Melakukan stimulasi pralahir bukan berarti mengharapkan bayi yang baru lahir langsung bisa mandiri atau beraktivitas seperti berbicara, membaca, berlari dan sebagainya. Namun prinsipnya, berkomunikasi dengan janin sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Memang berbagai penelitian ilmiah menunjukkan, saat terbaik untuk mulai berkomunikasi dengan si kecil adalah ketika ia masih dalam kandungan. Asal tahu saja, janin sebenarnya dapat mendengar suara, merasakan sentuhan, gerakan, getaran bahkan emosi sang ibu. Contoh konkretnya, gerakan "menendang" yang dilakukan janin merupakan respons terhadap sesuatu yang dirasakannya.

Dalam upaya menstimulasi, penting pula keterlibatan/peran serta sang suami dan anggota keluarga lainnya seperti si kakak atau anak sulung. Dengan begitu, janin akan merasakan suasana hangat dan kebersamaan yang membuatnya merasa diterima sepenuhnya oleh seluruh anggota keluarga. Manfaat bagi si kakak, melibatkannya dalam stimulasi ini bisa mengurangi kadar kecemburuannya akibat merasa tak lagi diperhatikan oleh orang tua dan orang-orang di sekelilingnya. Melibatkannya justru akan membuatnya terpanggil untuk ikut menyayangi dan melindungi adiknya, serta tak menjadikannya sebagai saingan.

Bagi kedua orang tua, upaya stimulasi pralahir juga merupakan latihan untuk mempersiapkan kehadiran sang buah hati. Stimulasi juga sekaligus dapat mengembangkan ikatan cinta dan kasih sayang serta ikatan emosional di antara mereka berdua, sekaligus terhadap bayi yang tengah mereka nanti-nantikan kehadirannya.

ANEKA STIMULASI
Umumnya, stimulasi pralahir bisa dimulai sejak usia kandungan 16 minggu atau empat bulan hingga menjelang persalinan. Penting untuk melakukannya secara terpola/terstruktur untuk memudahkan janin belajar. Namun tak perlu berlebihan agar janin tetap memiliki waktu beristirahat. Cukup luangkanlah waktu khusus setidaknya 5-10 menit setiap pagi dan malam hari untuk berkomunikasi dengan janin. Bisa di rumah, di kantor, bahkan di atas kendaraan. Ada beragam jenis stimulasi yang dapat dilakukan:

* Stimulasi suara
1. Memperkenalkan diri
Ibu dan ayah pertama kali berkomunikasi dengan cara memperkenalkan diri, misalnya, "Nak, ini ibu dan ini ayah". Niscaya janin dapat mendengar kata-kata tersebut. Ucapkan secara berulang, perlahan dan nada suara yang lembut. Bagi sang ayah, dekatkan kepala pada perut ibu dan tempelkan pipi pada perut lalu berkomunikasilah dengan bayi. Jika terasa ada gerakan atau "tendangan" itu menunjukkan adanya respons dari janin. Begitulah cara bayi bereksplorasi dan belajar sesuatu tentang dunianya.

2. Membacakan cerita
Di waktu lain, upayakan untuk membacakan sebuah cerita atau kisah. Tak perlu panjang-panjang, cukup 10 menit. Janin mendapatkan sensasi untuk merasakan pengalaman berlatih berkata-kata. Ayah juga bisa ikut membacakan cerita agar bayi dapat selalu mendengar suara ayahnya. Kenapa? Karena hubungan antara ayah dan bayi berkaitan dengan kemampuan sosial si anak di kemudian hari.

3. Memperdengarkan suara musik
Tak hanya irama jantung ibu yang didengar, perkenalkanlah juga bayi dengan irama di luar rahim misalnya suara gendang kecil. Dekatkan alat musik tersebut pada perut ibu, bunyikan irama yang terpola dan lembut. Upaya lainnya yang bisa dilakukan adalah bernyanyi atau bersenandung. Iramakan nada-nada indah dan menyenangkan agar bayi merasa tenang.

Cara lainnya adalah mendengarkan tape recorder atau walkman. Ibu bisa memutarkan lagu-lagu klasik gubahan Mozart yang sangat bermanfaat bagi janin. Menurut penelitian DR. Van de Carr, janin dalam rahim dapat bereaksi terhadap irama yang memasuki lingkungannya sehingga dapat membuatnya merasa tenang. Stimulasi dengan irama musik ini juga konon dapat memengaruhi bakat musik anak kelak. Langkah memperdengarkan suara musik ini selain bermanfaat buat janin juga bisa membuat ibu relaks dan bahagia menjalani kehamilannya.

