1. Benjolan pada kepala bayi

Umumnya terjadi di kulit kepala bayi. Biasanya karena bayi mengalami kelahiran sulit atau kelahiran dengan vakum. Tekanan jalan lahir maupun vakum membuat pembuluh darah pecah dan darah berkumpul menjadi benjolan. Tak perlu dikhawatirkan karena benjolan ini akan hilang sendiri.

2. Benjolan pada penis

Ada kemungkinan kantung penis anak terdesak cairan hidrokel dari dalam tubuh. Cairan ini tidak berbahaya dan dapat hilang sendiri. Kemungkinan lain anak mengalami hernia. Orangtua dapat mendeteksi kemungkinan hernia dengan meraba lipat paha atau pusar si bayi. Hernia eksternal umumnya akan diketahui dari munculnya benjolan di bagian tersebut. Meski demikian, pemeriksaan dokter lebih lanjut sangat diperlukan. Hernia juga umumnya disertai gejala lain seperti muntah, demam, susah makan, dan nyeri yang sangat.

3. Benjolan di mata

Ada kemungkinan anak menderita kanker mata. Bisa juga matanya terdesak oleh tumor sehingga menonjol ke luar. Diagnosis dokter sangat diperlukan untuk memastikannya.

4. Benjolan pada Kulit

Bisa berbahaya atau tidak. Kemungkinan berbahaya jika merupakan indikasi leukemia. Namun, leukemia umumnya disertai gejala lain seperti pembengkakan gusi, kelumpuhan wajah, dan kelumpuhan tungkai.

5. Benjolan di leher

Tergantung bagian leher mana yang menonjol. Pun apa pula gejala yang menyertai. Bila letaknya di bawah rahang ada kemungkinan anak mengalami kanker limfoma, atau kanker kelenjar getah bening. Selain di leher, tonjolan juga dapat dialami pada ketiak, dan bagian tubuh lainnya. Ada gejala lain yang menyertai limfoma seperti demam tinggi, penurunan berat badan, cepat lelah, dan lain-lain.

Namun, jika benjolan berada tepat di tengah leher dan agak ke bawah, maka ada kemungkinan anak mengalami pembesaran kelenjar gondok. Pada stadium awal, tidak ada keluhan pada penderita kelenjar gondok, namun pada stadium lanjut penderita dapat merasakan gejala seperti serak, jantung berdebar, mengeluarkan banyak keringat, dan lain-lain.