Klorofil, Si Hijau Pencegah Penyakit
Rabu, 20 Oktober 2010 | 12:57 WIB
Ist
Daul alfalfa yang mengandung konsentrasi tinggi pigmen hijau sering diekstrak menjadi suplemen klorofil cair.

Kompas.com - Beruntunglah mereka yang gemar menyantap sayuran hijau. Sumber pangan rendah lemak dan kaya serat ini memiliki banyak khasiat kesehatan karena mengandung zat gizi dan non gizi yang sangat dibutuhkan tubuh, salah satunya adalah klorofil, pigmen pemberi warna hijau pada tanaman.

Dalam kehidupan sehari-hari, klorofil telah menjadi barang konsumsi yang akrab bagi kesehatan kita. Mulai dari sayur mayur yang kita makan, pewarna yang aman untuk makanan dan minuman tradisional, hingga pewarna alami untuk tenun dan batik.

Dalam dunia kesehatan, klorofil kini dikembangkan sebagai salah satu suplemen untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan peranan klorofil kini terus dikembangkan dalam terapi tumor dan kanker. Banyak hasil penelitian menunjukkan klorofil mempunyai sifat antimutagenik (mencegah penyebaran gen penyebab kanker).

Menurut Prof.dr.Made Astawan, Guru Besar Teknologi Pangan dari IPB, dalam bukunya Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, klorofil dalam menghambat reaksi pengikatan senyawa karsinogen (penyebab kanker) dengan DNA, dan menangkal reaksi senyawa radikal. Klorofil juga dapat melindungi sistem kekebalan tubuh melalui kemampuannya meredam reaktivitas senyawa radikal.

Bila kita menelurusi situs-situs internet, cukup banyak penelitian Internasional yang membuktikan fungsi klorofil. Fungsi yang menonjol dari klorofil adalah sebagai antioksidan dan membersihkan sistem intestinal (saluran pencernaan makanan mulai dari rongga perut hingga saluran pembuangan atau anus). Klorofil juga berfungsi untuk menetralkan bau mulut, pemacu sirkulasi darah, hingga penenang otak alami.

Dr. Leenawaty Limantara, ilmuwan yang mendalami riset mengenai klorofil, mengatakan molekul klorofil memiliki kesamaan struktur dengan hemoglobin, pigmen merah dalam darah manusia. Karena itu klorofil menjadi nutrisi vital bagi tubuh manusia dan merupakan molekul yang dapat diterima oleh tubuh secara alamiah sehingga potensial meningkatkan ketahanan tubuh.

Kemampuan klorofil dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh ini juga disebabkan oleh adanya pasokan antitumor dan antikuman untuk menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan luka infeksi pada saluran cerna.

Penggunaan oral
Sebenarnya alam telah menyediakan sumber-sumber klorofil yang sangat andal dan dapat dikonsumsi secara mudah. Caranya adalah mengonsumsi sayuran hijau secara rutin. Menurut Leenawaty, katuk merupakan tumbuhan lokal asli Indonesia yang kaya akan klorofil.

Namun, proses pemasakan dan pengolahan sayuran yang tidak tepat juga bisa mengurangi nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan. "Gangguan fungsi saluran cerna juga bisa membuat penyerapan makanan tidak baik. Tandanya bisa dilihat dari adanya sisa-sisa makanan dalam feses," kata dr.Roy Indrasoemantri, product consultant PT.Synergy Worldwide Indonesia.

Perkembangan teknologi telah membantu diciptakannya klorofil dalam bentuk suplemen berupa kapsul maupun klorofil. Di Indonesia produk klorofil cair cukup laris di pasaran. Menurut Roy, setiap bulan produk klorofil cair yang dipasarkannya terjual hingga ribuan botol.

Sifat klorofil yang tidak larut dalam air mengharuskan adanya teknik khusus agar klorofil dapat larut dalam air untuk mempermudah distribusinya dalam tubuh. Karena itu hanya produsen tertentu saja yang mampu memproduksi supleme klorofil cair.

Menurut Roy, produk suplemen klorofil yang baik mampu bercampur dengan air tanpa harus dikocok. Bila ditemukan intruksi "kocok dahulu" pada suatu kemasan klorofil cair, bisa dipastikan suplemen itu tidak murni klorofil atau masih campuran dengan senyawa lain.

"Waspadai produk yang memakai senyawa pelarut lemak. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, lama-lama bisa berakumulasi dalam tubuh dan mengganggu fungsi liver," kata Roy.

Suplemen klorofil murni juga tidak memiliki rasa dan aroma. Selain itu juga tidak menimbulkan rasa getir di lidah. Untuk menguji kemurnian suplemen klorofil bisa dilakukan dengan membiarkan produk tersebut di dalam gelas selama beberapa saat. Jika produk itu mengendap, artinya bukan produk murni dan jika didiamkan selama beberapa jam menjadi berbuih dan mengembang, maka produk itu sangat berbahaya.

Karena sifatnya sebagai suplemen, maka fungsi utama dari produk klorofil adalah untuk pencegahan penyakit. "Di Indonesia, produk-produk alami seperti ini sering dipakai sebagai produk alternatif untuk pengobatan penyakit, padahal fungsinya untuk pencegahan penyakit," papar Roy.

Bagi orang yang menderita sakit, menurut Roy produk klorofil boleh dikonsumsi bersama dengan obat-obatan medis. "Fungsinya sebagai suplementasi," katanya. Meski tidak menjanjikan kesembuhan, namun menurutnya jika dikonsumsi rutin produk tersebut bisa meningkatkan kebugaran dan kemajuan. "Misalnya kalau sebelumnya jalan beberapa langkah sudah terasa sesak, sekarang dada rasanya bisa lebih enak," katanya.

Ahli gizi masyarakat dari IPB, Eddy Setyo Mudjajanto, mengatakan pada dasarnya suplemen klorofil cukup aman untuk dikonsumsi. "Bila produk yang dikonsumsi adalah klorofil murni, efek sampingnya hampir tidak ada. Bila ada kelebihan dosis pun barangkali cuma 1-2 sendok saja," katanya. Kendati begitu ia menyarankan agar setiap produk suplemen diminum sesuai dengan dosis anjuran yang tertera pada kemasan.