Jangan Paksa

Anak “banci tampil” memiliki banyak kelebihan yang potensial dalam dirinya. Bila diarahkan dengan tepat, ia bisa meraih peluang yang tidak selalu dimiliki anak-anak pada umumnya. Misal, bertemu dengan orang-orang yang lebih profesional berkaitan dengan pengembangan bakat seninya.

Kendati demikian, tidak selalu diperlukan dorongan positif agar anak memanfaatkan potensinya tersebut.

“Ada beberapa anak yang menganggap, apa yang dijalani orangtua bukanlah apa yang tepat bagi dirinya,” ungkap Nisfie.

Jika memang termasuk yang demikian, sebaiknya orangtua tidak memaksakan anak untuk menjalani pilihan orangtua. Cukup perlakukan dengan semestinya dan mencari cara agar ke”banci tampilan”-nya tidak mengganggu aktivitas wajibnya seperti sekolah, belajar, interaksi sosial, berempati pada teman dan sebagainya.

Lebih Fokus dan Berpeluang

Dari semua sisi, anak "ban­ci tampil” memiliki lebih banyak keuntungan dibanding dampak negatifnya. Memiliki anak dengan perilaku banci tampil justru membuat anak terbiasa menghadapi banyak orang. Ini akan mengasah kemampuan presentasi yang dibutuhkan untuk unjuk kebolehan di depan umum.

Selain itu, kepercayaan diri yang tinggi menyebabkan anak banci tampil lebih fokus dan tidak mudah terganggu konsentrasinya ketika harus berada di depan umum. Kemampuan ini sangat mendukung kegiatan akademisnya seperti berdiskusi atau berorasi di depan kawan lainnya.

Popularitas yang secara otomatis mengikuti keberadaan anak banci tampil membuatnya mudah mendapat akses informasi. Selain itu, anak “banci tampil” biasanya lebih vokal (berani mengeluarkan pendapat) sehingga terlihat cerdas.

Dan, kebanyakan anak yang masuk kategori ini memiliki hasrat berprestasi yang lebih baik terutama di bidang yang diminati.

Mimpi Buah Hati, Bukan Ambisi Pribadi

Tak sedikit para pekerja dunia hiburan yang memulai karier bersama ibunya. Istilahnya, stage mom. Meski tak semua, banyak yang pada akhirnya malah menekan anak demi ambisinya agar Sang Anak terkenal. Agar tak terjebak, pastikan keinginan untuk terjun ke dunia hiburan datang dari anak sendiri, bukan impian Anda. Hasilnya, anak akan melakukannya sepenuh hati.

Jangan pula terjebak dengan aneka tawaran dengan honor besar, bagaimanapun kenyamanan dan pendidikan anak yang harus diutamakan. Apakah Anda rela membiarkan Si Kecil berjam-jam di lokasi syuting? Atau, bolos sekolah berhari-hari? Pikir-pikir lagi, deh! Bagaimanapun Anda adalah orangtua yang semestinya melindungi kepentingan Si Kecil di masa depan, kan?

Yang tak kalah penting adalah mengajarkan anak mengenai penolakan, misalnya dalam casting. Tanamkan pada anak untuk tidak mengambil hati setiap penolakan yang ia terima dan tetap bersemangat. Bisa saja ia ditolak karena penampilan fisik yang dibutuhkan tak sesuai dengan keinginan sutradara, tak ada hubungannya dengan bakat Si Kecil.

Manajemen waktu yang baik juga harus menjadi prioritas. Jangan pernah menganggap kebiasaan jam karet itu sepele. Pasalnya, di dunia hiburan, waktu adalah uang, dan para pelakunya tak segan mencari pengganti dalam sekejap mata.