Tips Calon Bayi Pintar
oleh Seseorang, 2 November 2010, 06:55 AM
Mau sharing nih,bun.. Pasti semua udah tahu kalau ibu hamil dan menyusui yang banyak makan ikan seperti tuna,kerapu,mas akan membawa manfaat yaitu bayinya akan tambah pintar karena ikan banyak mengandung nutrisi untuk perkembangan otak. aku baru dapat info, ternyata ikan yang kita konsumsi harus diolah dgn cara di tim nah minyak yang keluar bersama air ikan itulah yang banyak mengandung nutrisi.. Kalau digoreng atau bakar khasiatnya jdi hilang. Wah padahal selama ini aku makan ikannya sering digoreng..bagaimana menurut bunda?
Ada 3 komentar pada diskusi ini
2 November 2010, 13:45 PM
2 November 2010, 08:45 AM
2 November 2010, 08:21 AM
salam kenal
DARI LAUT SAMPAI KE PERUT
> Anda justru mesti curiga jika hasil laut yang dijual tidak mengeluarkan
> aroma amis sama sekali.
> Boleh dibilang, hasil laut terutama ikan adalah makanan otak. Selain tinggi
> protein, ikan memiliki kandungan lemak tak jenuh yang tinggi. Lemak tak
> jenuh ini sangat bermanfaat bagi pembentukan otak saat janin maupun menjaga
> fungsi otak kala bayi sudah dilahirkan.
> Lemak tak jenuh mengandung trigliserida dimana rantai-rantai asam lemaknya
> panjang dan mengandung 5-6 ikatan rangkap. Dalam setiap ikatan rangkap
> tersebut terkandung banyak zat yang dibutuhkan bagi perkembangan anak, di
> antaranya Omega 3, Omega 6, Omega 9, EDP (Asam Nukleat Pentatonat), dan DHA
> (Asam Dokosa Heksanoat). Makanan laut umumnya dikelompokkan dalam bahan
> makanan tinggi protein, dengan rata-rata kandungan protein 18-20%. Protein
> ini dapat diurai menjadi asam amino sederhana yang mudah diserap tubuh.
> Tenju saja tak hanya otak yang membutuhkan zat-zat penting tadi. Soalnya,
> jantung pun akan berfungsi dengan baik dan terhindar dari penyakit jantung
> koroner berkat konsumsi makanan laut. Pada dasarnya, makanan laut boleh
> dikonsumsi dalam jumlah tak terbatas. Bahkan semakin banyak, semakin baik.
> Konsumsi setiap hari sangat disarankan. Kalau khawatir cepat bosan, sebagai
> variasi, ada baiknya diselang-seling dengan sumber protein lain, seperti
> daging sapi, ayam, tempe, tahu dan sebagainya.
> CIRI-CIRI MAKANAN LAUT SEGAR
> Tentu saja ada sejumlah syarat berikut yang mesti diperhatikan agar
> makanan laut mendatangkan manfaat, yaitu:
> * Tidak diambil dari perairan yang tercemar.
> * Diolah dengan cara yang benar
> * Dikonsumsi dalam keadaan segar.
> Berikut ciri-ciri makanan laut yang masih segar:
> Ikan
> * Insang berwarna merah segar.
> * Bila ditekan dengan tangan, daging terasa kenyal dan tidak lembek.
> * Sisik ikan utuh, rapat dan mengilap.
> * Mata ikan bersinar dan terlihat masih bening.
> * Tidak ada luka pada kulit ikan.
> * Memiliki sedikit lendir.
> * Kulit cerah/tubuh kaku.
> * Tidak mengeluarkan bau busuk.
> Udang
> * Kulit bening dan terlihat berkilat transparan.
> * Bila setumpuk udang diangkat dan dijatuhkan akan terpencar-pencar
> (udang yang sudah tidak segar akan menempel satu sama lain).
> * Tubuh masih kencang dan kaku.
> * Belum ada warna kuning di tubuhnya.
> * Tercium bau amis yang segar.
> Cumi-cumi
> * Daging/otot terasa kencang namun lentur.
> * Warna terang/cerah.
> * Tintanya belum pecah.
> * Bentuk masih bulat.
> * Bila ditekan tidak benyek.
> Kepiting
> * Masih hidup.
> * Capit masih bergerak-gerak.
