan yg seringkali mnjadi penyebab anak2 menirukan prilaku atau kata2 yg kurang baik, saran sy kita harus memulai memberikan contoh yg baik dalam berprilaku pd anak, baik ucapan maupun perbuatan, dimulai dari lingkungan internal yaitu keluarga, usahakan dlm lingkungan keluarga tdk ada yg berbicara kasar pd anak.
Makasih atas infonya FF..anakku suka bicara kasar...karena meniru teman2 bermainnya..
betul betul betul. Butuh kesabaran ekstra
memang lingkungan tempat tinggal mempengaruhi pekembangan anak2 kita, dirumah udah di didik sedemikian rupa, tapi tetap aja faktor luar yg mempengaruhi :)
iya bun, emang susah2 gampang. pas di ajarin lagi di rumah bs berubah, tp main sama temen2nya lg, kaya gitu lagi..
Setuju bunda...anak saya dulu pernah juga ikutan temennya ngomong kasar tapi saya bilang adek kalau diulangi lagi nanti mainnya dirumah aja ya...dan sekarang Alhamdulillah sudah bisa sedikit memilah mana yang baik mana yang buruk...
Makasih ff tipsnya..biasanya pengaruh teman/justru mendengar orangtua sendiri..maka kita harus lbh hati2...
pandai-pandai kita aja Bun sebagai mamanya...terutama dalam pergaulan anak kita...mungkin tidak melarang dalam berteman tapi membatasi jika kita tahu kalo temen sikecil kurang bagus
setuju dengan bunda indarwati.. dirumah si kecil udah aku ajari sopan santun.. ntar kalo main ke rumah temennya (tetangga sebelah) jadi ketularan ngomong atau berkelakuan "kasar".. jadi harus gimana ya bund? di satu sisi kasian juga kalau melarang anak main sama temen-temenya.. disatu sisi takut jadi ketularan ngomong yang ga bener..
keluarga maunya mengajarinya baik, tp lingkungan tetap berpengaruh..