Ruam susu bukan karena ASI
Ruam susu atau dermatitis atopik berbentuk bintik-bintik merah di pipi bayi. Karena disebut ruam susu, banyak orang mengira kelainan kulit itu terjadi akibat pemberian ASI. Istilah ruam susu muncul karena ruam terlokalisasi di pipi bayi yang sering terkena sisa ASI. Padahal, ruam susu bukan disebabkan oleh ASI. Perlu diketahui bahwa jika tidak diatasi, ruam susu dapat menyebar hingga ke leher dan punggung, daerah yang tidak terkena sisa ASI.

Penyebab. Ruam susu umumnya dialami oleh bayi dengan orang tua yang memiliki riwayat alergi. Ruam bisa timbul pada bayi yang mendapat ASI sesudah ibunya mengonsumsi makanan alergen, seperti telur, daging ayam, atau kacang-kacang –berbeda pada setiap orang. Selain itu, ruam susu juga bisa dicetus polusi udara, suhu panas, dan tungau atau kuman-kuman kecil yang ada di udara atau benda-benda di dalam rumah seperti bantal dan selimut.

Mengganggu! Karena menimbulkan rasa gatal. Karena lokasinya di pipi, ruam susu yang gatal mudah digaruk oleh tangan bayi . padahal ruam yang diharuk bisa mencetus lecet pada kulit dan menimbulkan luka terbuka yang memudahkan masuknya infeksi jamur dan bakteri.

Cegah dan atasi.

* Langkah pertama mengatasi ruam susu adalah dengan menghindari pencetusnya. Misalnya,. jika diakibatkan oleh zat-zat pada ASI, ibu yang alergi harus menghentikan konsumsi makanan alergen agar ASI-nya tidak mencetus ruam pada bayi.
* Ketika bayi terkena ruam, hindari memandikannya dengan air hangat sebab air hangat dapat membuat kulit lebih kering, sehingga semakin gatal.
* Mengoleskan pelembab pada kulit pipi yang beruam juga baik untuk menjaga agar kulit tidak kering dan gatal.
* Jangan bantu bayi menggaruk kulit popi yang gatal!
* Jika ruam meluas, apalagi disertai demam, kulit basah dan bayi rewel, bawalah bayi ke dokter.