Sayuran dan Buah adalah salah satu makanan yang aman bagi setiap orang. Terlebih lagi, sayuran dan buah menjadi primadona dalam makanan sehat. Dari kecil pun Anda pasti sudah disuruh banyak-banyak makan sayur dan buah untuk kesehatan tubuh. Namun ternyata ada juga mitos seputar buah dan sayuran. Hal yang sering didengar pun biasanya seputar jangan terlalu banyak makan jambu biji nanti bisa kena usus buntu atau jangan terlalu banyak mengonsumsi melinjo nanti bisa asam urat. Mitos tersebut pun ada yang masuk akal dan juga tidak. Hal tersebut yang membuat Anda biasanya ragu akan kebenaran hal tersebut. Berikut seputar mitos dan fakta sayur-sayuran dan buah-buahan:

Mitos : Memakan buah jambu biji dapat menyebabkan penyakit usus buntu.
Salah. Penyakit usus buntu disebabkan karena adanya bakteri patogen yang menginfeksi usus besar. Biji pada buah jambu tidak akan menyumbat usus karena langsung keluar saat buang air besar.

Mitos: Ketika terkena sakit maag, sebaiknya tidak mengkonsumsi buah jeruk.
Benar. Meskipun jeruk mengandung vitamin C berkadar tinggi, jeruk dapat memperparah penyakit maag karena meningkatkan kadar asam lambung.

Mitos: Mengkonsumsi ketimun bisa menyebabkan keputihan.
Salah. Tidak ada kandungan dari ketimun yang bisa menyebabkan keputihan. Keputihan terjadi karena kondisi vagina yang lembab dan sikap malas mengganti celana dalam sehingga memicu pertumbuhan bakteri yang menyebabkan keputihan berbau. Keputihan tidak akan berbau jika pemicunya adalah stress.

Mitos: Air perasan jeruk nipis ditambah kecap bisa menyembuhkan batuk.
Benar. Jeruk nipis memiliki sifat sangat asam sehingga dapat mematikan bakteri penyebab batuk, sedangkan kecap hanya penyeimbang rasa asam dari jeruk nipis.

Mitos: Mengosumsi bawang mentah serta makanan yang mengandung bawang dapat memicu bau badan.
Salah. Bawang hanya menyebabkan suhu tubuh meningkat sehingga lebih mudah berkeringat. Bau badan akan muncul jika keringat bercampur dengan bakteri. Bakteri mudah tumbuh pada daerah lipatan tubuh, seperti ketiak.

Mitos: Setelah mengonsumsi masakan yang dipanggang, seperti sate dan steak harus dinetralisir dengan ketimun.
Benar. Daging yang dibakar dalam suhu tinggi memproduksi zat karsinogenik yang berpotensi menyebabkan kanker. Sedangkan ketimun mengandung zat antikarsinogenik dan flavonoid yang dapat memproteksi tubuh dari kanker.

Mitos: Makan buah durian disertai minuman soda dapat menggangu pencernaan.
Benar. Durian matang kandungan alkoholnya sangat tinggi (setingkat dengan kadar alkohol pada tape ketan) jika ditambah dengan zat berkarbonat dari minuman bersoda, memakan durian akan membuat perus terasa panas.

Mitos: Menambahkan perasan air jeruk nipis pada makanan kuah bersantan dapat menghindari kolesterol dan juga dapat mengurangi berat badan.
Benar. Air asam dari jeruk nipis terbukti dapat memecah lemak dan mudah dilarutkan oleh air saat berada dalam pencernaan kita. Tapi lemak akan lebih cepat terbakar jika dibarengi dengan pola makan sehat serta olahraga teratur.

Mitos: Wanita hamil dapat beresiko keguguran jika memakan buah nanas.
Salah. Tidak ada bukti ilmiah mengenai hal ini. Justru nanas mengandung enzim bromelain yang dapat mencerna protein dalam makanan agar lebih mudah terserap tubuh, otomatis janin juga berkembang secara maksimal karena mendapat asupan makanan. Mengonsumsi nanas juga bisa mengurangi resiko kolesterol dalam darah, diabetes dan penyakit jantung.

Mitos: Melinjo, bayam dan daun singkong dapat menyebabkan asam urat.
Salah. Yang dapat memicu timbulnya penyakit asam urat adalah zat purin yang banyak terdapat pada jeroan seperti usus, ati ampela dan babat. Segala jenis sayuran justru sangat baik bagi tubuh karena mengandung banyak serat yang dapat melancarkan pencernaan.

Mitos: Sering mengonsumsi buah bengkuang dapat menjadikan kulit lebih putih.
Benar. Bengkuang mengandung isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan yang bisa mencegah kerusakan pada kulit akibat paparan sinar ultra violet dari matahari.

Mitos: Memakan buah salak memicu sembelit karena feses menjadi keras.
Salah. Salak tidak membuat feses keras, justru sebenarnya jumlah serat akan semakin banyak jika salak dimakan dengan kulit arinya.