Anak yang masih kecil sering mengalami cedera kepala, entah disebabkan karena jatuh, terbentur atau kecelakaan lainnya. Umumnya cedera kepala yang terjadi merupakan cedera ringan, tapi harus tetap menjadi perhatian karena adanya bahaya untuk mengalami cedera pada otak.

Gejala yang dapat ditemukan antara lain luka berdarah, benjolan maupun memar. Dapat disertai juga dengan cedera pada otak, yang mempunyai tanda dan gejala seperti pingsan, anak kelihatannya mengantuk terus, rasa pusing, mual dan muntah, pandangan kabur dan hilang ingatan. Bila dari lubang telinga anak atau telinga mengeluarkan cairan berwarna merah seperti darah atau kekuningan, kemungkinan itu merupakan cairan otak, yang menandakan adanya keretakan pada tulang tengkorak, yang memerlukan penanganan medis secepatnya.

Bila anak kehilangan kesadaran (pingsan), mengantuk, bingung, muntah yang terus menerus, kejang atau mengeluarkan cairan dari lubang telinga atau hidungnya, segeralah bawa ke rumah sakit. Ini kemungkinan merupakan petunjuk bahwa cederanya mengenai bagian otak. Jangan tunggu-tunggu lagi. Di rumah sakit biasanya akan dilakukan serangkaian pemeriksaan seperti ronsen tulang tengkorak, untuk menentukan apakah benar telah terjadi keretakan pada tulang tengkorak, pemindaian CT dan MRI untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan atau perdarahan pada otak. Bedah otak mungkin diperlukan untuk mengatasi tekanan pada otak yang timbul akibat perdarahan.

Untuk cedera yang tidak berat, biasanya anak akan normal kembali setelah istirahat beberapa hari, tapi gejala seperti pusing, nyeri dapat ditemukan hingga 1-2 minggu. Pada cedera kepala berat, gejala seperti kesulitan belajar, sulit menggerakan bagian tubuh, hilangnya daya ingat atau perubahan kepribadian dapat terjadi. Hal ini memerlukan perawatan yang lebih lanjut dari ahli-ahli yang terkait.