Saat bayi menangis, mungkin Anda menganggapnya adalah hal yang wajar. Tapi bagaimana jika hal tersebut berlangsung hingga hitungan jam? Tentu akan sangat mengkhawatirkan. Jika tidak ada kelainan organik, hal tersebut biasanya disebut kolik pada bayi.

Menangis biasanya menjadi cara bayi untuk mengungkapkan perasaannya, baik itu lapar, haus, sakit dan lainnya. Umumnya, bayi yang baru lahir hingga usianya sekitar 2 bulan memiliki frekuensi menangis yang cukup tinggi. Tapi biasanya akan berkurang seiring bertambahnya usia.

Namun ada beberapa bayi yang menangis berlebihan. Hal tersebut bisa menjadi salah satu gejala bayi terkena penyakit atau keadaan tertentu, seperti terdapat masalah pada pencernaannya, sakit karena terjatuh, dan lainnya.

Tapi jika bayi menangis terus-menerus tanpa ditemukannya gejala penyakit atau keadaan tertentu, maka hal tersebut adalah kolik pada bayi. Sampai saat ini penyebab terjadinya kolik pada bayi masih menjadi tanda tanya.

Gejala kolik pada bayi diantaranya adalah muka bayi yang memerah, menangis dengan kencang sampai beberapa jam dan bisa terjadi siang atau malam. Hal tersebut karena perut bayi kejang. Kolik pada bayi bisa terjadi mulai usia si kecil beberapa minggu sampai usianya mencapai 3 atau 4 bulan.

Untuk mengatasi kolik pada bayi, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah berkonsultasi pada dokter spesialis anak. Dokter tentunya akan mencari kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab terjadinya kolik tersebut.

Beberapa hal yang mungkin bisa Anda lakukan diantaranya adalah mencoba menenangkan si kecil yang menangis. Biasanya masing-masing ibu memiliki caranya sendiri untuk membuat si kecil tenang. Seperti membawanya berjalan-jalan, atau mengajaknya bermain.

Jika terjadi kolik, Anda juga perlu memperhatikan cara menyusui. Apakah posisi menyusui yang Anda lakukan sudah pas. Karena bila tidak pas, bayi akan banyak udara berlebih yang tertelan oleh bayi. Makanan dan minuman yang Anda konsumsi pun harus diperhatikan karena bisa mempengaruhi ASI.

Pada bayi yang minum susu formula, Anda harus memperhatikan takarannya. Jangan memberikan susu formula yang terlalu encer, karena bisa cepat menimbulkan kembali rasa lapar. Sedangkan susu yang terlalu kental, bisa timbulkan diare dan kembung. Hindari berganti-ganti susu formula.

Demikian juga dengan penggunaan dot bayi. Pilihlah yang sesuai dengan usia bayi Anda dan memiliki lubang dot yang cukup. Jangan terlalu besar atau terlalu sempit. Jangan lupa pula untuk selalu memperhatikan kebersihannya.

Meski panik karena terjadi kolik, Anda tidak disarankan untuk menggunakan sembarangan obat. Sebaiknya konsultasi ke dokter jika ingin memberikan obat pada si kecil. Dalam mengatasi kolik pada bayi, dukungan dari seluruh anggota keluarga sangat diperlukan agar tidak timbul perasaan stres.