Wanita yang hamil di atas 45 tahun, baik ibu maupun janin memiliki resiko tinggi komplikasi, menurut temuan peniliti Israel. Salah satunya, wanita hamil diatas usia 45 tahun memiliki resiko tig akali lebih besar daripada wanita muda terkena diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Perempuan yang lebih tua juga memiliki tingkat lebih tinggi melahirkan premature dan plasenta previa. “Peningkatan usia menyebabkan kurang sehatnya seorang individu, sehingga memiliki risiko kehamilan yang lebih tinggi,” kata Dr. Maximilian Franz dari Universitas Kedokteran Wina.

Lebih banyak perempuan yang menunda kehamilan hari ini, menyebabkan para ahli mempertanyakan apakah mereka juga memikirkan konsekuensi terhadap ibu dan anak kelak. Untuk memahamai risiko pada kehamilan di usia lanjut, Dr. Yariv Yogev dan koleganya di The Aviv University melihat bagaimana wanita dari berbagai usia saat melahirkan.

Mayoritas wanita yang lebih tua hamil dengan menggunakan donor telur, dan 80 persen melahirkan melalui bedah Caesar dan 17 persennya mengalami diabetes selama kehamilan, 9 persen memiliki tekanan darah tinggi saat hamil, dan placenta previa terjadi pada hamper enam persen ibu.

Ibu hamil yang lebih tua mungkin mengalami demam dan pendarahan parah setelah kelahiran. Rata-rata, ibu dan bayi perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Dan beberapa bayi diantaranya memiliki masalah metabolik seperti gula darah rendah.

Franz mengatakan memang tidak selalu semua wanita hamil usia di atasa 40 tahun memiliki masalah. Namun benar, jika kehamilan di usia lanjut memiliki kemungkinan resiko lebih besar pada kehamilan. Menurut Franz, banyak wanita yang menggunakan teknologi reproduksi seperti donor telur juga membawa resiko. “Namun jika donor telur berasal dari wanita usia muda, kehamilan kemungkinan lebih sehat daripada menggunakan telur sendiri yang mungkin memiliki lebih banyak kelainan genetik,” imbuhnya.