Ibu mana yang tidak kecewa kehilangan janinnya? Padahal di bulan-bulan sebelumnya ia sudah mengalami morning sickness bahkan mengidam. Hasil test pack juga menunjukkan dirinya positif hamil. "Teman saya bilang, janin saya diculik jin, tapi saya tak percaya 100 persen. Sebenarnya apa yang terjadi?" lanjut sang ibu.

Memang betul, kondisi kehamilan yang dialami ibu tersebut terkesan tidak wajar. Namun bukan berarti ada hal-hal berbau mistik/supranatural di balik itu. Dari kajian medis, apa yang dialaminya dikenal dengan istilah blighted ovum. Inilah kondisi kehamilan dimana janin tidak berkembang sempurna akibat telur yang telah dibuahi gagal tumbuh menjadi janin.

Sayangnya, hingga sekarang masih belum tersedia teknologi untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Pemeriksaan USG transvaginal memang dapat menunjukkan kecurigaan ke arah itu. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong alias tidak didiami janin.

PENGARUH HORMON
Meski tak ada janin, blighted ovum bisa membuat ibu merasa hamil sungguhan. Ini wajar saja karena ibu memang mengalami beberapa gejala kehamilan, seperti menstruasi terhenti, mengalami mual dan muntah, perut makin membesar dan payudara mengeras. Bahkan hasil pemeriksaan air seni melalui test pack maupun laboratorium, bisa saja menunjukkan hasil positif.

Mengapa bisa seperti itu? Begini penjelasan ilmiahnya. Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab (di antaranya kualitas telur/sperma yang buruk, atau terdapat infeksi TORCH), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam di dalam rahim. Lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan lainnya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.

Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah ibu hamil mengeluh adanya perdarahan sedikit dari kemaluan. Perlu diketahui juga, perut yang membesar seperti orang hamil, tidak hanya bisa disebabkan blighted ovum. Mungkin saja ada penyakit lain misalnya tumor rahim atau penyakit usus.

PENANGANAN BLIGHTED OVUM
Jika telah ditegakkan diagnosis blighted ovum, berikut tindakan selanjutnya yang dianjurkan:
1. Mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim
Keadaan janin gagal tumbuh biasanya akan menimbulkan keguguran spontan. Kalaupun tidak, begitu ada kecurigaan terjadinya blighted ovum, tetap perlu dilakukan penguretan. Tindakan ini bermanfaat untuk menghindari perdarahan atau infeksi yang mungkin terjadi jika kelak si ibu benar-benar hamil. Hasil kuretase selanjutnya akan diperiksa/dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum.

2. Mencari penyebab
Penyebab blighted ovum cukup beragam, di antaranya:
kelainan kromosom, rendahnya kadar hormon beta HCG, kualitas sperma atau sel telur yang buruk, embrio mengandung cacat berat sehingga gagal tumbuh, infeksi bakteri streptokokus, infeksi virus rubela dan toksoplasma. Melalui berbagai pemeriksaan bisa diketahui penyebab mengapa janin gagal tumbuh.

Jika disebabkan kelainan kromosom, maka tidak banyak yang bisa dilakukan karena sudah merupakan kelainan bawaan. Namun jika karena infeksi TORCH atau streptokokus, masih dapat diobati agar kehamilan seperti ini tidak terulang kembali. Dengan kata lain, setelah menjalani pengobatan atau terapi dengan baik, tidak tertutup peluang bagi ibu untuk dapat hamil yang sebenarnya.

HAMIL ANGGUR: SERUPA TAPI TAK SAMA
Selain blighted ovum, hamil anggur juga menunjukkan gejala seperti hamil betulan, semisal perut membesar, perasaan mual, muntah, atau pusing dengan gejala yang lebih parah. Muncul pula perdarahan yang bahkan bisa sampai mengakibatkan anemia. Tes kehamilan juga menunjukkan hasil positif. Jadi, secara hormonal seperti hamil, tetapi sebenarnya tidak terdapat janin dalam kantung kehamilan.

Yang dimaksud hamil anggur (mola hidatidosa) adalah kehamilan dengan perkembangan tak wajar karena kantung kehamilan hanya berisi gelembung-gelembung putih dengan ukuran yang bervariasi. Sebenarnya ada beberapa macam hamil anggur, yaitu:
- Tidak disertai janin
- Disertai janin atau sebagian janin

Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Kemungkinan kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, tubuh kekurangan protein, dan kelainan pada sel telur atau sperma. Jika ibu diketahui mengalami hamil anggur, langkah penanganannya adalah mengeluarkan jaringan mola (gelembung). Mengingat kehamilan anggur dapat berubah menjadi suatu keganasan, maka pemeriksaan rutin harus tetap dilakukan selama 1-2 tahun setelah pengeluaran jaringan mola tersebut. Tindakan ini pun harus disertai dengan pemeriksaan hormon HCG secara berkala.