* Stimulasi dengan gerakan tangan
1. Membelai
Letakkan jari-jemari pada posisi punggung janin, yakni di sekitar bagian bawah perut. Lakukan gerakan membelai membelai punggung janin dari bawah sampai mencapai bagian atas perut yang merupakan posisi pantat bayi. Barengi belaian ini dengan mengucapkan kata-kata lembut.

2. Mengusap
Terlebih dulu tentukan posisi punggung dan pantat bayi. Gunakan gerakan mengusap dengan jari dan telapak tangan terbuka. Kemudian usap-usaplah bagian perut dengan gerakan melingkar dan sedikit tekanan. Lakukan dengan diiringi nyanyian atau alunan musik klasik.

3. Menepuk
Lakukan gerakan menepuk dengan lembut. Tepukan dilakukan pada bagian atas perut yang merupakan posisi punggung atau pantat bayi. Akan tetapi jika dideteksi ternyata posisi janin sungsang, maka gerakan menepuk bisa dilakukan di bagian bawah perut. Lakukanlah dengan cara merapatkan jari-jemari lalu telapak tangan menepuk secara halus. Biasanya janin akan memberi respons dengan cara "menendang" atau melakukan gerakan lainnya. Lakukan pula menepuk di tempat yang berbeda-beda dan perhatikan apakah ia akan memberi respons juga. Yang jelas, jangan menepuk terlalu keras sampai si ibu merasa sakit atau tak nyaman.

4. Menekan
Cobalah meletakkan tangan pada kedua sisi perut. Gunakan ujung jari untuk menentukan posisi janin. Rasakan bagaimana posisi badan dan kepalanya. Selanjutnya, tempatkan kedua tangan pada kedua sisi janin dan lakukan dengan sedikit tekanan lembut. Kemudian lakukan gerakan menekan secara merata secara perlahan. Yang perlu diperhatikan, jangan menekan terlalu keras.

5. Mengguncang
Langkah pertama, ketahui posisi punggung dan pantat janin. Kemudian letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut tempat dimana punggung dan pantat janin berada. Selanjutnya, gerakkan tangan ke atas dan dan biarkan perut kembali ke posisi semula setelah mengangkatnya. Peganglah perut dengan erat namun jangan mengguncangkan terlalu keras.

SARAT MANFAAT
* Penelitian yang dilakukan DR. Van De Carr pada tahun 1979 mengenai manfaat stimulasi atau latihan dan pendidikan pralahir menunjukkan bahwa beberapa kebiasaan baik yang dibentuk secara konsisten oleh ibu hamil pada dirinya sendiri maupun janinnya selama kehamilan ternyata dapat mengurangi pelbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang bayi lahir.

* Jalinan komunikasi dengan janin akan menciptakan suasana saling percaya antara ibu dan calon bayinya. Jadi, latihan stimulasi bukan dimaksudkan untuk memaksa bayi belajar melainkan sebagai aktivitas yang betul-betul menyenangkan bagi ibu maupun janin. Kelak janin akan lahir sebagai bayi yang sehat secara fisik dan cerdas secara emosional.

* Sel-sel saraf otak janin lebih aktif berkembang yang nantinya bermanfaat bagi pertumbuhan otak kiri dan otak kanan. Dengan kata lain, terdapat keseimbangan antara fungsi otak kiri dan otak kanan (antara IQ dan EQ) yang membuat si anak kelak termotivasi untuk terus belajar.

* Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, memiliki kepercayaan diri, mampu meyerap banyak hal, bisa memahami perasaan orang lain atau berempati serta lebih siap mempelajari lingkungannya.

* Studi ilmiah menunjukkan, stimulasi pralahir dapat menenangkan hati dan merangsang gerak dan denyut jantung janin selagi masih dalam kandungan, serta merangsang kreativitas dan kecerdasan anak di kemudian hari.

YANG HARUS DIPERHATIKAN
Berkaitan dengan latihan atau stimulasi pralahir ini, maka orang tua sebaiknya memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
* Lakukan pembekalan dengan mengikuti program pendidikan pralahir agar dapat mempersiapkan dan menstimulasi calon bayi dengan lebih baik.
* Lakukanlah stimulasi secara konsisten dan teratur agar hasilnya maksimal. Yang jelas, stimulasi yang berlebihan juga tidak baik.
* Perhatikan asupan gizi makanan yang dikonsumsi ibu. Lakukan olahraga secara teratur dan terukur tanpa harus melakukan aktivitas berlebih dan melelahkan.
* Jangan lupa untuk senatiasa menjaga kondisi fisik dan psikis ibu karena akan memengaruhi pertumbuhan janin. Jalanilah kehamilan dengan suasana menyenangkan. Kondisi ibu yang stres dan sebagainya dapat mengganggu proses stimulasi.