Tersedak, muntah, kembung atau kolik saat menyusu? Problema ini yang paling sering dialami dalam proses laktasi, mungkin juga termasuk bayi Anda. Simak kiat-kiat untuk mengatasinya.

1.Tersedak. Saat menyusui bayi, timbul refleks oksitosin dari hormon oksitosin atau hormon yang merangsang produksi ASI. Refleks ini menyebabkan prpduksi ASI berlimpah. Akibatnya, bayi jadi tersedak gelagapan mengisap ASI yang ‘banjir’ itu. Cara mencegahnya, susui bayi dengan posisi duduk dengan punggung setengah tegak. Maka arah aliran ASI jadi ke atas dan tidak terlalu deras. Atau, keluarkan dulu sebagian ASI dalam wadah steril. Jika bayi terlanjur teredak, sendawakan dengan cara digendong atau ditengkurapkan.
2.Terlanjur diberi susu formula. Bayi biasanya diberikan susu formula dalam botol, akibatnya bayi menolak saat diberikan ASI melalui puting ibu. Anda bisa melatihnya menyusu kembali. Caranya, beri ASI dengan cara spoon feeding (pemberian dengan sendok). Hal ini akan membantunya melupakan minum susu dari botol. Setelah beberapa saat, coba lagi susui. Peralihan ini bisa berlangsung beberapa hari, tergantung berapa banyak dia minum susu dari botol.
3.Muntah. Biasanya akibat overfeeding. Karea itu bayi jangan terlalu lama disusui. Lebih baik susui sebentar tapi sering, karena kapasitas lambung bayi, maksimal 100 cc. Untuk menghindarinya, sendawakan bayi setelah menyusu, lalu tidurkan dengan posisi miring ke kiri untuk mencegah makanan di lambung balik kembali.
4.Kembung atau kolik. Terjadi bila terlalu banyak udara yang masuk ke lambung bayi. Kalau dia menyusunya dalam posisi yang benar (tidak berbunyi “cup-cup-cup”), berarti tak ada udara yang masuk. Bisa terjadi karena makanan yang dikonsumsi ibu mengandung gas. Misalnya, cokelat, sawi, dan kol. Bila bayi kembung atau kolik, gendong tengkurap menghadap ke depan, dan tekan sedikit perutnya agar gasnya keluar. Kalu bayi sudah bersendwa atau buang angin, berarti gasnya sudah keluar.