Menu makan sahur akan sangat berpengaruh pada kualitas puasa serta kesehatan si Kecil. Jika ingin puasanya berjalan dengan lancar, maka menu sahur untuk si Kecil harus benar-benar diperhatikan. Pastikan si Kecil mengonsumsi cairan dengan cukup agar terhindar dari dehidrasi, salah satunya dengan memberikannya segelas susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil ya, Bu. Susu ini mengandung DHA 4x lebih tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya. 

Banner AKP
Banner Register

Ada menu sahur yang sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan efek negatif tertentu bagi tubuh. Apa saja ya menu sahur tersebut dan apa dampaknya? Cari tahu jawabannya dari informasi di bawah ini, yuk.

6 Menu Sahur yang Perlu Dihindari

Ibu perlu memilih menu sahur yang tepat untuk si Kecil konsumsi. Melansir dari Kementerian Kesehatan, menu sahur berperan penting dalam menjaga stamina tubuh selama menjalankan ibadah puasa dan beraktivitas di siang hari.

Berikut beberapa jenis menu sahur yang sebaiknya tidak dihidangkan untuk si Kecil yang masih belajar untuk berpuasa:

  1. Makanan Tinggi Lemak

    Makanan yang mengandung lemak memang tidak baik untuk tubuh. Makanan berlemak bisa berdampak dua hal, yakni menghambat proses pengeluaran makanan yang dapat menyebabkan sembelit atau malah mempercepat sistem pencernaan yang mengakibatkan diare.

    Artikel Sejenis

    Dampak yang dirasakan akan berbeda pada setiap anak, tergantung pada tipe lemak dan kecenderungan tubuh dalam bereaksi. Di samping itu, penumpukan lemak yang berlebih juga bisa meningkatkan risiko kenaikan berat badan sehingga bisa menyebabkan kegemukan.

    Jadi sebaiknya hindarilah menghidangkan makanan berlemak tinggi sebagai menu sahur, Bu. Gantilah pengolahan makanan yang biasanya digoreng menjadi dipanggang, dikukus, atau ditumis.

  2. Makanan Mengandung Banyak Garam atau Penyedap

    Selama puasa, si Kecil tidak akan minum hingga waktunya berbuka nanti. Wajar saja kalau ia akan merasa kehausan. Jangan memperparah rasa haus tersebut dengan memberikannya menu sahur berupa makanan yang mengandung banyak garam atau penyedap rasa ya, Bu.

    Makanan tinggi garam bisa memicu rasa haus, sehingga akan membuat si Kecil akan merasa sangat kehausan. Contoh makanan tinggi garam yang sebaiknya dihindari adalah makanan kaleng atau berpenyedap.

    Saat memasak, Ibu juga lebih baik mengurangi pemberian garam atau penyedap rasa pada masakan. Konsumsi makanan tinggi garam dalam jangka waktu lama juga tidak baik bagi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko terserang hipertensi atau darah tinggi.

    Baca juga: Tips agar Anak Semangat Bangun Sahur

  3. Karbohidrat Sederhana

    Dikarenakan si Kecil tidak makan selama berjam-jam, maka ia akan membutuhkan pasokan makanan yang tepat. Hindari memberikan si Kecil menu sahur yang mengandung karbohidrat sederhana, karena jenis karbohidrat ini cepat diserap oleh tubuh.

    Diketahui bahwa karbohidrat sederhana umumnya akan habis terserap tubuh dalam waktu 4-5 jam. Akibatnya, si Kecil akan cepat merasa lapar dan berdampak pada rasa lemas dan lesu di sisa waktu puasanya. 

    Contoh karbohidrat sederhana misalnya adalah kue, tepung, mie instan, soft drink, dan gula pasir. Sebagai gantinya, pilih jenis karbohidrat kompleks yang lebih lama diserap oleh tubuh seperti gandum, nasi merah, oat, ubi, kentang, dan barley.

  4. Makanan Pedas

    Menu sahur makanan pedas yang harus dihindari - ibudanbalita

    Menu sahur yang mengandung rasa pedas cepat menimbulkan rasa haus di tenggorokan, sehingga si Kecil ingin minum terus-menerus. Tak hanya itu, bagi penderita maag makanan pedas juga dapat meningkatkan asam lambung yang bisa memicu rasa nyeri pada perut bagian atas.

    Sebagian besar anak juga tidak mampu mengonsumsi makanan pedas karena memiliki lambung yang lemah. Akibatnya, perut si Kecil akan terasa sakit dan berujung pada diare. Maka dari itu, menu sahur berupa makanan pedas sangat tidak direkomendasikan untuk diberikan pada si Kecil.

  5. Makanan atau Minuman Manis

    Bila makanan dan minuman manis dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka karena dapat mengembalikan energi, tapi saat sahur adalah kebalikannya. Mengonsumsi gula yang terlalu banyak sebagai menu sahur dapat memicu rasa haus berlebih. Di samping itu, perut juga bisa menjadi kembung dan terasa tidak nyaman.

    Sebaiknya, hindarkan si Kecil dari menu sahur yang mengandung gula berlebih. Ibu boleh mengganti gula dengan pemanis alami seperti gula yang lebih bermanfaat bagi tubuh. Si Kecil juga lebih baik tidak dijauhkan dari permen, cokelat, dan minuman kemasan.

    Baca juga: 4 Fakta dan Mitos Makanan Manis, Bikin Anak Hiperaktif?

  6. Minuman Berkafein

    Minuman yang mengandung kafein itu bersifat diuretik, artinya dapat meningkatkan kadar urin. Jika dikonsumsi oleh si Kecil sebagai menu sahur, maka ia dapat merasakan haus yang berlebihan. Minuman berkafein ini contohnya adalah teh.

    Sebaiknya berikan si Kecil air putih, air kelapa, jus buah, atau susu sebagai penutup menu sahur. Pastikan Ibu memilih susu yang selain dapat membantunya tetap berenergi selama puasa, juga dapat membantu tumbuh kembangnya untuk menjadi anak yang cermat dan kuat. 

Dengan menghindari menu sahur di atas, ia pun bisa lebih maksimal dalam menjalankan ibadah puasanya. Jangan lupa ajarkan juga si Kecil doa makan sahur ya, Bu. 

Memastikan si Kecil mengonsumsi makanan sehat selama puasa sangat penting dilakukan, karena ia masih dalam tahap belajar. Pencernaan dan daya tahan tubuhnya juga belum sebaik orang dewasa, sehingga Ibu harus lebih selektif.

Selain itu, mengonsumsi makanan sehat dapat memaksimalkan fungsi otak si Kecil. Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA 4x lebih tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil.

Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. 

Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil. Selain mengandung DHA 4x lebih tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.

Untuk mencukupi kebutuhan gizi harian si Kecil secara tepat, ada baiknya Ibu menggunakan fitur Kalkulator Gizi dari Akademi Keluarga Prima. Pemberian gizi yang tepat dan adekuat sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang si Kecil. Jadi, langsung cobain fiturnya sekarang juga ya, Bu.

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!