Seperti halnya obat pada umumnya, kemungkinan adanya alergi obat bius bisa saja terjadi. Bentuk alergi yang ringan umumnya berupa gatal dan bentol yang bisa menjadi parah jika bereaksi ke seluruh kulit. Bahkan ada yang sampai syok akibat tekanan darah yang menurun drastis atau tidak dapat bernapas oleh karena saluran napasnya bengkak, bila reaksinya sedemikian berat.
Selama ini, di luar negeri pun belum pernah dilakukan tes alergi obat bius sebelum dilakukan tindakan bedah. Meski mungkin idealnya seperti itu, namun ini cukup sulit dilakukan. Apalagi jika tindakan bedah yang harus dilakukan bersifat darurat. Selain itu, umumnya pasien baru datang pertama kali sehingga belum ada pengalaman alergi obat bius. Jadi, sejauh ini yang biasanya dilakukan hanyalah menanyakannya pada orangtua apakah si anak asma atau pernah mengalami alergi obat. Akan tetapi bila operasi tak bisa dihindari, kalaupun anak memiliki riwayat alergi obat, anestesi akan diberikan dengan memilih obat-obat dan cara yang betul-betul paling aman. Tentu saja kemungkinan risiko bahaya alergi tetap sudah dipikirkan dengan matang.
Jika memang terjadi sesuatu akibat reaksi obat, maka akan dilakukan tindakan sesuai prosedur. Itulah mengapa, pascabedah, dokter akan tetap melakukan pemantauan dengan menjaga kondisi pasien agar tetap dalam keadaan stabil dan normal. Contohnya, tekanan darah dijaga agar tidak naik/turun, pernapasan normal/cukup, tidak merasakan nyeri, dan sebagainya.