Biarkan Anak Tumbuh Menjadi Dirinya Sendiri
oleh Seseorang, 29 November 2011, 14:59 PM
Mini me parenting bukan jalan pintas menuju sukses mengasuh anak. Jangan bentuk manusia 'kloning' karena bisa membuat Anda dan balita frustrasi bila Anda tak berhasil. Asuh anak menjadi dirinya sendiri! Bantu anak membangun dirinya menjadi orang yang:
1. Yakin bisa meraih mimpi dengan caranya sendiri.
Katakan pada anak bahwa Anda yakin dia mampu melakukan apa saja yang dia inginkan. Meski itu bukan impian Anda untuk masa depannya, dengan mengizinkan si kecil memimpikan keberhasilan, ia akan membangun keyakinan diri yang kuat dan yakin kemampuannya.
Bangun sikap optimis. Jangan menakut-nakuti anak karena bisa malah membentuk sikap pesimis. Bangun sikap optimis dengan mengatakan, “Kamu pasti bisa! Apa masalahmu, apa yang bisa kamu lakukan?”
2. Percaya diri. Bagaimana anak bisa percaya diri bila Anda tak percaya padanya?
Percayakan sebuah tugas pada anak untuk dijalankan sesuai caranya. Misalnya mengambilkan makanan untuk kucing peliharaannya. Bisa dengan cara menuang makanannya langsung ke piring makan kucing, atau menuangnya lebih dahulu ke tangan balita kemudian dimasukkan ke dalam piring makan kucing. Tak ada satu cara yang paling benar. Yang penting anak tidak lalai melakukan tugasnya.
Berdayakan anak, ajarkan tanggung jawab dengan mengizinkannya membuat pilihan secara mandiri. Beri balita kebebasan memilih. Misalnya; “Mau mandi dulu atau gosok gigi dulu?” Dengan mengizinkan anak membuat keputusan dan mengatur hidupnya -meski dalam skala kecil- ia akan bertanggung jawab dan menghadapi konsekuensi dari pilihannya.
3. Menyadari keunikan dengan memberi anak kesempatan bertanya tentang segala hal yang harus dia lakukan.
Izinkan anak menjadi seorang individu. Anda boleh saja memilihkan tari Bali untuk balita. Tapi izinkan dia bertanya. “Mengapa aku harus belajar tari Bali, Bunda? Aku mau balet saja karena baju balet tidak susah dipakainya.” “Ayah, ternyata aku nggak suka ice skating. Aku selalu kedinginan. Boleh aku belajar berenang saja?” Terima kenyataan ini, meski Anda sangat ingin buah hati Anda mahir menari di atas es.
Izinkan anak berpikir, mengekspesikan pendapatnya sendiri. Hindari mendorong anak patuh tanpa syarat. “Bunda, aku belum tahu yoga itu apa. Tapi kalau ternyata aku nggak suka, boleh ganti belajar menari?” Dengan menghargai pemikirannya, Anda mengajarnya menghargai kemampuannya sendiri untuk disumbangkan pada dunia.
Perbolehkan anak menolak pilihan Anda. Meski belum bisa bicara, anak Anda bisa menggelengkan kepalanya melihat baju yang Anda pilihkan saat mengajaknya ke toko pakaian. Dia menunjuk apa yang dia mau. Dia tidak satu selera dengan Anda!
4. Mencintai diri. Cintai anak Anda dengan cerdas, agar dia mencintai diri sendiri, tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dari lingkungannya. Anak berbuat salah, itu biasa. Anak mengambil keputusan dan menyesali keputusannya, juga hal biasa.
Jangan mengolok-olok kesalahannya sebagai kebodohan yang patut Anda tertawakan atau Anda cerca habis-habisan. Anak yang sering diolok-olok dan dipermalukan belajar membenci dirinya. Anda boleh saja kecewa dengan keputusannya tapi yakinkan anak bahwa Anda tetap mencintainya. Misalnya, “Bunda, tadi di sekolah aku nggak mau disuruh menyanyi. Soalnya bajuku basah, aku malu.” Katakan, “Oke, tak masalah kalau gurumu juga tidak memaksamu.”
5. Selalu bersemangat dengan memberinya pujian yang tepat serta dukungan yang realistis. Bangkitkan semangatnya. Jujur mengatakan hasil kerja balita bagus atau “dia masih bisa lebih bagus lagi”. Tidak semua yang dilakukannya patut dipuji. Memberi pujian untuk hal-hal yang mudah dilakukan anak, bisa membuatnya malas berjuang. Memberikan pujian hanya bila balita patuh dan memenuhi keinginan Anda, tidak membuatnya bersemangat karena anak cerdas dan kreatif tidak suka meniru- niru.
6. Memelihara mind set yang baik. Apa pun yang dilakukan dengan sungguh- sungguh dan bertanggung jawab adalah baik. Bukan “yang menurut ayah baik, itu yang terbaik” atau “apa pun yang ditiru dari bunda dan ayah adalah yang terbaik”. Jangan dorong anak untuk menjalankan passion Anda karena dia akan meniru habis- habisan apa pun yang Anda lakukan dengan cara apa pun.
www.ayahbunda.co.id
Ada 0 komentar pada diskusi ini
Belum ada komentar pada post ini