Jangan kelewat panik jika bayi kerap menangis di minggu-minggu pertama kehidupannya. Menangis adalah sarana baginya untuk berkomunikasi. Dengan mengamati perilakunya, Anda sebenarnya bisa memahami makna tangisan si kecil, sekaligus bagaimana menanganinya.

#1. Lapar. Bayi yang menangis karena lapar sangat mudah ditebak. Ia akan menangis sebentar lalu menangis lagi dengan berulang dan sama waktunya. Saat Anda menggendong dan mengusapkan jari ke mulutnya, ia memberi reaksi ingin mengisap. Segera susui sampai ia merasa kenyang.

#2. Buang air. Popok yang basah bisa membuat bayi merasa tidak nyaman. Ia biasanya menangis perlahan dan akan semakin keras jika tidak segera diganti popoknya. Ganti secepatnya dengan popok yang bersih, bukan hanya untuk kenyamanan tapi juga kesehatannya.

#3. Kepanasan atau kedinginan. Bayi yang baru lahir senang dibungkus (dibedong) karena memberinya rasa nyaman dan hangat. Tapi ada kalanya ia merasa tak nyaman jika pakaian yang membungkusnya terlalu tebal dan tidak menyerap keringat sehingga ia menangis.

#4. Kolik. Jika bayi Anda menangis tanpa henti dalam waktu lama di sore hingga malam hari, bisa jadi ia mengalami kolik yang biasanya muncul sebelum bayi berusia 2 minggu dimana sekitar 10% bayi mengalaminya. Penyebabnya beragam, kemungkinan karena masalah di saluran pencernaan yang belum sempurna atau kembung di perut akibat gas yang berlebihan. Tetap susui ia dan tenangkan tangisannya dengan membawanya keluar kamar atau menimang-nimang di teras untuk sekedar mengganti suasana.

#5. Sakit. Jeritan tangis yang melengking dan berkepanjangan (tidak mau berhenti meski Anda susui atau timang-timang), disertai gerakan seperti menggeliat-geliat menandakan ada yang salah pada dirinya. Coba raba bagian demi bagian tubuhnya, jika saat Anda pegang dan gerakkan ia menangis, bisa jadi bagian tubuh itu yang sakit. Segera hubungi dokter Anda.