Hamil boleh, tapi direncanakan
Meski masih belum bisa disembuhkan, odapus tetap bisa mendapatkan pengobatan agar bisa hidup lebih lama seperti orang sehat. Pengobatan ditujukan untuk menghilangkan gejala lupus yang ada. Pengobatan juga perlu didukung perubahan pola hidup, pengendalian emosi, pemakaian obat secara tepat, dan pengaturan gizi seimbang. dalam proses pengobatan pasien mesti dievaluasi minimal tiga bulan sekali, tergantung status kesehatannya. Tujuannya, mengevaluasi aktivitas penyakit dan menentukan pengobatan selanjutnya. "Penyakit ini berlangsung lama, bisa bertahun-tahun. Jadi
harus sabar dalam menjalani pengobatan,"
Penderita memerlukan program pengaturan lama beraktivitas dan lama
tidur. Menurut dr. Harry, bagi odapus, kecapekan dan stres berat
merupakan penyebab tercetusnya gejala lupus. Karena itu, hidup teratur merupakan keharusan. "Olahraga juga boleh. Tapi jangan dipaksakan, misalnya jangan dilakukan pada siang hari saat matahari sudah kuat,".
Meski tidak semua odapus sensitif terhadap sinar matahari, mereka
dianjurkan menghindari paparan sinar matahari secara langsung untuk
waktu lama karena kekambuhan penyakit sering terjadi setelah terpapar sinar ultraviolet. Dr. menganjurkan penderita keluar rumah hanya sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00. Ketika keluar rumah, penderita memakai sun block atau sun screen (pelindung kulit dari sengatan sinar matahari) pada bagian kulit yang akan terpapar. n penderita mengenakan pakaian yang tepat. penderita perlu segera mencari pertolongan medis bila timbul gejala panas tanpa diketahui penyebabnya. Bila hendak mendapat berbagai tindakan medik, macam pengobatan gigi, tindakan terhadap saluran kemih dan kandungan, atau tidakan bedah lainnya, penderita perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan antibiotika pencegahan.
Bila penderita terserang pada organ utama, seperti ginjal, paru,
jantung, dsb., penyakitnya sedang aktif, atau dalam pengobatan dengan
obat-obatan imunsurpresif, dia sebaiknya dicegah dari kehamilan.
"Penderita yang penyakitnya sedang aktif, jarang sekali bisa hamil.
Kalaupun bisa hamil biasanya akan menimbulkan keguguran. Karena itu, kalau berhasil hamil sebaiknya penyakitnya selalu dikontrol," . Namun dokter juga mengingatkan bahwa yang terbaik adalah
kehamilan terencana. Artinya, selama penyakitnya aktif, kehamilan
dihindarkan dan pengobatan dilakukan secara intensif. Odapus dianjurkan menghindari kontrasepsi yang mengandung estrogen. Setelah penyakitnya teratasi, barulah merencanakan kehamilan.
Dalam pengobatan lupus, ada dua kategori obat yang digunakan, yakni
golongan kortikosteroid dan golongan selain kortikosteroid. Golongan
kortikosteroid merupakan obat utama penyakit lupus. Untuk kelainan kulit diberikan dalam bentuk topikal (salep, krem, atau cairan). Untuk lupus ringan digunakan kortikosteroid dalam bentuk tablet dosis rendah. Bila lupus sudah dalam kondisi berat, digunakan kortikosteroid dalam bentuk tablet atau suntikan dosis tinggi. "Kalau sudah menyerang otak, misalnya, dosisnya bisa sampai 1.000 mg per hari,"
Setelah kondisinya teratasi, dosis diturunkan sampai dosis terendah yang dapat mencegah kambuhnya penyakit.
Obat golongan bukan kortikosteroid biasanya merupakan pelengkap obat kortikosteroid. Di antara obat golongan ini adalah antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi keluhan nyeri dan bengkak sendi; obat antimalaria (kloroquin/resochin, dihidroksi kloroquin/plaquenil) untuk
mengatasi gejala penyakit pada kulit, rambut, nyeri otot dan sendi,
bahkan untuk odapus dengan gejala ringan; dan obat imunosupresif macam siklofostamid untuk kondisi yang disertai gangguan ginjal, azatioprin yang merupakan obat pendamping kortikosteroid agar kebutuhan kortikosteroid dapat dikurangi, dan klorambusil.
Penggunaan obat-obat tadi mesti dengan pertimbangan matang mengingat efek sampingan yang ditimbulkan. Obat kortikosteroid, misalnya, bisa memberi efek sampingan berupa wajah membulat (moonface), penyakit cushing, osteoporosis, diabetes melitus, hipertensi, gangguan lambung,dsb. OAINS menimbulkan gangguan lambung, ginjal, darah, dsb. Obat antimalaria memberi dampak gangguan penglihatan akibat deposit di kornea mata dan retinopati. Sedangkan imunosupresif memberi efek sampingan berupa mual atau muntah, gangguan darah, ginjal, dan mudah terkena infeksi.
Meski efek sampingan tak dapat dihindarkan (yang bisa hanya mengurangi), pengobatan mesti dilakukan. "Pencegahan penyakit ini belum bisa dilakukan karena penyebab pastinya saja belum diketahui,"
Meski begitu, kalau sudah positif terkena lupus, segala upaya
mesti tetap dilakukan agar penderita bisa menikmati hidup dengan baik."Odapus bisa bertahan lebih lama dengan penggunaan obat secara terkontrol
DANI INI SEKEDAR INFO jika IBu mengalaminya SEGERA ke DR YANG TERPERCAYA untuk mendapatkan PENANGANAN LEIH LANJUT