Nikmati Mendidik Anak
Oleh KH Abdullah Gymnastiar
ManajemenQolbu.Com :
Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin.
Mendidik anak bukanlah sebuah prosedur khusus atau sebuah kursus dengan kurikulum tertentu yang menjadikan anak sebagai peserta wajibnya.

Perlakuan anak jikalau demikian, seolah kurang manusiawi. Anak sepertinya harus tumbuh sesuai dengan 'keinginan' orang tua sehingga kreativitasnya terhambat. Padahal setiap anak memiliki potensi yang berbeda. Sekarang adalah tinggal para pendidiknya (baca : orang tua dan guru) yang bisa mendampingi anak menemukan dirinya. Caranya tentu tidak sekaku sebuah arena pendidikan formal seperti dianalogikan sebuah kursus, melaikan bisa melalui peristiwa - peristiwa keseharian yang bisa menjadi pintu masuknya unsur - unsur pendidikan bagi anak - anak.

Membantu anak berfikir kreatif

Latih anak dengan pertanyaan -pertanyaan alasan mengapa kita melakukan sesuatu menurutnya. Misalnya mengapa kita harus mandi tiap hari. Biarkan anak bereksplorasi dengan jawaban - jawabannya. Jangan menyalahkan jawabannya sekalipun jawabannya itu salah, akan tetapi ajak anak mengembangkan pikirannya untuk mencari jawaban lainnya misalnya dengan pertanyaan. "Terus apa lagi?" dan seterusnya.

Melatih anak berdikusi

Ketika anak mengatakan sesuatu pendapat, ajaklah anak menemukan alasan atau motifnya dengan memperlihatkan keingintahuan kita terhadap apa yang diungkapkan anak. Tapi jangan menggirinya pada jawaban yang 'seharusnya' atau diinginkan orang tua misalnya dengan menyudutkannya untuk memberikan alasan yang jelas. Hal tersebut akan mengakibatkan anak mencari alasan yang lain yang bisa menyenangkan (memuaskan) orang tua padahal itu bukan alasannya.

Menanamkan kebiasaan membaca

Tidak perlu harus menunggu anak masuk usia 2 hingga 6 tahun. Sebenarnya ini bisa dilakukan juga pada anak masih 4 bulan! Tujuannya tentu bukan agar si anak memahami isi bacaan akan tetapi merangsang aspek - aspek phisikisnya. Bukunya pun lebih yang berbentuk buku bergambar yang berwarna warni dan sedikit kata. Dengan membacakan buku tersebut pada anak, akan merangsang koqnisi, komunikasi, sosial dan afeksi. Keikutsertaan anak memegam buku pun akan membuat anak merasakan keterlibatan secara emosional.

Menghindari kesalahan memotivasi anak
Membuat anak bersalah ketika ia tidak berbuat sesuai dengan keinginan orang tua dengan harapan anak termotivasi untuk berbuat lebih baik (baca : menurut orang tua), justru akan membuat anak rendah diri, tidak percaya diri dan sebagainya. Demikian juga jikalau pun kita membandingkan anak dengan orang lain yang dianggap lebih. Bukannya anak termotivasi untuk berbuat seperti orang lain tersebut melainkan justru membuat anak tidak merasa berharga. Sikap terbuka dan mau mendengarkan anak serta mendampinginya. Akan lebih berharga bagi anak, sehingga anak lebih termotivasi melakukan hal - hal yang prestatif dan membanggakan orang tuanya.

Anak adalah amanat Sang Pencipta pada orang tua, keluarga dan masyarakat yang harus di kelola sebagai aset masa depan. Wajah masa depan sebuah negeri dapat dilihat dari bagaimana kualitas anak-anak masa kini.

Sumber : MQ Media