Jakarta, 'Aku ini anak tiri, aku bukan anak kandung Papa Mama', ujar seorang anak sambil menangis tersedu-sedu saat dimarahi orangtuanya. Kenapa anak kecil sering merasa dirinya bukan anak kandung ayah ibunya saat sedang marah?

"Dimarahi tentu saja rasanya tidak menyenangkan, termasuk yang dirasakan oleh anak-anak," ujar Psikolog anak, Alzena Masykouri, MPsi saat menjawab detikHealth, Selasa (31/1/2012).

Alzena menuturkan isu yang secara populer terjadi pada anak usia pra remaja adalah memastikan identitasnya, termasuk apakah ia anak kandung atau bukan. Namun ada konsep di masyarakat bila bukan anak kandung maka akan selalu salah dan dimarahi.

"Konsep ini yang sedang diuji oleh anak pra remaja saat melakukan pencarian identitas, apakah ia anak kandung atau bukan," ujar psikolog lulusan Magister psikologi UI tahun 2002.

Alzena menjelaskan dengan melakukan pola komunikasi yang baik termasuk dalam cara menegur dan memarahi, maka anak akan yakin bahwa dirinya adalah anak kandung dan mendapatkan identitasnya sebagai bagian dari anggota keluarga.

Kondisi ini juga kadang dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orangtua pada anak, baik dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis seperti tutur kata, sikap, perilaku dan tindakan. Tidak ada pola asuh yang benar atau salah, hal yang penting adalah menyesuaikan dengan situasi atau menggunakan teknik tarik ulur.

"Pengaruh pola asuh terhadap kepribadian dan karakter si anak nantinya sangat besar. Apa yang diberikan oleh orangtua sejak anak dilahirkan hingga usia 15-16 tahun akan membentuk kepribadian anak," ungkapnya.

Dalam pelaksanaannya, orangtua tidak boleh kaku atau terbatas pada pola asuh yang itu-itu saja. Tapi harus disesuaikan dengan konteks kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak.

"Yang tidak boleh atau harus dihindari orangtua adalah pola asuh yang terlalu berlebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan akan menjadi tidak baik. Jadi yang sedang-sedang saja," ungkap psikolog lulusan Magister psikologi UI tahun 2002.