Permasalahan mertua menantu sepertinya bukan hal yang aneh. Dengan berbagai alasan, banyak menantu yang merasa kesulitan untuk bisa menjalin hubungan yang akrab dengan mertua.
Ada beberapa penyebab terjadinya konflik antara menantu dan mertua. Di antaranya adalah Anda berdua menyayangi orang yang sama. Masalahnya, konflik sering muncul ketika sang ibu masih menganggap anak laki-lakinya masih bayi, sehingga masih perlu pengawasannya. Akibatnya sang ibu mendominasi suami. Jika ini terjadi, tentu amat menjengkelkan, bukan?
Tapi, setiap keluarga memiliki sifat dan kebiasaan berbeda. Inilah hal pertama yang harus Anda pahami. Sayangnya, momok mertua yang suka mengritik dan merasa lebih baik biasanya muncul karena menantu kurang mengenal mertua sehingga perasaan tertekan sudah muncul di awal. Sebetulnya hal ini bisa diatasi dengan komunikasi yang baik antara dua belah pihak.
Sebagai istri ada beberapa hal yang harus dipahami dan bisa dilakukan agar hubungan dengan mertua bisa terjalin baik:
- Anggap seperti orang tua sendiri
Ketika menikah dan menjadi menantu seseorang, anggap dia sebagai orang tua kita. Ingat, mertua bukanlah saingan.
- Menyadari suami adalah anaknya
Kalau suami sayang pada ibunya kan baik. Nah, yang diperlukan adalah kematangan Anda yang perlu memahami sang ibu juga masih membutuhkan anak laki-lakinya.
- Jadikan suami sebagai jembatan
Sebagai menantu, tidak boleh mengritik pada mertua secara langsung. Lebih baik sampaikan pada suami, biar suami nanti yang bilang ke mertua. Hal ini untuk menjaga juga supaya sebagai menantu tidak dianggap menyebalkan.
- Jujur pada diri sendiri
Yang paling bahaya adalah ketika Anda tidak jujur pada diri sendiri. Misalnya penuh basa-basi yang akhirnya bikin capek. Paradigma kita dalam melihat mertua lah yang harus diubah. Bahwa mertua bukan sosok yang bawel dan suka ikut campur.