> * Matanya masih bergerak-gerak dan belum redup.
> Kerang
> * Masih hidup.
> * Cangkang masih bisa membuka dan menutup bila disentuh.
> * Tidak mengandung pewarna.
> * Bau amis segar.
> Makanan laut yang sudah tidak segar lagi disinyalir mengalami peningkatan
> kadar histamin. Akibatnya, tubuh akan memunculkan reaksi alergi, seperti
> gatal-gatal, ruam kulit, mata bengkak, bahkan beberapa orang sampai ada yang
> pingsan. Namun reaksi ini tidak bisa digeneralisir pada setiap individu
> meskipun makanan laut yang dikonsumsinya sama.
> CARA PENGOLAHAN
> Secara umum ada 2 jenis pengolahan ikan, yaitu ikan segar dan ikan yang
> diawetkan. Ikan segar biasanya diolah dengan cara dibakar di atas bara api,
> dipanggang dalam oven, direbus, digoreng dan ditim/dikukus. Yang paling
> disarankan adalah pengolahan dengan cara ditim/dikukus. Pengolahan dengan
> cara ini relatif paling sedikit kehilangan nilai gizinya dibanding dengan
> cara direbus atau digoreng dimana mineral-mineralnya akan larut dalam
> air/minyak yang digunakan. Sedangkan pengolahan dengan cara dibakar mulai
> tidak disarankan karena khawatir efek karsinogeniknya (memicu kanker).
> Selain pengolahan dengan cara dimasak terlebih dahulu, ada juga ikan yang
> dikonsumsi mentah, yaitu dengan dibuat sushi. Selama ikan yang digunakan
> untuk sushi benar-benar ikan segar, sebenarnya tidak masalah. Akan tetapi
> kalau ikan yang digunakan kurang segar, besar kemungkinan ada mikroorganisme
> jahat yang menumpang di tubuh ikan dan akhirnya masuk ke tubuh. Nilai plus
> mengonsumsi ikan dengan cara ini adalah kandungan gizinya relatif masih utuh
> dibanding yang melewati proses pemanasan.
> Disamping itu, ada juga makanan laut yang diawetkan dengan cara diasinkan,
> diasap, atau dibuat ikan kalengan. Secara umum nilai gizi makanan laut
> awetan ini sudah tidak setinggi saat masih segar. Beberapa kandungan gizinya
> sudah rusak dan proses pengawetannya pun sebaiknya dicermati secara kritis.
> Ikan dalam kaleng sebelum dikonsumsi sebaiknya melewati proses pemanasan
> lagi. Pastikan pula kalengnya tidak menggembung, penyok, berkarat.
> CARA PENYIMPANAN
> Perbedaan yang paling menyolok antara berbelanja ikan di pasar swalayan dan
> pasar tradisional atau langsung di tempat pelelangan ikan adalah
> berkurangnya bau amis. Padahal bau amis ini adalah salah satu ciri makanan
> laut segar. Ikan-ikan yang sudah tidak berbau amis diduga justru telah
> ditambahkan klor. Selain menghilangkan bau, ikan pun jadi lebih awet. Pada
> jumlah tertentu, zat ini memang tidak berbahaya. Namun beberapa negara
> seperti Jepang dan Prancis melarang sama sekali penggunaan zat ini pada
> makanan laut.
> Setelah ditangkap, hasil laut harus disimpan dalam es guna menghindari
> mikroorganisme yang tidak diinginkan. Jadi, meskipun hanya dibawa dari pasar
> ke rumah, sebaiknya tetap dibawa dengan menggunakan es. Suhu yang konstan
> akan menghambat pembusukan. Sesampai di rumah, kalau tidak segera dimasak,
> sebaiknya segera dicuci bersih, kemudian taburi dengan garam, air jeruk
> nipis atau cuka, lalu kemas dalam ukuran sekali masak sebelum dimasukkan ke
> freezer, terutama jika akan disimpan lama (lebih dari 1-2 hari). Bila akan
> dimasak, keluarkan dari freezer, kemudian pindahkan ke chiller (kulkas
> bagian bawah). Setelah itu tiriskan/thawing dan tunggu sampai suhu ikan sama
> dengan suhu ruang, baru diolah.
