Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) menjelaskan indikator tinggi badan anak menentukan status gizinya, apakah si Kecil kekurangan gizi, gizinya tercukupi, kelebihan gizi, atau bahkan gizi buruk. Maka dari itu, penting bagi Ibu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan. Sebenarnya, tinggi badan anak bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari faktor genetik, asupan nutrisi, dan lingkungan sekitar. 

Banner Register
Banner AKP
Banner Register

Saat semua faktor ini terpenuhi dan seimbang, tinggi badan anak pun akan lebih optimal. Namun sayangnya masih banyak orang tua yang belum mengetahui bahwa tinggi badan anak berkaitan dengan status gizinya, sehingga banyak pula anak yang tumbuh dengan tinggi badan yang kurang ideal hingga mengalami stunting. 

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Selain masalah pada tinggi badan, anak stunting juga rentan mengidap penyakit, tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, serta produktivitas menurun.

Menurut laman resmi p2ptm.kemkes.go.id, penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak, yaitu periode sejak janin hingga si Kecil berusia dua tahun. 

Selain itu, kurangnya kebersihan lingkungan, faktor ekonomi, buruknya fasilitas sanitasi, dan minimnya akses air bersih bisa menjadi penyebab stunting. Permasalahan tinggi badan anak seperti stunting ini bisa Ibu cegah dengan memenuhi kebutuhan gizi harian sejak Ibu hamil, menyusui, si Kecil mengonsumsi MPASI, dan makanan padat seiring pertambahan usianya. 

Artikel Sejenis

Tinggi badan anak yang ideal bisa dilihat dari usia dan jenis kelaminnya. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes RI) yang mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), patokan tinggi badan anak ideal bisa dilihat dari grafik pertumbuhan. Berikut gambaran singkat tinggi badan anak yang bisa jadi acuan Ibu saat memantau pertumbuhan si Kecil:

Tinggi badan anak laki-laki yang ideal berdasarkan usianya adalah:

  • Usia 1 tahun: 72 – 78 cm
  • Usia 2 tahun: 82 – 92 cm
  • Usia 3 tahun: 83 – 95 cm
  • Usia 4 tahun: 84 – 97 cm
  • Usia 5 tahun: 85 – 98 cm

Sedangkan tinggi badan anak perempuan yang ideal berdasarkan usianya adalah:

  • Usia 1 tahun: 70 – 78 cm
  • Usia 2 tahun: 80 – 92 cm
  • Usia 3 tahun: 82 – 95 cm
  • Usia 4 tahun: 83 – 96 cm
  • Usia 5 tahun: 84 – 97 cm

Cara Mengoptimalkan Tinggi Badan Anak

Pertumbuhan setiap anak memang berbeda-beda karena dipengaruhi berbagai faktor. Namun, ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengoptimalkan tinggi badan anak, di antaranya:

  1. Penuhi makanan bernutrisi tinggi

    Penuhi asupan nutrisi si Kecil dengan memberikan makanan bergizi dan menerapkan pola makan sehat. Saat si Kecil sudah dikenalkan dengan berbagai jenis makanan saat MPASI, saatnya Ibu berikan makanan dengan zat gizi seimbang, mulai dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. 

    Protein merupakan zat gizi paling penting yang dibutuhkan oleh tubuh dalam masa tumbuh kembang anak. Ibu bisa mendapatkan makanan bergizi dari sumber protein hewani dan protein nabati. Protein hewani meliputi susu, telur, ikan, daging merah, daging putih, serta hasil olahannya. 

    Protein nabati di antaranya kacang-kacangan, sayuran, dan buah. Protein yang ada di dalam makanan tersebut akan dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yang disebut asam amino. Asam amino ini memang banyak jenisnya, namun yang paling penting adalah 9 asam amino esensial (9AAE). Kehadirannya sangat penting dalam tumbuh kembang, salah satunya mengoptimalkan tinggi badan anak. 

