ADALAH bercak kecoklatan yang hampir memenuhi wajah pada saat kehamilan yang biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga masa kehamilan. Bukanlah suatu penyakit tapi efeknya dapat menggangggu penampilan anda. Kemungkinan muncul akibat terlalu aktifnya hormon MSH (melanocyte stimulating hormone) dari kalenjar endokrin yang memicu terjadinya hiperpigmentasi kulit. Terik matahari bisa memperburuk kondisi ini. Akibatnya, timbul bercak berwarna kecoklatan di bagian tubuh yang paling sering disinari matahari yaitu wajah.

Namun tak semua ibu hamil mengalami hal ini, sebaliknya ada wanita yang tidak hamil memiliki melasma di wajah. Misalnya mereka yang biasa mengkonsumsi pil kontrasepsi atau yang memiliki bawaan sehingga sedikit saja terkena sinar matahari maka melasma akan muncul di wajah. Konon melasma ini lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Kebanyakan melasma muncul secara simetris di kedua pipi, hidung, dahi dan dagu. Bisa pula hanya pada sekitar pipi, hidung atau sepanjang tulang rahang kiri hingga kanan.

Melasma bisa terjadi hanya pada sebatas lapisan atas kulit atau lebih dalam. Melasma yang terjadi pada masa kehamilan kebanyakan akan berkurang atau hilang dengan sendirinya setelah kehamilan selesai. Tapi bukan tidak mungkin pada kehamilan berikutnya melasma tidak akan muncul lagi. Usaha untuk mencegah terjadinya melasma adalah dengan menghindari atau mengurangi sinar matahari langsung ke wajah anda. Juga gunakan sunblock dengan spektrum luas. Krim tabir surya dengan SPF 15 atau lebih akan melindungi permukaan kulit yang sensitif dari terjadinya melasma.

Selain itu bisa juga dengan menggunakan krim khusus yang dapat mencerahkan kulit. Pilih yang mengandung hydroquinone, kojic acid dan licorice. Namun sebaiknya waspada selagi hamil hendaknya penggunaan terapi ini tidak dilakukan kecuali dalam pengawasan ketat dokter anda. Mengingat kondisi dari tiap wanita hamil berbeda maka konsultasi dulu dengan dokter anda adalah langkah bijak yang harus anda lakukan.