Si kecil yang berusia 9 bulan terjatuh. Buru-buru Moms memanggil tukang pijat dengan harapan agar si kecil tidak panas, tidak salah urat atau rewel.

Ya, masih banyak orangtua yang mencari dukun/tukang pijat untuk memijat si buah hati. Alasannya, banyak manfaat yang diperoleh bila si kecil dipijat secara rutin. Sheila Hermawan, misalnya, ibu dari Sabrina Hermawan (2 bulan) ini melakukan pijat bayi pada dukun/tukang pijat dekat rumahnya.

“Mungkin anak saya salah urat kali ya… Maklum deh cucu pertama. Jadi semua Nenek dan Tante-nya berlomba-lomba untuk menggendongnya,” katanya.

Apalagi, ia juga disarankan oleh sang ibu untuk memijat bayinya. “Kata Ibu saya dipijat saja, nanti Sabrina jadi tidak rewel deh,” ucap ibu satu anak ini yang yakin dengan kemampuan si tukang pijat karena sudah diajarkan secara turun-temurun.

Hati-hati Salah Pijat!

Memang, pijat bayi telah diakui manfaat positifnya. Namun, penting sekali untuk Moms ketahui bahwa bila terjadi salah pijat, maka akan membawa efek negatif bagi bayi.

“Perihal dukun bayi mendapat pelajaran turun-menurun, mungkin saja benar, tapi mungkin juga tidak. Kita harus lihat bagaimana dia memijat bayinya. Walaupun dilakukan dengan benar, mereka juga harus memerhatikan apa yang tidak boleh dipijat dan dalam kondisi apa tidak boleh dilakukan pemijatan pada bayi,” tegas dr. Satrio Tjondro, SpRM dari RSIA Hermina Jatinegara.

Saat si Kecil Jatuh = Terjadi Perdarahan

Penting ketika si kecil terjatuh, jangan sekali-kali langsung memijatnya khususnya di daerah bagian yang mengalami cedera. “Bila bayi jatuh, tak boleh langsung dipijat. Biasanya jika tidak ada kontraindikasi, tunggu sampai 2 X 24 jam baru boleh dipijat (ini berlaku juga pada orang dewasa),” terang dr. Satrio.

Ini penting Moms, pasalnya ketika jatuh dan cedera, terjadi proses perdarahan dan proses peradangan. Respon inflamasi (peradangan) mungkin saat itu belum terlihat dari luar (di kulit) karena terjadinya di dalam. Pada respons inflamasi terjadi reaksi panas tubuh setempat (kalor), kemerahan pada kulit dan ada rasa nyeri. Itulah mengapa ketika jatuh si kecil akan menangis. Selain itu, pada sendi tempat di mana terjadi cedera akan terjadi fungsiolesa – fungsi sendi tersebut tidak dapat digunakan dengan baik.

“Contoh, yang tadinya kakinya bisa menekuk, jadi tidak bisa menekuk lagi,” tambah dr. Satrio.

Saat terjadi cedera jaringan lunak, tidak langsung terlihat kebiru-biruan di kulit, warna kebiruan terlihat setelah beberapa hari yang biasanyadisebut dengan darah mati. Jadi jika bayi terjatuh langsung dipijat, maka efeknya justru akan semakin bengkak.

“Itu yang disebut efek salah pijat,” sambungnya lagi.

Hati-hati Perdarahan dan Pembengkakan

Kondisi-kondisi yang merupakan kontraindikasi tidak boleh dipijat, yaitu: saat cedera terjadi (cedera akut), atau terdapat infeksi seperti bisul pada area tubuh yang akan dipijat. Anak-anak atau bayi yang mempunyai penyakit dengan kecenderungan terjadi perdarahan juga merupakan kontraindikasi pemijatan.

“Apalagi jika dipijat dengan cara yang kasar, mungkin akan terjadi perdarahan di jaringan lunaknya,” tegas dokter yang ramah ini.

Jika Moms melihat bayi atau balita yang baru terbentur sedikit saja langsung terjadi perdarahan dan kebiruan, hati-hatilah jika inginmelakukan pemijatan. Knsultasikan dulu dengan dokter yang berkompeten dalam hal pijat bayi. Hal ini juga berlaku pada anak yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah – penderita hemofilia.

