1. Siapkan semua perlengkapan yang diperlukan
Seperti dilansir Mayo Clinic, taruh pispot (potty chair) di kamar mandi Anda. Minta anak untuk duduk di pispot tersebut. Selain pispot, Anda juga bisa memasang gambar-gambar yang menarik perhatian si kecil. Gambar-gambar tersebut bisa menjadi cara Anda agar anak mau pergi ke kamar mandi.

Minta pada anak untuk mencoba pispotnya tersebut hingga dia merasa nyaman. Jangan segan-segan untuk melakukan percobaan itu beberapa kali. Tidak masalah jika anak akhirnya bermain-main. Paling penting anak sudah tidak merasa asing dengan benda tersebut.

2. Latihan
Ajari anak untuk memberitahu Anda jika dia mau buang air kecil atau besar. Lakukan hal itu sebelum anak mencapai usia dua tahun. Saat anak mulai menunjukkan tanda mau buang air kecil atau besar atau memberitahukan pada Anda, cepatlah memberi respon. Hentikan kegiatan apapun yang sedang dilakukannya dan minta dia pergi ke toilet. Berikan anak pujian karena dia telah memberitahukan Anda dan tidak mengompol.

Sebelumnya, Anda juga perlu memperkenalkan apa saja peralatan yang dipakai saat berada di kamar mandi untuk buang air kecil atau besar. Misalnya saja, pispot, kloset, flush dan lain-lain.

Setelah dia selesai buang air kecil atau besar, ajari anak bagaimana cara membersihkan alat kelaminnya yaitu dari depan ke belakang. Saat waktunya menyiram atau flush, biarkan anak yang melakukannya. Jangan lupa minta pada anak agar mencuci tangannya.

3. Konsisten
Pastikan seluruh anggota keluarga dan pengasuh anak menerapkan apa yang sudah ajarkan pada anak soal potty training. Jangan sampai hal yang sudah Anda ajarkan itu mereka lupakan. Konsisten adalah salah satu kunci agar anak mau buang air kecil atau besar di kamar mandi.

4. Berikan Contoh
Saat anak sudah bisa buang air kecil atau besar di pispot, waktunya Anda mengajarinya melakukan dua hal itu di kloset. Sebelumnya Anda perlu memberi contoh, mulai dari menurunkan celana, duduk atau jongkok di kloset lalu buang air kecil, menyiram atau flush kloset, membersihkan kelamin dengan air, dan mengerinkan daerah kelamin dengan tisu hingga terakhir memakai celana lagi. Saat memberikan contoh, Anda juga sebaiknya mengatakan langkah-langkahnya dengan bahasa yang anak mengerti.

5. Kesalahan Mungkin Terjadi
Meskipun anak akhirnya bisa dan mau buang air kecil atau besar di kamar mandi, bukan berarti ia sudah lulus ujian sepenuhnya. Bisa saja anak tiba-tiba ngompol. Saat hal itu terjadi, jangan memarahi atau menyalahkannya. Katakan saja, "Lain kali ditahan dan cepat ke kamar mandi ya".