Bagi anak usia 1—3 tahun, sesi makan bisa menjadi hal yang sangat berat dan membosankan. Pada rentang usia tersebut juga, si Kecil sedang dalam masa eksplorasi kemampuan motoriknya. Jadilah ia memiliki hobi baru, yakni mengambil dan melempar.  Semua yang dapat diraih ia lempar. Tidak terkecuali makanan yang ada di depannnya.

Banner Register
Banner AKP
Banner Register

Si Kecil yang sedang hobi “membuang makanan” adalah hal yang wajar, Bu. Hal tersebut terjadi karena ia sedang berusaha belajar untuk makan sendiri. Baiknya Ibu jangan tergoda untuk selalu menyuapinya, karena jika tidak ia tidak memiliki kesempatan yang besar untuk belajar makan sendiri.

Setiap selesai sesi makan, saya harus membuang sisa makanan yang kadang hampir setengahnya lho, Bu. Sedih juga saya melihatnya. Di satu sisi, saya sedih hasil jerih payah saya dibuang begitu saja. Di sisi lain, saya khawatir kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi dengan baik karena makanan yang masuk perut si Kecil sangat sedikit.

Untungnya saya mendapatkan beberapa cara untuk menyiasatinya. Cukup berhasil lho, Bu. Makanan yang dilempar dan disisakan si Kecil perlahan-lahan mulai berkurang. Bagi Ibu yang memiliki kendala yang sama dengan saya, mungkin bisa mencoba tips berikut ini.

  • Berikan porsi kecil

Salah satu cara untuk menghindari makanan yang terbuang, saya biasa menyiasatinya dengan memberikan porsi sedikit demi sedikit. Dengan begitu, saya jadi tahu kapan si Kecil sudah merasa kenyang dan mengurangi makanan yang terbuang. Porsi sekali makannya biasa saya bagi menjadi tiga bagian. Apabila ia hanya bertahan hingga ronde makan kedua, sisa makanan yang belum tersentuh saya simpan di dalam kulkas.

Artikel Sejenis

  • Bertanya sebelum memberi

“Kamu mau sup?”, “Supnya mau dicampur nasi atau di mangkuk lain?” Bertanya seperti itu sama saja dengan memberikannya pilihan. Saat diberi pilihan, si Kecil akan merasa dihargai dan tidak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan yang kita siapkan. Jadi, setidaknya ia memiliki dorongan lebih untuk menghabiskan makanan yang dipilihnya.

Saat memberi pilihan, Ibu harus siap dengan apapun jawaban dari si Kecil. Jadi, siapkan pilihan yang masih manageable ya, Bu.

  • Potong kecil-kecil

Pernahkah Ibu memberinya apel atau pir kemudian ia hanya memakan beberapa gigit padahal masih tersisa setengahnya? Saya sering sekali mengalami hal ini. Kan sayang ya, Bu? Mau disimpan di dalam kulkas, tapi sudah tidak berbentuk.

Nah, siasat yang biasa saya lakukan adalah memotong buah tersebut menjadi potongan kecil. Agar terlihat warna-warni dan menarik, saya biasa mencampurnya dengan potongan buah lain. 

  • Berikan pengertian

Bu, si Kecil yang gemar membuang makanan tidak selalu berarti makanan itu tidak terasa enak di lidahnya. Hanya saja, ia masih belum mengerti betapa berharganya makanan. Sebuah pengertian dan penjelasan akan dapat memberikannya konsep bahwa makanan itu adalah sesuatu yang berharga. Saya biasanya mengatakan “Kalau nasinya tidak dihabiskan, nanti Pak Tani nangis lho.”

Selain tips di atas, poin terpenting agar si Kecil enggan membuang makanan adalah dengan membangkitkan rasa tertariknya. Harus memutar otak memang.  Di sinilah kemampuan kreativitas Ibu diuji. Biasanya, untuk membangkitkan selera makan si Kecil, saya menyajikan makanan dengan cara yang berbeda-beda setiap harinya. Mulai dari tatanan letak nasi dan lauk, memberikan tema setiap waktu makan, hingga kombinasi warna buah dan sayur di piringnya.

Pada dasarnya, minat dan ketertarikan si Kecil terhadap makanan yang Ibu sajikan adalah kunci agar aktivitas makan ini membuat ia lebih semangat menghabiskan menu makanannya. Semoga berhasil, Bu!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.