Beri anak kesempatan untuk mencoba semua yang diminatinya sampai Anda dan tentu saja anak menemukan yang paling diminatinya.

Dengan memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak, Anda akan lebih cepat mengetahui mana yang sebetulnya menjadi bakat anak. Jadi, sangat tidak bijak bila kita buru-buru menilai anak berbakat menyanyi hanya karena ia sudah hafal satu dua lagu. Atau ia berbakat menjadi pelukis lantaran sangat gemar corat-coret dinding.

Cukup banyak teori yang mengungkapkan tentang bakat. Salah satunya bakat yang dibagi dalam 5 bidang, yaitu bakat intelektual umum, akademik khusus (seperti sastra, matematika, seni), kreatif produktif, psikososial, dan kinestetik. Namun, yang popular adalah pengenalan bakat berdasarkan multiple inteliigence (kecerdasan majemuk) yang dikembangkan Howard Gardner. Memang Gardner menggunakan kata kecerdasan sebagai pengganti kata bakat. Ada 9 kecerdasan yang diidentifikasi oleh Gardner, yaitu logis matematis, musikal, spasial-visual, lingusitik verbal, kinestetik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, esksitensial.

Setiap anak, pasti akan memiliki 9 kecerdasan tersebut, namun pasti akan memiliki satu-dua atau lebih yang terlihat sangat menonjol dalam dirinya. Tentu saja, stimulasi menjadi kunci penting agar bakat/kecerdasan tersebut berkembang optimal. Karena bila tidak diasah, dia hanya terpendam dalam dirinya tanpa berkesempatan menunjukkan eksitensinya.

Yang perlu diingat lagi, bakat/kecerdasan dan minat harus berjalan beriringan. Tanpa didukung minat, bakat akan berhenti di tengah jalan sebelum berkembang optimal. Dalam hal ini orangtua perlu mengenali ciri-ciri anak berbakat, di antaranya :

* Cepat Menguasai
Bila ia berbakat musik, sekali-dua kali diajari, langsung memperlihatkan kemampuannya yang menonjol dibanding anak lain.

* Menunjukkan Hasil Optimal
Ia akan memperlihatkan hasil yang optimal ketika memperlihatkan kemampuannya. Hasil seperti ini tak akan didapat anak-anak yang sekadar tekun namun kurang berbakat.

* Tidak Cepat Bosan
Biasanya ia tidak gampang bosan dengan bidang yang ditekuninya. Ia akan tetap semangat menjalani kegiatannya. Ia pun akan mau menerima tantangan demi tantangan.


KIAT MENGASAH BAKAT
Bila sudah menemukan apa yang paling diminati anak, orangtua bisa mengoptimalkannya dengan cara:

* Masuk Sanggar/Kursus/Klub
Entah itu sekolah vocal, sekolah musik, melukis, olahraga. Apapun pilihannya tentu saja sesuaikan dengan minat anak. Di klub atau sanggar, minat dan bakatnya dapat terukur. Kalau memang berbakat, anak bisa mengembangkannya secara maksimal, karena ia belajar mengenai teknik yang benar.

* Beri Kesempatan Ikut Lomba
Ia akan belajar untuk makin mengasah kemampuannya karena mempunyai pembanding. Perlombaan sekaligus juga mengajarkan dan melatih sportivitas. Dia belajar menang sekaligus belajar kalah. Jadi, bukan semata-mata mencari popularitas.

PERHATIKAN RAMBU-RAMBU MENGASAH BAKAT
Kuncinya, jauhkan pemaksaan! Namun, asahlah bakat dan minat dengan cara-cara menyenangkan. Berikut rambu-rambunya:

1. Stimulasi sesuai usia dan kemampuan
Berikan stimulus secara bertahap. Tambahkan tingkat kesulitan stimulus bila anak telah mampu menguasai tugas yang diberikan.

2. Batasi jumlah kursus.
Ikutkan anak pada kursus yang paling diminatinya. Tetap dengan porsi seimbang antara belajar, bermain, dan bersosialisasi.

3. Terlalu menekan
Anak-anak memang perlu dimotivasi. Namun, bila Anda terlalu menekannya, akan membuatnya kehilangan minat.

4. Hindari Sikap Ambisius
Bersikaplah wajar agar segalanya pun berjalan secara wajar. Bila orangtua terlalu berambisi, anak akan terbebani.