    Baca juga: Manfaat Asam Amino Esensial (9AAE) untuk Pertumbuhan Anak

    Perlu Ibu ketahui, protein hewani termasuk sumber protein paling penting dan dibutuhkan oleh tubuh si Kecil dibandingkan protein nabati. Sebab, protein nabati memiliki asam amino pembatas yang menyebabkan asam amino lainnya tidak terserap dengan baik di dalam tubuh. 

    Sementara, kebutuhan 9AAE ini harus terpenuhi dalam 9 jenis yang lengkap dan jumlah yang tepat agar tinggi badan anak dan perkembangannya optimal. 9 jenis asam amino esensial meliputi leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, lisin, dan histidin. 

    Jika kekurangan 1 jenis asam amino esensial, maka akan mengurangi fungsi optimal yang dibutuhkan oleh tubuh anak. Hal ini dibuktikan juga dalam sebuah penelitian di National Center for Biotechnology Information yang menjelaskan bahwa kekurangan satu jenis 9 asam amino esensial (9AAE), maka akan menurunkan kinerja hormon pertumbuhan sebanyak -34%. Sementara, kekurangan semua jenis 9 asam amino esensial (9AAE) akan menurunkan hormon pertumbuhan sebanyak -50%. 

  2. Berikan si Kecil susu

    Salah satu cara agar tinggi badan anak lebih optimal adalah dengan memberikannya susu yang bernutrisi. Pemberian susu ini bisa dimulai sejak periode ASI dan dilanjut dengan konsumsi susu bubuk pertumbuhan yang tepat. Seperti yang diketahui, susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting untuk pertumbuhan anak. Oleh karenanya, asupan ini harus tercukupi sebaik mungkin agar tinggi badan anak lebih ideal. 

    Dalam memilih susu untuk anak, Ibu juga harus cermat dalam melihat kandungan nutrisi di dalamnya. Pilihlah susu dengan kandungan 9 asam amino esensial (9AAE) yang lengkap seperti susu Frisian Flag PRIMAGRO 1+

    Susu Frisian Flag PRIMAGRO 1+ juga mengandung kombinasi 8 nutrisi penting untuk dukung kreativitas si Kecil, di antaranya DHA 4x lebih tinggi, asam lemak omega 3, asam lemak omega 6, minyak ikan, kolin, sphingomyelin, asam sialat, dan tirosin tertinggi.

    Susu pertumbuhan ini pun diperkaya 5 nutrisi penting lainnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, seperti zat besi, vitamin D3, zinc, magnesium, dan vitamin C tertinggi yang dikombinasikan dengan 9 Asam Amino Esensial (9AAE), serta mengandung serat pangan inulin yang dapat mendukung kesehatan saluran pencernaan si Kecil.

  3. Tidur yang cukup 

    Selain memenuhi asupan nutrisi harian, kualitas tidur juga berpengaruh terhadap tinggi badan anak lho, Bu. Sebab, hormon pertumbuhan akan bekerja lebih maksimal saat si Kecil tidur. Untuk anak usia 1-2 tahun membutuhkan waktu tidur selama 11-14 jam, sementara anak usia 2-5 tahun membutuhkan waktu tidur selama 10-13 jam. 

  4. Rutin berolahraga

    Ibu pasti sering mendengar jika olahraga bisa membuat tinggi badan anak meningkat. Anggapan itu memang benar lho, Bu. Membiasakan anak bergerak aktif dan berolahraga sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan tinggi badan anak. Jenis olahraga yang bisa si Kecil lakukan antara lain berenang, basket, lompat tali, dan senam. Sesuaikan jenis olahraga dengan usia dan kemampuan si Kecil ya, Bu. 

Upaya mengoptimalkan tinggi badan anak harus Ibu lakukan sejak usia dini hingga ia memasuki masa pubertas karena tinggi badan anak akan mencapai puncaknya pada akhir masa tersebut. 

Untuk memastikan tinggi badan anak sudah ideal atau belum, sebaiknya Ibu membawa si Kecil ke posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya secara rutin untuk memantau tumbuh kembangnya. Jika tinggi badan anak mengalami gangguan atau tidak sesuai dengan kriteria dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), segeralah konsultasi ke dokter untuk dilakukan penanganan lebih tepat ya, Bu.