“Mereka lebih mudah terjadi kecenderungan perdarahan. Mereka perlu pengawasan khusus. Kalau pun mau dipijat, harus khusus dan hati-hati, tentu saja harus di bawah pengawasan dokter,” saran dr. Satrio.

Ingat, pemijatan tidak boleh dilakukan pada area tubuh yang mengalami patah tulang.

Perut Bayi Kembung, Boleh Dipijat?

Salah satu tujuan pemijatan pada area perut adalah melancarkan sistem pencernaan bayi. Tapi apakah perut si kecil yang terlihat kembung boleh selalu dipijat?

“Ada yang boleh dipijat, ada yang tidak,” tukas dr. Satrio. Harus dicari dulu penyebab kembung pada bayi. “Jika penyebabnya akibat penyumbatan usus (ileus obstruktif), area perut tersebut sama sekali tak boleh dipijat. Jadi, tidak semua kembung bayi boleh dipijat. Kalau mau dipijat, periksakan dulu ke dokter untuk menentukan apa penyebab kembungnya,” saran ia.

“Jika tidak dilakukan pemeriksaan dan ternyata terjadi penyumbatan usus, dan dilakukan pemijatan di area perut tersebut maka perut bayi akan semakin kembung dan usus semakin tidak bergerak, akhirnya terjadilah ‘mampet’ yang bisa berakibat fatal dan harus dilakukan operasi,” pungkas dr. Satrio.

Jadi sekali lagi Moms, perlu dilihat indikasi dan kontraindikasi pemijatan.

Perhatikan Lokasi Rawan Pijat

- Pada daerah tubuh tertentu, ada lokasi di mana letak syaraf superfisial (tersembunyi dan tidak terlihat). Nah, di sini si pemijat perlu ekstra hati-hati dalam melakukan pemijatan, antara lain: syaraf peroneal yang letaknya di bagian bawah samping luar belakang lutut, syaraf ulnaris yang letaknya di siku bagian dalam (medial).

- Pada penderita kanker. Pada area tubuh di mana kanker ‘bersarang’, tidak boleh dilakukan pemijatan, dikhawatirkan malah akan semakin menyebarkan kankernya.

- Jika ada bekuan darah di pembuluh darah (trombosis). Pada Deep Vein Trombosis atau DVT, terjadi peradangan di pembuluh darah balik. Jika dilakukan pemijatan, trombosisnya (bekuan darahnya) dikhawatirkan lepas dan ikut aliran darah, jika trombus tersebut menyumbat pembuluh darah di jantung dapat menyebabkan kematian. Dan jika trombus tersebut menyumbat pembuluh darah di otak bisa terjadi stroke.

Bila Tergelincir, Lakukan RICE, Bukan PIJAT!

Jika si kecil tak sengaja “kejedut”, memar, terbentur atau keseleo, maka saat itu tak boleh dilakukan pijat sama sekali. P3K bagi kejadian trauma benda tumpul seperti kejedut ini adalah RICE (Rest, Ice massage, Compression, Elevation).

Rest yaitu istirahatkan area tubuh yang cedera. Ice massage, yaitu terapi dingin dengan menggunakan es batu yang dibungkus dengan handuk tipis. Letakkan sambil digerakkan pada area tubuh yang cedera maksimal selama 5 – 10, jangan lebih! Tujuannya untuk mengecilkan pembuluh darah sehingga mengurangi terjadinya perdarahan. Jika lebih dari 10 menit, ditakutkan pembuluh darah yang telah mengecil akan melebar kembali, yang akan mengakibatkan bertambahnya perdarahan.

Compression, yaitu bebat dengan verban elastis. Elevation, yaitu meninggikan area yang cedera lebih tinggi dari jantung. Arti meninggikan bukan mengangkat setinggi-tingginya, namun cukup 30 derajat lebih tinggi dari jantung. Elevation ini berguna agar jaringan tubuh yang cedera tidak makin membengkak.

RICE dilakukan selama 2 X 24 jam. Setelah melewati waktu tersebut tetap harus dievaluasi apakah boleh dilakukan pemijatan atau tidak.

okezon