Cara ibu berinteraksi ibu pada tahun pertama kelahiran bayinya ternyata berhubungan kuat dengan kelakuan anak dari balita hingga usia remaja.

Perlakukan ibu dan temperamen sang bayi yang meresponsnya akan membentuk kelakuan anak-anaknya setelah besar nanti. Demikian hasil penelitian yang Benjamin Lahey dan timnya dari University of Chicago Amerika Serikat seperti dlansir Sciencedaily, Sabtu (18/7/2009).

Peneliti melihat hubungan antara temperamen sang bayi dengan kemampuan ibu dalam mendidik selama tahun pertama kehidupan pada 1.800 anak usia 4-13 tahun.

Pengukuran temperamen pada bayi ini meliputi tingkat aktifitas serta bagaimana tingkat ketakutan sang yang tidak dapat diprediksi, bayi yang rewel, serta kondisi anak-anak yang tidak kelihatan tidak nyaman dengan kondisinya.

Peneliti melihat bagaimana ibu menstimulasi sang bayi secara intelektual, bagaimana tanggapan orang tua terhadap permintaan sang anak dan apakah orang tua menggunakan pukulan atau kekerasan fisik lainnya.

Tingkah laku anak akan memiliki masalah dikehidupan nantinya seperti mencuri, berbohong, bermasalah dengan gurunya, menjadi tidak patuh baik di sekolah maupun di rumah, suka kekerasan dan menunjukkan tidak adanya penyesalan setelah melakukan kesalahan tersebut.

Hasil ini mengindikasikan bahwa tingkat maternal dari temperamen sang bayi dan gaya orang tua mendidik selama tahun pertama cukup mengejutkan dengan tingkat maternal masalah kelakuan anak hingga memasuki usia 13 tahun.

Rewel pada bayi yang berkurang dan bayi yang lebih bisa diprediksi adalah ciri dari bayi yang distimulasi secara intelektual oleh ibunya pada tahun pertama kehidupan.

Hasil ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa intervensi yang berfokus pada perilaku orang tua selama tahun pertama kehidupan akan memberikan keuntungan dalam mencegah masalah yang berhubungan dengan kelakuan anak nantinya.

Maka, penting bagi ibu untuk memberikan pendidikan cara pengasuhan yang benar pada bayi sejak dini, untuk menghindari perilaku buruk sang anak nantinya.