> Berikut beberapa kerugian jika ikan langsung diolah sesaat setelah
> dikeluarkan dari freezer:
> * Saat digoreng, minyaknya akan muncrat-muncrat karena perbedaan suhu yang
> sangat tinggi.
> * Ada beberapa bagian yang tidak matang sempurna karena masih berselimut
> es.
> * Nilai gizinya akan rusak lebih banyak, lagi-lagi karena perbedaan suhu
> yang sangat menyolok saat diolah.
> BETULKAH KERANG TAK AMAN LAGI DIKONSUMSI?
> Banyak media menyebutkan betapa bahayanya mengonsumsi kerang, apalagi
> kerang-kerang yang ditangkap di perairan tercemar seperti Teluk Jakarta.
> Betulkah kerang sudah tidak aman lagi dikonsumsi? Sebelum membahas lebih
> jauh, ada baiknya dimengerti dulu mengapa kerang menjadi tidak aman
> dikonsumsi.
> Habitat kerang adalah dasar laut, dimana terdapat lumpur dan pasir.
> Sementara laut-laut yang sudah tercemar umumnya akan menumpuk limbahnya
> bersama lumpur dan pasir, tempat dimana kerang hidup. Itulah mengapa kerang
> menjadi "tidak aman" dikonsumsi.
> Namun kalau bisa memastikan bahwa kerang-kerang tersebut ditangkap di laut
> yang belum/tidak tercemar, pendapat ini jelas tidak berlaku lagi. Yang
> menjadi pertanyaan kemudian, seberapa banyak kerang yang dapat ditangkap di
> laut yang belum tercemar? Bagi penduduk Jakarta, tentu agak mustahil untuk
> menikmati kerang yang relatif aman. Tapi ingat, selain efeknya berbeda-beda
> pada setiap individu, akumulasi zat-zat berbahaya ini pun tidak terjadi
> seketika. Orang yang hanya mengonsumsi sepiring kerang selama dua bulan
> sekali, contohnya, tentu efeknya berbeda dengan orang yang menyantapnya
> setiap hari.
> Sepintas memang sulit membedakan mana kerang yang berasal dari laut yang
> tercemar dan yang bukan. Untuk amannya, sebaiknya batasi saja konsumsi
> makanan laut jenis ini, meski sebenarnya kandungan mineral kerang sedikit
> lebih tinggi dibanding makanan laut lainnya. Yang benar-benar harus
> dihindari adalah kerang-kerang yang dijual terlepas dari cangkangnya atau
> yang diduga sudah diberi pewarna karena bahan pewarna yang digunakan
> biasanya bukan pewarna yang direkomendasikan untuk makanan.
> APA IYA IKAN LAUT DALAM LEBIH AMAN?
> Selama ini ada anggapan bahwa ikan laut dalam lebih aman dikonsumsi karena
> habitatnya yang relatif lebih bersih dari pencemaran. Alasan tersebut ada
> benarnya karena ikan laut dalam umumnya memang lebih "sehat" dibanding hasil
> laut yang ditangkap di teluk.
> Namun untuk alasan yang berbeda, bisa jadi ikan laut dalam justru lebih
> berbahaya. Seperti diketahui ikan besar yang hidup di laut dalam akan
> memangsa ikan yang lebih kecil. Selanjutnya, ikan yang lebih kecil ini
> memangsa ikan yang lebih kecil lagi. Padahal seperti diketahui kandungan
> merkuri ikan kecil tidak terurai saat dimangsa ikan yang lebih besar.
> Akibatnya, ikan besar yang hidup di laut dalam menjadi tempat bertumpuknya
> merkuri yang tidak terurai.
> Meski demikian, kalau dilihat perbandingan antara manfaat dan kerugiannya,
> tentu tetap lebih tinggi manfaatnya. Salah satunya adalah lemak ikan laut
> dalam selama ini dikenal sebagai minyak ikan yang bisa meningkatkan nafsu
> makan anak. Yang termasuk ikan laut dalam antara lain ikan tuna, tengiri,
> makarel, dan kakap besar. Namun demikian, efek yang didapat antara seorang
> anak dengan anak lain bisa saja berbeda meski makanan laut yang
> dikonsumsinya sama.
> Marfuah Panji Astuti. Foto: Ferdi/NAKITA
>
> Narasumber:
> Melinasari, M Kes.,
> dari Akademi Gizi Jakarta